Mudah-mudahan berita di bawah benar-benar dilaksanakan di lapangan, sehingga

mengurangi beban bagi nelayan miskin, mengangkat kesejahteraan nelayan dan
pada akhirnya mengurangi jumlah penduduk miskin.
----------

Hadiah Tahun Baru dari Fadel Muhammad
http://dahlaniskan.wordpress.com/2009/12/29/hadiah-tahun-baru-dari-fadel-muhammad/

Kelompok masyarakat yang paling menantikan datangnya tahun baru kali ini
adalah
ini: jutaan nelayan. Mengapa?
Mulai 1 Januari 2010 minggu depan, semua nelayan di seluruh Indonesia
dibebaskan
dari segala macam bentuk pembayaran retribusi. Ini bukan saja berita besar
bagi
nelayan yang miskin itu. Tapi, ini adalah sejarah baru bagi Indonesia:
retribusi ternyata
bisa dihapus. Jangan-jangan, retribusi lain sebenarnya juga bisa dihapus!

Selama ini, meski semua orang mengakui nelayan adalah kelompok masyarakat
yang
berpenghasilan paling rendah, pemda-pemda masih “memeras” mereka dengan
berbagai
bentuk retribusi: ada retribusi tangkapan, ada retribusi angkutan ikan, ada
retribusi lelang
ikan, dan (bagi petani tambak) ada retribusi tambak. Ide menghapus retribusi
nelayan
itu datang dari Menteri Perikanan dan Kelautan Ir. Fadel Muhammad. Ini tentu
ide yang
amat radikal dan orisinal. Tentu saja awalnya ide brilian Fadel tersebut
ditentang seluruh
gubernur dan bupati/wali kota. Tapi, Fadel cuek saja. Dia sadar semua ide
brilian pasti
mendapat tentangan. Tidak kepalang tanggung, para gubernur mengadu ke
Presiden SBY
saat mereka bertemu presiden di Palangkaraya bulan lalu. Ini gara-gara Fadel
mengirimkan
surat edaran kepada seluruh gubernur agar menghapuskan retribusi nelayan.
Gubernur/bupati/ walikota merasa pendapatan asli daerah mereka terancam
hilang.
Padahal, daerah selalu mengagung-agungkan pendapatan asli daerah. Namun,
Presiden
SBY membela Fadel. Sebab, Fadel memang lebih dulu melaporkan rencana
kerjanya itu
kepada presiden sampai dua kali. “Nelayan itu kelompok masyarakat paling
miskin.
Kok tega-teganya masih dipungut berbagai retribusi,” ujar Fadel kepada saya
dalam
penerbangan dari Surabaya ke Jakarta kemarin petang. “Di Gorontalo, sewaktu
saya jadi gubernur di sana, saya bebaskan nelayan dari macam-macam retribusi
itu.
Hasilnya nyata. Nelayan mengalami peningkatan pendapatan. Mereka lebih
bergairah
mencari ikan,” tambahnya.

Kini Fadel rajin keliling daerah untuk memasyarakatkan idenya menghapus
berbagai
pungutan itu. Terutama menemui gubernur dan bupati/wali kota yang
memprotesnya.
Fadel selalu merayu kepala daerah itu agar menyadari bahwa mereka bekerja
untuk
rakyat miskin. “Ini ada rakyat miskin kok dipunguti,” katanya. Fadel
mengingatkan
bahwa pendapatan daerah dari retribusi ikan itu sungguh tidak seberapa.
Mungkin
untuk perjalanan dinas pejabatnya saja tidak cukup. Karena itu, kepala
daerah harus
merelakannya. Tapi, Fadel juga memberi jalan keluar kepada para kepala
daerah itu.
“Pendapatan asli daerah yang hilang itu akan saya ganti,” katanya. Diganti
dari mana”
“Saya akan berikan DAK sebesar kehilangan mereka,” katanya. Dia mencontohkan

Kabupaten Pasuruan yang kemarin dia kunjungi. “PAD dari retribusi nelayan
kurang
dari Rp 500 juta,” katanya. “Bagi pemda, itu kan kecil. Tapi, bagi nelayan
itu uang
besar,” tambahnya. Menurut Fadel, adalah wewenang menteri untuk menambah
atau
mengurangi DAK. Fadel sudah menghitung anggaran DAK yang ada di
kementeriannya
cukup untuk mengganti pendapatan asli daerah mereka yang hilang. Demikian
juga
provinsi seperti Jawa Tengah. Dia sudah menemui Gubernur Bibit Waluyo.
Penghasilan
Jateng dari menarik retribusi ikan ini mencapai Rp 14 miliar setahun. “Akan
saya ganti
Rp 20 triliun. Asal jangan memungut lagi dari nelayan,” katanya.

Selama ini nelayan yang melaut langsung dipungut retribusi Rp 1 juta untuk
setiap
perahu yang merapat ke pelabuhan. Lalu, ketika ikan itu diangkut dari
pelabuhan ke
tempat pelelangan ikan, dipungut lagi retribusi angkutan. Ketika ikan
dilelang di
pelelangan, dipungut lagi retribusi pelelangan. “Mulai 1 Januari nanti,
nelayan tidak
akan dipungut apa pun lagi,” kata Fadel.

Para gubernur dan bupati, kata Fadel, kini sangat bergembira. Sebab, mereka
bisa
ngomong kepada nelayan bahwa mereka bisa membebaskan nelayan dari segala
macam bentuk retribusi. Hanya, Fadel juga punya tujuan lain: meningkatkan
produktivitas
nelayan dan petambak. Kabupaten yang bisa meningkatkan produksi ikannya akan

mendapat tambahan DAK. Kabupaten yang menurun produksi ikannya akan dia
potong
DAK-nya. Latar belakang Fadel yang pengusaha ternyata menolong melakukan
hitungan-
hitungan yang cermat. Saya tentu kagum dengan terobosan radikal dan orisinal
seperti
ini. Tapi, bagaimana kalau ide Fadel ini terdengar para petani? Lalu semua
petani juga
minta agar retribusi yang dikenakan kepada mereka dihapus? Bagaimana pula
kalau
terdengar sektor lain? “Terserah menterinya. Tapi, kalau saya menterinya
akan saya
kasih. Uangnya ada kok,” katanya.

Tahun baru tinggal beberapa hari lagi. Hidup nelayan nusantara! (*)

2010/2/11 A Nizami <nizam...@yahoo.com>

>
>
> Kalau pakai versi garis kemiskinan Bank Dunia yang US$ 2/orang/hari angka
> tersebut wajar.
>
> Ada pun versi garis kemiskinan BPS yang Rp 6.000/hari sepertinya tidak
> masuk di akal. Itu cuma ongkos makan dan minum sekali. Terus transport saja
> minimal Rp 4000 pp (sekali jalan), belum listrik, air, kontrak rumah,
> sekolah, dsb.
>
> ===
> Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits
> http://media-islam.or.id
> Milis Ekonomi Nasional: 
> ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com<ekonomi-nasional-subscribe%40yahoogroups.com>
>
> ----- Pesan Asli ----
> > Dari: Harlizon MBAu <harli...@gmail.com <harlizon%40gmail.com>>
> > Kepada: 
> > ekonomi-nasio...@yahoogroups..com<ekonomi-nasional%40yahoogroups..com>
> > Cc: indone...@nextbetter.net <indonesia%40nextbetter.net>
> > Terkirim: Kam, 11 Februari, 2010 10:47:55
> > Judul: [ekonomi-nasional] DEPSOS: Ada 76 Juta Keluarga Miskin di
> Indonesia; Keluarga Anda termasuk di dalamnya?
> >
> > Ada 76 Juta Keluarga Miskin di Indonesia; Keluarga Anda termasuk di
> > dalamnya?
> > Jika anda bukan termasuk konglomerat, pengusaha proyek pemerintah atau
> > proyek corporate, pengusaha yang nyedot SDA, penyelenggara kebutuhan
> dasar
> > publik lainnya, pejabat atau eksekutif corporate atau bekas dari situ,
> ada
> > kemungkinan anda berbohong...
> >
> >
> http://berita.liputan6.com/sosbud/200912/255677/Ada.76.Juta.Keluarga.Miskin.di.Indonesia
> >
> http://gerakankonsumen.blogspot.com/2009/12/angka-kemiskinan-di-indonesia-capai-76.html
> > 22/12/2009 20:40
> >
> > *Liputan6.com, Padang:* Menteri Sosial (Mensos) Salim Segaf al Jufri
> > menyatakan jumlah angka kemiskinan di Indonesia saat ini mencapai 76 juta
> > kepala keluarga (KK). "Sedangkan penduduk yang berada di bawah garis
> > kemiskinan di Indonesia sekitar 20 juta KK," kata Mensos di Padang,
> Sumatra
> > Barat, Selasa (22/12), seperti dikutip *ANTARA*.
> >
> > Menurut Mensos, penduduk Indonesia yang berada pada garis kemiskinan
> dapat
> > dibagi beberapa kelompok. "Kelompok lanjut usia (lansia) telantar,
> anak-anak
> > telantar, masyarakat tidak layak huni yang dapat dikelompokkan sebagai
> > penduduk Indonesia berada di garis kemiskinan", jelas dia.
> >
> > Ia menambahkan, pada lima tahun silam angka kemiskinan di Indonesia
> > mendekati sekitar 20 persen. "Sedangkan tahun 2009 ini angka kemiskinan
> > sekitar 14 persen, jadi ada penurunan angka kemiskinan di Indonesia
> sekitar
> > 46 persen," ucapnya. Dia mengatakan pula, pemerintah pada tahun 2014 akan
> > menargetkan angka kemiskinan di Indonesia berkurang mencapai sekitar
> delapan
> > hingga 10 persen.
> >
> > "Persentase angka kemiskinan tahun ini sebesar 14 persen bisa ditekan
> hingga
> > 8-10 persen pada 2014," ucapnya. Angka kemiskinan ini masih bisa ditekan
> > karena Indonesia memiliki potensi untuk menanggulangi kemiskinan, yaitu
> > struktur perekonomian dan pertumbuhan ekonomi yang baik serta
> > program-program pemerintah untuk kesejahteraan rakyat.
> >
> > "Saya yakin persentase masih bisa diturunkan jika kita memanfaatkan
> potensi
> > ini," katanya. Dia mengimbau pemerintah daerah selaku pelaksana lapangan
> > untuk benar-benar memperhatikan kesejahteraan rakyat guna mengurangi
> angka
> > kemiskinan.(ANS)
> >
> >
> > 2010/2/11 A Nizami....
>


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------------------

Ingin bergabung ke milis ekonomi-nasional?
Kirim email ke ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com
http://capresindonesia.wordpress.com
http://infoindonesia.wordpress.comYahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    ekonomi-nasional-dig...@yahoogroups.com 
    ekonomi-nasional-fullfeatu...@yahoogroups.com

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ekonomi-nasional-unsubscr...@yahoogroups.com

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/

Kirim email ke