Nambah keluhan ah ...
Jadi para orang pintar di Indonesia
belum mengeluarkan produk maksimal,
Jadi Hanyalah Karya - Karya biasa, misal Karya pemikiran tingkat
Internasional tersebut,
Namun sayangnya yg lebih dibutuhkan oleh orang Indonesia
adalah SUPER KARYA, bukan Karya biasa,
dan dibutuhkan Oran
Nambahin dikit fakta di sekitar, dimana ada kecenderungan engineer yg sdh
mapan misalnya, latah ngambil MBA atau MM, dengan pertimbangan setinggi
apapun level engineer, nantinya level keputusan tertinggi ya oleh manajer
senior atau CEO. Trus Manajer senior atau CEO yg sdh hebat, juga latah masuk
du
Idealnya memang kita harus mencetak sebanyak mungkin engineer, karena
merekalah yg bisa membuat produk/barang dg nilai tambahnya. Masalahnya
klasik, apakah engineer akan mendapat pekerjaan dengan mudah. Kalaupun
misalnya dapat pekerjaan, apakah tingkat upahnya akan cukup/memuaskan bagi
mereka. Jadi
Setuju, utk tetap semangat dan optimis. Meski secara realistis, sumber daya
alam terus berkurang, jumlah hutan makin sedikit, sumber daya yg tdk dapat
diperbarui juga makin berkurang, ekspor migas makin menurun, impor naik.
Basis industri kita juga relatif sedikit, banyak pabrik namun umumnya
merak