http://www.kompas.com/kompas-cetak/0712/28/Politikhukum/4103523.htm
=======================

Yogyakarta, Kompas - Catatan akhir tahun pemberantasan korupsi oleh
Pusat Kajian Anti Korupsi atau PuKAT Universitas Gadjah Mada
menyatakan, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah gagal
dalam upaya pemberantasan korupsi. Pada tahun 2007, pengungkapan kasus
korupsi belum menyentuh aktor besar dan masih terpusat pada
pemberantasan di daerah-daerah.

PuKAT juga menyoroti tren baru yang dipopulerkan Presiden dan mulai
berkembang dalam pemberantasan korupsi, yaitu penyelesaian secara
adat. "Ini akan berdampak sangat buruk, pola penyelesaian secara adat
terbukti mengaburkan proses hukum serta menghentikan proses hukum sama
sekali," ujar Direktur Divisi Advokasi PuKAT Zainal Arifin Mochtar,
Kamis (27/12) di Yogyakarta.

Setidaknya ada tiga kasus yang diselesaikan secara adat pada tahun
ini, yaitu perseteruan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi
Taufiequrachman Ruki dengan mantan Menteri Sekretaris Negara Yusril
Ihza Mahendra, konflik Presiden dengan Amien Rais, serta perseteruan
Mahkamah Agung dan Badan Pemeriksa Keuangan. "Perkembangan proses
hukum kasus-kasus tersebut tidak jelas," tambahnya.

Korupsi di Indonesia telah terjadi di seluruh sektor, baik di lembaga
eksekutif, legislatif, maupun yudikatif. Selama tahun 2007, PuKAT
memantau 143 kasus korupsi yang masih dalam proses hukum taksiran
kerugian negara dari seluruh kasus tersebut, Rp 15,077 triliun.

Harus obyektif

Secara terpisah, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas)
Muladi mengatakan, boleh-boleh saja mengkritik pemerintahan saat ini
telah gagal. Namun, ia menegaskan bahwa kritik seperti itu bisa saja
hanya merupakan pendapat pribadi yang dilakukan pihak tertentu dengan
latar belakang tertentu pula.

"Mungkin saja pendapat itu muncul dari orang berlatar belakang partai
politik yang berbeda atau mungkin karena sakit hati akibat tidak
kebagian jabatan. Saya sih bisa mengira-ira dan membaca siapa yang
ngomong seperti itu," ujar Muladi di Jakarta.

Menurut Muladi, semua pihak harus bisa bersikap obyektif dalam
persoalan ini. Terlepas dari masih banyaknya persoalan yang belum
terselesaikan, seperti masalah kemiskinan, tetapi ia menganggap
pemerintah telah menghasilkan kemajuan yang bahkan diakui dunia
internasional.

Menurut Muladi, kalaupun pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla
diadu dengan pasangan lainnya, keduanya masih jauh unggul. (WKM/DWA)



Reply via email to