20 Tahun Reformasi: Gelagat Aneh Pertemuan Terakhir Wiji ThukulReporter:  Dinda 
Leo Listy (Kontributor)Editor:  AmirullahSelasa, 15 Mei 2018 09:28 WIB 
Wiji Thukul. Dok TEMPO/ Rully Kesuma

TEMPO.CO, Solo - Wiji Thukul menjadi salah satu aktivis yang hilang menjelang 
bergulirnya reformasi pada Mei 1998. Sipon, istri Wiji Thukul, masih terkenang 
pertemuan terakhir dengan suaminya itu.

Ada gelagat aneh Wiji Thukul yang masih terukir jelas di ingatan Dyah Sajirah 
alias Sipon, ketika mereka bertemu di Jogja. Kala itu, penyair cadel asal Solo 
tersebut sudah dalam masa pelarian di tengah santernya isu penculikan para 
aktivis prodemokrasi pada kurun 1997-1998. 

"Kayak sedang disuruh orang untuk terus tanya-tanya ke saya. Dia tanya 
bagaimana kalau saya ditinggalkan. Dia minta anak-anak dijaga. Nanti kalau 
sudah aman dia akan pulang," kata Sipon saat Tempo bertandang ke rumahnya di 
wilayah Kelurahan Jagalan, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta, pada Selasa, 8 Mei 
2018.
Baca: 20 Tahun Reformasi, Kisah Slipi Jaya dan Dalih Pojokkan Mahasiswa

Menurut Sipon, yang dibicarakan Wiji Thukul saat itu seperti pesanan dari 
sponsor. "Cara bicaranya bukan dia," ujar Sipon.
Sipon tidak ingat secara persis kapan dan di mana lokasi pertemuan terakhirnya 
dengan Wiji Thukul. Menurut dia, pertemuan itu terjadi pada 1998 di sebuah 
tempat penginapan di Yogyakarta. Selain menanyakan beberapa pertanyaan aneh, 
Sipon juga memergoki sebuah handycam yang dipasang di sudut langit-langit kamar 
penginapan.


Kamera tersembunyi dalam kondisi aktif itu sempat merekam pasangan suami istri 
tersebut ketika sedang memadu kasih. "Ini kejam sekali. Jadi dia mencoba harus 
berhubungan dengan saya tetapi difilmkan. Saya bilang, ini bukan kamu," kata 
Sipon. Wiji Thukul saat itu hanya terdiam, tidak memberikan jawaban atau alasan 
yang memuaskan.

Sejak itulah Wiji Thukul mulai hilang bak ditelan bumi. Dua tahun berselang, 
Sipon semakin dibuat penasaran karena ada lelaki asing yang meneleponnya. Tanpa 
memperkenalkan diri, lelaki itu langsung menanyakan komentar Sipon tentang 
kasus pembantaian orangutan hingga seputar poligami. Dari suaranya yang sengau 
dan sesekali tersendat saat bercakap menggunakan bahasa Indonesia, Sipon 
menyimpulkan lelaki itu bule.

Baca: Cerita 20 Tahun Reformasi, Kenangan Penjual Nasi Dicegat Polisi

"Lelaki itu juga menawarkan dirinya. Dia bilang punya sesuatu yang bisa membuat 
saya bergairah jika bertemu. Dia tahu saya istri Wiji Thukul. Dia juga tahu 
bagian dalam tubuh saya secara detail. Saya curiga, jangan-jangan kamu orang 
suruhan suamiku," kata Sipon kepada lelaki yang mengaku mendapat nomor 
teleponnya dari buruh di Tangerang itu.

Semua percakapan yang tak masuk akal dari lelaki asing pada 2000 itu 
mengukuhkan dugaan Sipon bahwa Wiji Thukul masih hidup. "Kalau masih hidup 
berarti dia tega sekali karena tidak pulang meski tahu saya dan anak-anak sudah 
lama menunggu," kata Sipon.

Kirim email ke