*Selain tulisan huruf  Arab dan bahasa Arab diganti dengan bahasa Turki
,istilah--istialhnya pun berubah, asalam ailaikum juga dihilangkan diganti
dengan bahasa Turki.  Pemakaian burka dihapus dan hak-hak wanita untuk
dipilih dan memilih diberlakukan pada tahum 1934. Hak wanita ini bagi
beberapa negara di Europa baru dilaksanakan setelah perang dunia II dan ada
pula pada tahun 1970-an. Untuk mempergiat hak dan kemampuan wanita, maka
salah satu anak perempuan Ataturk bernama Sabiha Gokcen dijadikan pilot. Di
Turki  minuman  beralkohol  seperti anggur, vodka, bir  bisa dibeli  mini
market dan diperoleh di restaurant dan cafe. Hal mungkin naiknya partai
beraliran konseratif ada perubahan.  *

https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2020/10/31/194753/97-tahun-setelah-ataturk-mendirikan-sekularisme-turki.html


*97 Tahun setelah Ataturk Mendirikan Sekularisme Turki*

Sabtu, 31 Oktober 2020 - 09:01 WIB

Reformasi Ataturk menghapus kekhalifahan dan pengadilan Syariah, dan
mendorong budaya Eropa pada pria dan wanita saat dia membuat Islam tunduk
pada tatanan politik baru

[image: 97 Tahun setelah Ataturk Mendirikan Sekularisme Turki]*Ataturk
declared the birth of the Republic of Turkey 1923*
Oleh: *Usman Butt*


Oleh: *Usman Butt*

*  <https://www.hidayatullah.com/>*

*Hidayatullah.com | PADA *29 Oktober 1923 di Ankara, Turki, Mustafa Kemal
Ataturk mendeklarasikan kelahiran Republik Turki dan menjadi presiden
pertamanya. Kemal menghapus Kesultanan Utsmaniyah yang telah berusia 623
(1299-1923), salah satu negara adi daya terkuat di dunia,  yang
mengendalikan sebagian besar Eropa Tenggara, Asia Barat/Kaukasus, Afrika
Utara, dan Tanduk Afrika.

“Tuan-tuan! Kita akan mendeklarasikan republik besok,” dia mengatakan
kepada para anggota parlemen di pesta makan malam pada malam 29 Oktober,
1923. Pada sesi parlemen keesokan harinya, republik terpilih dan Ataturk
terpilih untuk memimpinnya.

Meskipun Turki telah menjadi republik secara *de facto* selama tiga tahun
sejak pembukaan Majelis Besar Nasional Turki, secara resmi Turki masih
diperintah oleh khalifah Utsmaniyyah. Deklarasi Ataturk mengakhiri enam
abad pemerintahan kekhalifahan.

Dia akan menggunakan kekuatan barunya untuk memulai proyek ambisius untuk
membangun identitas nasional yang modern, sekuler, yang akan membuatnya
dihormati sebagai bapak bangsa. Nama “Ataturk” secara harfiah berarti
“bapak orang Turki”.

Lahir di Thessaloniki di Yunani saat ini sebagai Ali Reza Oglu Mustafa
(“Mustafa putra Ali Reza”), kehidupan awal Ataturk dipengaruhi oleh
runtuhnya tatanan Utsmaniyyah di Eropa. Sebagai seorang Muslim kelas
menengah berbahasa Turki, ini akan membentuk sikapnya terhadap sistem
Utsmaniyyah.


Ada banyak perdebatan tentang etnis asal Ataturk. Ayahnya dianggap oleh
beberapa orang berasal dari Albania, meskipun yang lain menyatakan bahwa
dia adalah orang Turki. Latar belakang ibunya juga menjadi bahan perdebatan
sengit apakah dia orang Turki atau bukan

Beberapa orang menyatakan bahwa asal Ataturk adalah dari Yahudi atau
Bulgaria. Ia yang dengan caranya sendiri menggambarkan fakta bahwa
Kekhalifahan Utsmaniyyah beragam secara etnis, budaya dan agama.

Gagasan etnis pra-modern sangat berbeda dari gagasan modern. Ataturk lahir
pada saat ide-ide lama tentang identitas dan kepemilikan dikalahkan oleh
cara berpikir yang baru.

Tumbuh di lingkungan ini dan bersekolah di sekolah militer memastikan bahwa
lintasan kariernya membawanya ke Angkatan Darat Utsmaniyyah. Seorang
pahlawan perang yang mendapatkan garis-garisnya dalam Perang Italia-Turki
1911-1912, Balkan, Perang Dunia Pertama dan Perang Kemerdekaan, Ataturk
sudah menjadi orang yang dikagumi oleh banyak orang bahkan sebelum dia
menjadi Presiden Republik.

Tujuan utama selama masa jabatannya adalah membangun negara modern dengan
identitas Turki yang kuat. Kebanyakan orang yang tinggal di dalam
perbatasan republik yang baru dibentuk tidak sesuai dengan gagasan baru
tentang etnisitas.

Orang-orangnya memiliki banyak latar belakang yang berbeda, termasuk Eropa
tengah dan timur, Afrika Utara, Asia Tengah, dan Arab. Mereka semua harus
“di-Turki” dan banyak dari tindakan anti-Utsmaniyyah Ataturk adalah tentang
membangun identitas Turki seperti menurunkan Islam dan praktiknya ke ranah
pribadi atau mensekulerkan identitas rakyatnya.

Misalnya, pada tahun 1928, republik baru memberlakukan serangkaian
reformasi yang menyebabkan alfabet diubah dari aksara Arab Utsmaniyyah
menjadi versi Latin. Tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari masa lalu
Utsmani, yang pada saat Ataturk lahir ditandai dengan kegagalan tatanan
politik, revolusi, perang, dan penegasan etnis untuk menentukan nasib
sendiri, dan menciptakan identitas baru yang berbeda.

Adanya kehadiran mayoritas Muslim di Turki dan praktik berislam yang
kental, sangat bertentangan dengan gagasan Ataturk tentang negara sekuler.
Saat itu, identitas Muslim Sunni menjadi bagian penting dalam menjadi orang
Turki.

Pada 1920-an, orang Kristen Yunani Utsmaniyah dan Muslim Yunani dipaksa
keluar dari negaranya masing-masing dan dipertukarkan oleh pemerintah baru
di Athena dan Ankara. Menjadi Muslim dan orang Turki sangat berkaitan sejak
awal republik.

Meskipun demikian, reformasi Ataturk menghapus kekhalifahan dan pengadilan
Syariah, dan mendorong budaya Eropa pada pria dan wanita saat dia membuat
Islam tunduk pada tatanan politik baru. Dia melangkah lebih jauh dengan
memaksa azan masjid diubah menjadi dalam bahasa Turki yang awalnya
berbahasa Arab seperti sebelumnya dan seperti di setiap masjid di dunia.

Perubahan di Turki ini berlangsung hingga tahun 1950 ketika kembali ke
bahasa Arab tradisional. Negara ini telah mengalami kebangkitan bertahap
dalam kesadaran dan praktik Islam selama beberapa dekade terakhir.

Pendekatan ini menciptakan kerangka otoriter untuk kepemimpinan di Republik
Turki. Meskipun sekarang tidak diragukan lagi sebuah demokrasi, preferensi
untuk pemimpin yang kuat masih ada dalam budaya politik Turki, suatu sifat
yang telah diperkuat oleh kudeta militer yang sering dan percobaan kudeta.
Dalam banyak hal, ini adalah warisan Ataturk di Turki modern.*

*Peneliti multimedia, pembuat film dan penulis yang tinggal di London. Ia
juga analis Hubungan Internasional dan Bahasa Arab di University of
Westminster*

Rep: Nashirul Haq

Editor: Insan Kamil

Kirim email ke