https://nasional.tempo.co/read/1259336/ada-mal-di-papua-bambang-darmono-bikin-gap-makin-kokoh/full&view=ok


*Ada Mal di Papua, Bambang Darmono: Bikin Gap Makin Kokoh*

Reporter:
*Budiarti Utami Putri*

Editor:
*Endri Kurniawati*

Senin, 14 Oktober 2019 09:16 WIB

[image: Seorang pria berada di puing rumahnya yang terbakar di kawasan
Hom-hom, Kota Wamena, Papua, Sabtu, 12 Oktober 2019. Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan akan bekerja sama dengan Zeni
TNI untuk segera membangun kembali perumahan yang rusak hingga terbakar
pascaaksi unjuk rasa yang berujung anarkis pada 23 September 2019. ANTARA]
<https://statik.tempo.co/data/2019/10/12/id_880150/880150_720.jpg>

*Seorang pria berada di puing rumahnya yang terbakar di kawasan Hom-hom,
Kota Wamena, Papua, Sabtu, 12 Oktober 2019. Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan akan bekerja sama dengan Zeni TNI untuk
segera membangun kembali perumahan yang rusak hingga terbakar pascaaksi
unjuk rasa yang berujung anarkis pada 23 September 2019. ANTARA*

*TEMPO.CO <http://TEMPO.CO>*, *Jakarta* - Mantan Kepala Unit Percepatan
Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) Bambang Darmono kecewa melihat
pusat perbelanjaan dibangun di Papua. Dia menilai keberadaan mal hanya akan
mengokohkan kesenjangan antara warga Papua  <https://www.tempo.co/tag/papua>dan
warga pendatang.

"Yang datang hanya warga pendatang, membuat gap makin kokoh," kata Bambang
dalam wawancara di Majalah Tempo edisi Senin, 5 Oktober 2019. Menurut dia,
pendatang masuk ke Papua dengan kemampuan kerja. Di sisi lain, ujarnya,
harus diakui masyarakat Papua belum memiliki kemampuan itu.

Masyarakat Papua masih sangat bergantung kepada alam. Mereka menganut
filosofi bahwa tanah adalah ibu dan sungai air susu ibu sehingga mereka
memelihara alam baik-baik. Mereka biasa bangun tidur, menombak ikan di
sungai, makan. “Sekarang sungai menjadi keruh karena dieksploitasi. Marah
dong, mereka."

Bambang pun mengingatkan bahwa membangun Papua tak bisa disamakan dengan
membangun Jakarta. Dia mengatakan pembangunan Papua yang bagus adalah yang
membuka akses terhadap hak asasi manusia.


"Ketika saya bicara HAM, jangan berpikir soal dar-der-dor, tapi hak yang
paling mendasar yaitu hak untuk hidup. Jangan sekadar membuat sesuatu tapi
tidak membuka akses hidup bagi masyarakat Papua
<https://nasional.tempo.co/read/1259208/kapolda-papua-penikaman-di-wouma-masih-terkait-kerusuhan-wamena>,"
kata jenderal purnawirawan bintang tiga ini.

BUDIARTI UTAMI PUTRI | MAJALAH TEMPO

Kirim email ke