https://metro.tempo.co/read/1200419/banjir-di-kramat-jati-warga-bandingkan-kebijakan-anies-dan-ahok
Banjir di Kramat Jati, Warga Bandingkan
Kebijakan Anies dan Ahok
Reporter:
Imam Hamdi
Editor:
Ninis Chairunnisa
Senin, 29 April 2019 17:48 WIB
#
Warga bertahan di rumahnya saat banjir merendam kawasan kelurahan
Tanjung Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu, Minggu 28 April 2019. Banjir
melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. ANTARA FOTO/David
Muharmansyah
<https://statik.tempo.co/data/2019/04/29/id_838013/838013_720.jpg>
Warga bertahan di rumahnya saat banjir merendam kawasan kelurahan
Tanjung Agung, Kota Bengkulu, Bengkulu, Minggu 28 April 2019. Banjir
melanda sembilan kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. ANTARA FOTO/David
Muharmansyah
TEMPO.CO <http://tempo.co/>, Jakarta - Warga RT 05 RW 05 Kelurahan
Balekambang, Kecamatan Kramatjati, Jakarta Timur berharap pemerintah
merealisasikan janjinya untuk membebaskan lahan rumah yang kerap
diterjang banjir luapan Kali Ciliwung di kawasan itu. Salah seorang
warga setempat, Rubiyanti, 54 tahun, mengatakan sejek Gubernur DKI
Jakarta dijabat Anies <https://www.tempo.co/tag/anies> Baswedan rencana
pembebasan lahan sudah tidak terdengar lagi.
"Padahal pas zaman Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) menjadi gubernur,
kawasan ini mau dibebaskan untuk normalisasi Kali Ciliwung," kata dia
saat ditemui di rumahnya.
Baca: Alasan Anies Anggap Proyek Dua Waduk Solusi Pendek Cegah Banjir
<https://metro.tempo.co/read/1200311/alasan-anies-anggap-proyek-dua-waduk-solusi-pendek-cegah-banjir>
Pada Jumat dinihari, 25 April 2019, rumah Rubiyanti dan puluhan warga
lain di sekitarnya diterjang banjir. Air Ciliwung meluap hingga mencapai
atap rumahnya. Imbas banjir tersebut, atap dan jendela rumahnya jebol.
Menurut Rubiyanti, banjir yang menerjang kawasan rumahnya hampir sebesar
yang terjadi setahun lalu. Ia dan warga lainnya tidak menyangka bahwa
dampak banjir tahun ini bisa sampai sebesar tahun kemarin. "Sebab banjir
sebesar ini biasanya terjadi lima tahun sekali," kata dia.
Rubiyanti mengatakan banjir yang hingga menenggelamkan rumahnya juga
terjadi pada tahun 2013. Menurut dia, hingga empat tahun selanjutnya
tidak pernah terjadi banjir besar. "Banjir besar lagi di 2018, karena
itu siklus lima tahunan," ujarnya. "Tapi sekarang dua tahun
berturut-turut banjir besar."
Baca: Diterjang Banjir, Tiga Rumah Warga di Balekambang Rusak
<https://metro.tempo.co/amp/1200331/diterjang-banjir-tiga-rumah-warga-di-balekambang-rusak>
Menurut Rubiyanti, sebagian warga di kawasan rumahnya mau direlokasi.
Namun warga tidak mau jika direlokasi ke rumah susun. "Maunya tanah kami
dibeli. Dan kami beli lagi di tempat lain yang tidak banjir," kata dia.
Hal senada juga diutarakan warga lainnya, Rista Dewi, 39 tahun. Menurut
dia, semua warga mau dipindahkan asal pemerintah membeli lahan yang
mereka tempati. "Kalau cuma relokasi di rusun, mending kami tetap
tinggal di sini," ujar Rista yang tinggal bersama orang tuanya di
bantaran Ciliwung sejak tahun 1980 itu.
Jika tidak jadi membebaskan lahan warga, kata Rista, maka pemerintah
semestinya segera melakukan naturalisasi kawasan Ciliwung seperti janji
pemerintahan Anies <https://www.tempo.co/tag/anies>. "Saya belum lihat
ada naturalisasi di wilayah ini," kata dia.