Berzikir 24 jam tanpa henti, ‘tidur tetap bertasbih’ 
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44345681 3 jam lalu

 Bagikan artikel ini dengan Facebook 
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44345681#  Bagikan artikel ini dengan 
Twitter http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44345681#  Bagikan artikel ini 
dengan Messenger http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44345681#  Bagikan 
artikel ini dengan Email 
mailto:?subject=Shared%20from%20BBC%20Indonesia&body=http%3A%2F%2Fwww.bbc.com%2Findonesia%2Fmajalah-44345681
  Kirim http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44345681#share-tools




 Hak atas fotoHIDAYATULLAHImage captionPara peserta ritual Suluk tekun 
mendaraskan ayat-ayat Al-Quran di Pesantren Seuramoe Darussalam, di pelosok 
Gampong Beuredeun, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. 
"Lailahaillallah... Lailahaillallah... Lailahaillallah..." Demikian lantunan 
gema zikir yang terdengar dari pengeras suara milik Pesantren Seuramoe 
Darussalam, di pelosok Gampong Beuredeun, Kecamatan Peukan Bada, Kabupaten Aceh 
Besar, Provinsi Aceh.
 Semakin mendekat, suaranya riuh dan serentak. Di dalam bilik berukuran 10 x 5 
meter, rupanya ada sekitar 40 orang yang sedang mendaras doa.
 Bilik tersebut berdiri di lahan seluas satu hektare. Manakala Ramadan tiba, 
balai ini niscaya disesaki orang-orang yang melaksanakan suluk.
 Lalu apakah itu suluk?
 Pimpinan pesantren, Tengku Harwalis, mengatakan suluk adalah ibadah yang 
dikembangkan tarikat Naqsyabandiah sekitar abad ke-13 dan ke-14 Masehi.
 Ritual ini dipimpin oleh orang yang sudah memiliki ijazah dalam ilmu tasawuf 
alias mursyid.
 Ajakan menggunakan pengeras suara masjid 'dengan bijak' menjadi viral 
http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-44236625 Bagaimana rasanya berpuasa 
Ramadan selama 22 jam sehari? http://www.bbc.com/indonesia/dunia-44278410 
Mengapa para dokter Jerman menganggap puasa berbahaya bagi kesehatan anak? 
http://www.bbc.com/indonesia/majalah-44206451Hak atas fotoHIDAYATULLAHImage 
captionBerbeda dengan ibadah iktikaf, yang doa dan bacaan zikirnya boleh 
dilakukan masing-masing, suluk punya bacaan tersendiri yang yang ditentukan 
oleh orang yang sudah memiliki ijazah dalam ilmu tasawuf alias mursyid. Berbeda 
dengan ibadah iktikaf, yang doa dan bacaan zikirnya boleh dilakukan 
masing-masing, suluk punya bacaan tersendiri yang yang ditentukan oleh mursyid.
 Ibadah ini dilaksanakan dengan sebuah target tertentu, agar nilai dan jumlah 
bacaan doa maupun zikir sampai pada batasnya.
 Tengku Harwalis mengatakan orang-orang yang sedang melaksanakan ibadah suluk 
tidak pernah hentinya bertasbih, kecuali datang waktu salat, sahur dan berbuka.
 "Para jamaah suluk, bertasbih selama 24 jam tanpa henti, bahkan tidurpun 
mereka masih tetap bertasbih dalam hatinya, kecuali hendak berbuka dan salat," 
kata Tengku Harwalis kepada Hidayatullah, wartawan di Aceh yang melaporkan 
untuk BBC News Indonesia.
 Adapun durasi suluk bisa berlangsung 10 hari, 20 hari, hingga 40 hari, yang 
dilaksanakan sebelum dan sesudah bulan Ramadan.
 "Ada ribuan ayat dan zikir yang dibacakan oleh orang-orang yang sedang 
mengikuti suluk, semuanya untuk membersihkan diri dan hati dari perbuatan yang 
menyimpang, dan kembali kepada Allah," jelas Harwalis.
Hak atas fotoHIDAYATULAHImage captionOrang-orang yang sedang melaksanakan 
ibadah suluk tidak pernah hentinya bertasbih, kecuali datang waktu salat, sahur 
dan berbuka. Apa kata orang yang sudah pernah mengikuti suluk?
 Nek Hendon adalah salah seorang warga Lambaro, Aceh Besar, yang hampir tak 
pernah absen mengikuti suluk setiap Ramadan. Namun, Ramadan kali ini pria 
berusia 82 tahun itu terpaksa bolos karena mengalami penyakit keropos tulang.
 Saat masih aktif mengikuti suluk, Nek Hendon bergabung bersama puluhan peserta 
suluk lainnya di balai pengajian. Tidak sedikit dari mereka yang usianya sudah 
tidak lagi muda, kenang Nek Hendon.
 "Ada yang ikut suluk untuk melepas nazar, mereka yang sudah tua ingin taubat 
nasuha, ada juga untuk mengubah diri sepenuhnya," kata Hendon.
Hak atas fotoHIDAYATULLAHImage captionPeserta ritual suluk tidak sedikit yang 
usianya sudah tidak lagi muda. Di kalangan keluarga Nek Hendon, tradisi suluk 
sudah menjadi keturunan, karena ayahnya merupakan seorang yang membantu mursyid 
dalam ibadah tersebut.
 "Memang benar bagi orang yang mengikuti suluk, kami hanya tidur setelah salat 
subuh selama dua jam, bahkan tidak makan daging, ikan, telur dan lainnya. Bagi 
orang yang suluk mereka hanya makan nasi dengan sayur," kata Hendon.
 Menanggapi ibadah suluk, Guru Besar Ilmu Filsafat Islam pada Fakultas 
Ushuluddin UIN Ar-Raniry, Profesor Syamsul Rijal, menilai ritual itu positif 
dan sangat baik.
 Namun, dia menyayangkan satu hal, yaitu semua orang seperti berlomba-lomba 
beribadah tatkala bulan Ramadan tiba, tapi abai selepas Ramadan.
 "Seakan membuat matematika ibadah, untuk momen pengampunan, melepas nazar, dan 
hal lainnya," tutupnya.


 
 
 

Kirim email ke