-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1610946/dua-penugasan-proyek-asing-tahun-1994-jadi-sumber-kerugian-bumn-pann



Dua penugasan proyek asing tahun 1994 jadi sumber kerugian BUMN PANN

Rabu, 15 Juli 2020 01:34 WIB

Tangkapan layar - Direktur Utama PT PANN Herry S Soewandy saat mengungkapkan 
dua penugasan pemerintah terkait proyek kerjasama dengan negara asing pada 
tahun 1994 yang menjadi sumber muasal kerugian dalam Rapat Dengar Pendapat 
dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa (14/7/2020). ANTARA/Aji Cakti
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Pengembangan Armada Niaga Nasional atau 
PANN Herry S Soewandy mengungkapkan dua penugasan pemerintah pada tahun 1994 
terkait proyek transaksi kerjasama dengan negara asing menjadi sumber masalah 
yang membuat bisnis BUMN tersebut dalam kondisi terus merugi.

"Kebetulan di tahun 1994 pemerintah menempatkan dua transaksi yakni program 
kerjasama Indonesia dengan Jerman dan satunya lagi adalah transaksi kerjasama 
antara pemerintah Indonesia dengan Spanyol," kata Herry dalam Rapat Dengar 
Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta pada Selasa malam.

Menurut dia, terkait kerjasama dengan pemerintah Jerman yakni pinjaman yang 
diterima dalam bentuk 10 unit pesawat Boeing 737-200 Eks Lufthansa saat itu, 
sedangkan transaksi kerjasama dengan Spanyol yakni 31 unit kapal dari Spanyol 
yang kami terima semuanya dalam bentuk barang dan tidak ada uang tunai diterima.

"Kebetulan dua transaksi (asing) ini memang bukan bisnis intinya PT PANN, dalam 
hal pesawat kami tidak memiliki ahli serta kompetensi dan kapal Spanyol yang 
kita bisniskan sebetulnya kapal armada niaga atau dagang bukan armada kapal 
ikan," kata Dirut PT PANN tersebut.

Pesawat-pesawat Eks Lufthansa ini ditempatkan di maskapai Merpati sebanyak tiga 
unit, kemudian maskapai Mandala dua unit, Bouraq dua unit, dan maskapai Sempati 
Air sebanyak tiga unit.

"Sayangnya keempat perusahaan itu semuanya gulung tikar dan tidak pernah 
membayar satu peser pun kepada PT PANN, kecuali maskapai Merpati yang pernah 
mengangsur sekali," kata Herry.

Padahal dari pinjaman sebesar 89 juta dolar AS ini, PANN sudah mengeluarkan 
uang untuk mencicil kurang lebih 34 juta dolar AS, makanya sampai saat ini BUMN 
tersebut kesulitan likuiditas karena memang likuiditas PANN tergerus.

Proyek kerjasama asing yang kedua adalah 31 unit kapal ikan Mina Jaya Niaga 
yang hanya terselesaikan 14 unit kapal, sementara 17 kapal lainnya tidak 
diselesaikan pembangunannya. Dengan demikian proyek 31 unit kapal tersebut 
mangkrak mengingat 14 unit kapal yang sudah selesai tidak laku karena biaya 
pembuatannya yang sangat mahal sebesar Rp81 miliar dibandingkan biaya produksi 
kapal lokal yang hanya Rp22 miliar pada saat itu.

Kedua transaksi kerjasama asing ini yang menggerus likuiditas BUMN PT PANN, di 
mana BUMN ini sudah mengeluarkan untuk eskalasi harga kurang lebih Rp126 miliar 
termasuk membayar administrasi bank sebesar Rp23 miliar. Dengan demikian total 
yang dibayar Rp150 miliar.

"Untuk kedua proyek ini, pemerintah saat itu menjanjikan bahwa modal PT PANN 
akan ditambah dari Rp45 miliar menjadi Rp500 miliar permodalannya. Namun 
sayangnya hal tersebut tidak pernah terealisasikan," ujar Herry.

Padahal sebelum adanya penugasan pemerintah terkait kedua proyek kerjasama 
dengan negara asing tersebut di tahun 1994, PT PANN selalu dalam kondisi untung 
dan mampu membayar dividen serta pajak. Akibat kedua proyek kerjasama asing 
ini, likuiditas PT PANN tergerus habis dan mulai pada tahun 2004 BUMN tersebut 
mengalami ekuitas negatif. Bahkan hasil yang dikelola oleh PT PANN tidak 
sanggup lagi untuk menutupi kerugian dari kedua proyek kerjasama asing itu.

Singkatnya PT PANN kemudian meminta kepada Kementerian Keuangan untuk 
menghentikan bunga pinjaman. Sejak 2006 PT PANN mengajukan restrukturisasi, 
kemudian pada tahun 2013 restrukturisasi baru disetujui dan berlanjut hingga PT 
PANN disetujui menerima penambahan PMN non tunai dari konversi pokok utang 
kedua proyek tahun 1994 tersebut sebesar Rp3,75 triliun.

Baca juga: PT PANN optimistis PMN mampu perbaiki struktur permodalan
Baca juga: Kejagung periksa 21 saksi dugaan korupsi PT PANN
Baca juga: Kapal angkutan pupuk perlancar arus logistik pertanian

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2020








Kirim email ke