https://news.detik.com/berita/d-4431367/fadli-zon-minta-maaf-ke-mbah-moen-karena-dampak-puisi-doa-yang-ditukar/komentar?tag_from=wp_cb_mostcommented_list&_ga=2.161053117.1035878102.1550423735-1285204663.1550423735
Minggu 17 Februari 2019, 07:13 WIB
Fadli Zon Minta Maaf ke Mbah Moen karena Dampak
Puisi 'Doa yang Ditukar'
Gibran Maulana Ibrahim - detikNews
Share *0*
<https://news.detik.com/berita/d-4431367/fadli-zon-minta-maaf-ke-mbah-moen-karena-dampak-puisi-doa-yang-ditukar/komentar?tag_from=wp_cb_mostcommented_list&_ga=2.161053117.1035878102.1550423735-1285204663.1550423735#>
Tweet
<https://news.detik.com/berita/d-4431367/fadli-zon-minta-maaf-ke-mbah-moen-karena-dampak-puisi-doa-yang-ditukar/komentar?tag_from=wp_cb_mostcommented_list&_ga=2.161053117.1035878102.1550423735-1285204663.1550423735#>
Share *0*
<https://news.detik.com/berita/d-4431367/fadli-zon-minta-maaf-ke-mbah-moen-karena-dampak-puisi-doa-yang-ditukar/komentar?tag_from=wp_cb_mostcommented_list&_ga=2.161053117.1035878102.1550423735-1285204663.1550423735#>
0 Komentar
<https://news.detik.com/berita/d-4431367/fadli-zon-minta-maaf-ke-mbah-moen-karena-dampak-puisi-doa-yang-ditukar/komentar?tag_from=wp_cb_mostcommented_list&_ga=2.161053117.1035878102.1550423735-1285204663.1550423735#>
Fadli Zon Minta Maaf ke Mbah Moen karena Dampak Puisi Doa yang Ditukar
Foto: Fadli Zon (Grandyos Zafna)
*Jakarta* - Wakil Ketua DPR sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Gerindra
Fadli Zon <https://www.detik.com/pemilu/> kembali menegaskan dirinya
tidak menyasar KH Maimun Zubair (Mbah Moen) dengan puisi 'Doa yang
Ditukar'. Fadli meminta maaf kepada Mbah Moen karena puisinya menurutnya
telah disalahartikan dan menimbulkan ketidaknyamanan.
"Puisi saya, 'Doa yang Ditukar', hingga hari ini terus digoreng oleh
pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan
memanipulasi informasi. Saya difitnah sebagai telah menyerang KH Maimoen
Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal,
mengingat saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair dan keluarganya,"
kata Fadli Zon kepada wartawan, Minggu (17/2/2019).
*Baca juga: *Jika Tak Minta Maaf ke Mbah Moen, Fadli Akan Dipolisikan
oleh PBNU
<https://news.detik.com/read/2019/02/15/183026/4430125/1536/jika-tak-minta-maaf-ke-mbah-moen-fadli-akan-dipolisikan-oleh-pbnu>
Fadli tak ingin timbul fitnah akibat berlarut-larutnya polemik puisi
'Doa yang Ditukar <https://www.detik.com/pemilu/>' yang terus
dipermasalahkan sejumlah pihak. Intinya, Fadli meminta maaf kepada Mbah
Moen <https://www.detik.com/pemilu/> dan dia menegaskan puisi itu bukan
ditujukan kepada sang ulama kharismatik itu.
"Dalam waktu dekat Insyaallah saya mungkin akan bersilaturahim ke KH
Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya-sekali lagi-tidak pernah ditujukan
untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf
karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat
beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang
yang tak bertanggung jawab," kata Fadli dalam salah satu poin
klarifikasinya.
*Baca juga: *Said Aqil Anggap Puisi Fadli Lecehkan Mbah Moen, BPN:
Politis!
<https://news.detik.com/read/2019/02/15/203959/4430461/10/said-aqil-anggap-puisi-fadli-lecehkan-mbah-moen-bpn-politis>
Berikut klarifikasi lengkap Fadli Zon soal puisi 'Doa yang Ditukar':
/Puisi saya, "Doa yang Ditukar", hingga hari ini terus digoreng oleh
pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyebarkan fitnah dan
memanipulasi informasi. Saya difitnah sebagai telah menyerang K.H.
Maimoen Zubair melalui puisi tersebut. Tuduhan tersebut sangat tidak
masuk akal, mengingat saya sangat menghormati K.H. Maimoen Zubair dan
keluarganya. /
/Untuk menghindari agar fitnah tersebut tak dianggap sebagai kenyataan,
saya merasa perlu untuk menyampaikan klarifikasi tertulis sebagai berikut: /
/1. Saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair, baik sebagai ulama,
maupun sebagai pribadi yang santun dan ramah. Beberapa kali saya bertemu
dengan beliau. Beberapa di antaranya kebetulan bahkan bertemu di tanah
suci Mekah, di pesantren Syekh Ahmad bin Muhammad Alawy Al Maliki, di
Rusaifah. /
/2. Di tengah pembelahan dikotomis akibat situasi perpolitikan di Tanah
Air, saya selalu berpandangan agar penilaian kita terhadap para ulama
sebaiknya tidak dipengaruhi oleh penilaian atas preferensi politik
mereka. Hormati para ulama sama seperti halnya kita menghormati para
guru atau orang tua kita. /
/3. Justru karena saya sangat menghormati KH Maimoen Zubair, saya tidak
rela melihat beliau diperlakukan tidak pantas hanya demi memuluskan
ambisi politik seseorang ataupun sejumlah orang. Inilah yang telah
mendorong saya menulis puisi tersebut. Saya tidak rela ada ulama kita
dibegal dan dipermalukan semacam itu. /
/4. Secara bahasa, puisi yang saya tulis tidaklah rumit. Bahasanya
sengaja dibuat sederhana agar dipahami luas. Hanya ada tiga kata ganti
dalam puisi tersebut, yaitu 'kau', 'kami' dan '-Mu'. Tak perlu punya
keterampilan bahasa yang tinggi untuk mengetahui siapa 'kau', 'kami' dan
'-Mu' di situ. Apalagi, dalam bait ketiga, saya memberikan atribut yang
jelas mengenai siapa 'kau' yang dimaksud oleh puisi tersebut. /
/5. Pemelintiran seolah kata ganti 'kau' dalam puisi tersebut ditujukan
kepada KH Maimoen Zubair jelas mengada-ada dan merupakan bentuk fitnah.
Tuduhan tersebut bukan hanya telah membuat saya tidak nyaman, tapi juga
mungkin telah membuat tidak nyaman keluarga KH Maimoen Zubair. Kami
dipaksa seolah saling berhadapan, padahal di antara kami tidak ada
masalah dan ganjalan apa-apa. /
/6. Keluarga KH Maimoen Zubair, melalui puteranya, KH Muhammad Najih
Maimoen, telah memberikan penjelasan bahwa beliau menerima klarifikasi
saya bahwa kata ganti 'kau' memang tidak ditujukan kepada KH Maimoen
Zubair. Tanpa klarifikasi dari sayapun, beliau sendiri berpandangan jika
kata ganti 'kau' memang ditujukan kepada orang lain, bukan Mbah Moen.
Beliau juga menjelaskan jika aksi massa yang telah menggoreng isu ini
bukan berasal dari kalangan santrinya, melainkan digoreng oleh pihak luar. /
/7. Sekali lagi saya sampaikan bahwa puisi itu sama sekali tidak pernah
ditujukan kepada KH Maimoen Zubair. Penjelasan ini sejak dini juga telah
saya sampaikan kepada Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin saat ia
tabayun melalui akun media sosialnya. Sudah saya jawab dengan tegas
dalam tabayun bahwa kata ganti 'kau' pada puisi itu adalah 'penguasa',
bukan KH Maimoen Zubair. /
/8. Guru-guru saya banyak berasal dari ulama dan kiai NU, termasuk
almarhum KH Yusuf Hasyim, putra Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. Saya
juga bersahabat karib dengan KH Irfan Yusuf dan keluarganya, yang
merupakan cucu Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. Begitu juga halnya
dengan putera pendiri NU yang lain. KH Hasib Wahab Abdullah, yang
merupakan putera KH Wahab Hasbullah, adalah sahabat saya sejak puluhan
tahun silam. Saya bahkan pernah jadi Dewan Penasihat Pencak Silat NU
Pagar Nusa. Itu sebabnya saya juga sangat menghormati NU. /
/9. Itu sebabnya saya tidak pernah mendudukkan para ulama dan kiai
berdasarkan preferensi politiknya. Politik mudah sekali berubah,
sementara penghormatan kita kepada orang-orang alim seharusnya selalu
ajeg. /
/10. Dalam waktu dekat Insyaallah saya mungkin akan bersilaturahim ke KH
Maimoen Zubair. Meskipun puisi saya-sekali lagi-tidak pernah ditujukan
untuk beliau, sebagai salah satu aktor politik saya ingin meminta maaf
karena kontestasi politik yang terjadi saat ini mungkin telah membuat
beliau dan keluarga menjadi tidak nyaman akibat gorengan orang-orang
yang tak bertanggung jawab.
/*Simak juga video 'Santri di Ngawi Doakan Fadli Zon Dapat Hidayah':*
[Gambas:Video 20detik] <https://20.detik.com/embed/190215106>
*(gbr/tor)*
pilpres 2019 <https://www.detik.com/tag/pilpres-2019/> fadli zon
<https://www.detik.com/tag/fadli-zon/> puisi doa yang ditukar
<https://www.detik.com/tag/puisi-doa-yang-ditukar/> mbah moen
<https://www.detik.com/tag/mbah-moen/> kh maimoen zubair
<https://www.detik.com/tag/kh-maimoen-zubair/> puisi fadli zon
<https://www.detik.com/tag/puisi-fadli-zon/>