Pace Natalius Pigai Kena Lapis Dari Puspen TNI 
 
By Argo on June 16, 2017 
 
Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai
Baru-baru ini melalui akun resmi Pusat Penerangan TNI di Twitter, Puspen TNI 
menyindir Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai, agar pulang ke Papua.
 
Presiden Jokowi adalah Panglima tertinggi TNI, jadi wajar kalau Puspen TNI 
rada-rada gerah dengan sepak terjang Pace Pigai yang terus menerus menyerang 
Presiden Jokowi tiada henti.
Pace satu ini sudah jauh tersesat dari jalan yang benar. Entah salah dan dosa 
apa Presiden Jokowi sama dia sehingga membuatnya selalu sewot dan muring-muring 
dan selalu menyerang Presiden Jokowi secara membabi buta.
Padahal dia diangkat melalui Keppres, namun kok ya tidak ada rasa terima kasih 
sama sekali, minimal balas budi dengan mensupport negara dalam menjalankan roda 
pemerintahan agar berjalan lancar dan tenang, ini malah diganggu terus dengan 
pernyataan-pernyataannya yang asal njeplak.
Padahal Presiden Jokowi bukan seorang kepala negara pelanggar HAM yang tukang 
culik dan bunuh mati para aktifis, bukan juga seorang kepala negara yang kepala 
batu seperti Presiden Rodrigue Duterte yang bunuh mati semua mafia narkoba 
sampai tewas bergelimpangan di jalan-jalan dan lorong-lorong sempit di Manila.
Apa karena Pace satu ini kebelet ingin jadi Gubernur Papua, maka dia sengaja 
bikin manuver dengan terus menyerang pak Jokowi sehingga besar kesempatannya 
diusung partai oposisi? Jika demikian, maka orang ini salah besar. Kalau mau 
jadi Gubernur Papua, ya raihlah simpati rakyat Papua, bukan dengan cara kotor 
menyerang kepala negara yang seharusnya dia hormati.
Entah kerasukan roh hantu blau jenis apa, semua yang dilakukan pak Jokowi 
adalah momok di mata manusia satu ini. Hasil kerja Presiden Jokowi diserang 
habis-habisan, sekalipun tidak ada hubungannya dengan ruang lingkup 
pekerjaannya sebagai seorang Komisioner Komnas HAM.
Mulai dari menuding blusukan-blusukannya Presiden Jokowi selama ini hanya 
menghabiskan anggaran negara, menuding apa yang dilakukan Presiden Jokowi tidak 
ada gunanya bagi rakyat, sampai seruan provokatif agar rakyat jangan pilih 
Jokowi lagi jadi Presiden pada Pilpres 2019 mendatang,
“Kita harus ganti, jangan biarkan bangsa ini terkeping-keping karena pemimpin 
seperti ini,” ujarnya dengan alasan yang tidak jelas.
Bukan hanya menyerang pak Jokowi saja, jajarannya pak Jokowi pun diserangnya 
habis-habisan, mulai dari ngatain bu Susi Pudjiastuti Menteri yang bodoh sampai 
nyerang Gubernur Papua Lukas Enembe soal Freeport. Coba mikir dimana 
korelasinya dengan HAM?
Dari serangan-serangannya kepada Presiden Jokowi, kelihatan sekali bahwa SDM 
orang ini jauh dibawah standard dan sebenarnya tidak bisa kerja. Komnas HAM 
telah salah pilih orang, dan yang mengusulkan nama Natalius Pigai ke Komisi III 
DPR RI menjadi Komisioner HAM, matanya picek.
Dulu dia pernah bilang bahwa insiden penembakan yang menewaskan delapan 
personil anggota TNI dan empat warga sipil di Papua tidak melanggar HAM. TNI 
pun hanya mengelus dada sambil menelan ludah nahan emosi melihat dangkalnya 
pola berpikir Komisioner Komnas HAM yang hebat ini.
Merasa statementnya ngaco, buru-buru dia mendatangi Markas Besar TNI di 
Cilangkap, Jakarta Timur, guna menemui Panglima TNI Laksamana Agus Suhartono 
untuk meminta maaf terkait pernyataannya yang ngawur mengenai penembakan di 
Papua. Konyol, bukan?
Lalu yang berikutnya soal kasus Rizieq cabul. Dia bilang Komnas HAM akan ke ke 
Arab Saudi guna meminta keterangannya Rizieq. Ke Arab Saudi memangnya mau pakai 
uangnya siapa? Pakai uang negara? Ngapain buang-buang uang negara ngurusin 
sampah yang tidak berguna itu? Bilang saja mau jalan-jalan ke luar negeri, biar 
bisa naik pesawat, biar bisa makan enak dan leyeh-leyeh di hotel, pakai alasan 
mau minta keterangan segala.
Oleh karena itu, hadirin yang terhormat, perkenankan saya menguliti satu per 
satu kedegilan orang ini. Tulisan ini agak panjang, namun dijamin enak kok 
bacanya.
Pertama, menuding kunjungan Presiden Jokowi ke Papua tidak ada gunanya dan 
tidak bermanfaat karena tidak membawa perubahan bagi rakyat Papua. Orang ini 
mengutuk pemerintahan Jokowi yang dianggapnya tidak mempunyai divat 
penyelesaian masalah di Papua dan mengata-ngatai pemerintahan Jokowi hanya 
mikirin uang doang.
“Menko Polhukam ini saat ditanya bilangnya sedang menunggu biaya operasional 
dari provinsi. Pemerintah kita ini selalu saja berorientasi pada uang. Jokowi 
saja sudah empat kali datang ke Papua kan pakai APBD, berapa itu anggaran yang 
dihabiskan untuk menyambut Presiden? Tentu saja tidak sedikit,” ujar dia.
Menurutnya percuma Presiden Jokowi datang berkali-kali ke Papua karena selain 
tidak membawa perubahan, juga tidak ada manfaatnya sama sekali bagi rakyat 
Papua. Dia lalu membandingkan dengan Gus Dur yang katanya hanya sekali datang 
ke Papua, tapi langsung ada perubahan.
Dia tidak pikir bahwa kunjungan Presiden Jokowi ke Papua telah membawa 
perubahan dan memberi manfaat yang sangat besar bagi warga Papua, mulai dari 
pembangunan infrastruktur berupa perbaikan Pos Lintas Batas Negara (PLBN), 
pembukaan jalan-jalan baru dan Trans Papua, bangun bandara dan pelabuhan yang 
tujuannya untuk meningkatkan perekonomian masyarakat Papua.
Perubahan-perubahan lainnya, yaitu harga bensin di Papua sekarang sudah sama 
dengan di pulau Jawa sehingga terjadi penurunan harga kebutuhan pokok yang 
signifikan di Papua. Apa itu bukan perubahan namanya? Kalau tidak tahu arti 
kata perubahan yang sebenarnya, sebaiknya Pace Pigai ini kursus lagi bahasa 
Indonesia yang baik dan benar.
Kedua, menuding kunjungan Presiden Jokowi ke Papua hanya bikin habis APBD Papua 
saja. Menurutnya Presiden Jokowi tidak memiliki Grand Design dan Time Frame 
soal penyelesaian masalah Papua secara komprehensif, sehingga apa yang 
dilakukan Presiden Jokowi berjalan tanpa arah, amburadul dan tidak terkontrol.
“Salah satu problem atas kehadiran Presiden di Papua juga diduga lebih banyak 
menghabiskan APBD Papua yang mencapai miliaran rupiah. Jadi, kalau makin banyak 
kali Presiden kunjungi Papua, makin banyak APBD Papua yang terkuras,” ujarnya 
dengan sinis.
Pace, ko tra bisa diam ka? Ngomong kayak orang lagi makan sirih pinang aja. 
APBD itu berasal dari APBN. Komisioner HAM tapi tidak paham soal ini, mau jadi 
apa negara ini? Apalagi sampai tidak tahu menahu manfaat yang sangat besar yang 
telah dirasakan oleh rakyat Papua saat ini.

Sudah banyak perubahan-perubahan yang signifikan yang telah dicapai Presiden 
Jokowi demi perubahan taraf hidup rakyat Papua ke arah yang lebih baik, kok 
dibilang tidak ada manfaatnya sama sekali bagi rakyat Papua? Kan aneh.
Kunjungan Presiden Jokowi ke Papua pada tanggal 17 Oktober 2016 yang lalu untuk 
meresmikan enam infrastruktur kelistrikan guna mengatasi masalah pasokan 
listrik di Papua.
Infrastruktur kelistrikan yang dibangun Presiden Jokowi di Papua yaitu 
Pembangkit Listrik Tenaga Air Orya Genyem 2×10 megawatt (MW), Pembangkit 
Listrik Tenaga Mini Hidro Prafi 2×1, 25 MW, Saluran Udara Tegangan Tinggi 
(SUTT) 70 kilovolt (kV) Genyem-Waena-Jayapura sepanjang 174,6 kilometer sirkuit.
Selanjutnya Presiden Jokowi juga bangun 70 kV Holtekamp-Jayapura sepanjang 43,4 
kilometer sirkuit, Gardu Induk Waena-Sentani 20 Mega Volt Ampere dan Gardu 
Induk Jayapura 20 megavolt ampere.
Masih kurang apalagi yang diperbuat Presiden Jokowi untuk rakyat Papua? Kalau 
dia bilang Presiden Jokowi hanya bikin habis anggaran Papua dimana kehadiran 
Presiden Jokowi lebih banyak mudarat dari pada manfaatnya, serta menjadi biang 
kerok sumber masalah di Papua, maka benar kata Puspen TNI, sebaiknya Pace Pigai 
pulang saja ke Papua.
Ketiga, menuding Jokowi tidak punya kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut 
Pace yang hebat ini tidak banyak yang bisa diharapkan dari rezim Jokowi saat 
ini yang tidak punya kemampuan sama sekali untuk menyelesaikan masalah.
 “Saya telah katakan Jokowi ini Presiden yang tidak punya kemampuan bangun 
negeri ini. Apalagi kemampuan menyelesaikan masalah Papua yang membelit bangsa 
kita,” ujarnya. Untuk itu kata dia, Jokowi tidak bisa dipertahankan lagi jadi 
Presiden dan harus diganti daripada negara ini hancur terkeping-keping.
Ini orang Komisoner Komnas HAM atau kader partai Gerindra? Gayanya tidak lebih 
tidak kurang sudah kayak Fadli Zon aja. Kok bisa memberikan statement yang 
tidak ada hubungannya dengan bidang pekerjaannya. Dia digaji pakai uang rakyat 
untuk ngurusin HAM, ini malah perannya sudah kayak corongnya partai oposisi 
saja.
Kalau dia bilang Presiden Jokowi tidak punya kemampuan menyelesaikan masalah, 
maka sejak Jokowi dilantik jadi Presiden, negara ini sudah bubar jalan.
Buktinya negara semakin maju dibidang perekonomian, infrastruktur dibangun 
dimana-mana, keberhasilan dibidang tax amnesty yang berhasil mengumpulkan 
puluhan trilyun rupiah dan yang terbaru berhasil membuat Google bayar pajak ke 
pemerintah Indonesia sebesar Rp 5,5 triliun plus dendanya.
Jika dibandingkan dengan jaman SBY jadi Presiden selama 10 tahun, jelas 
perbedaannya bagaikan langit dan bumi. Sejak puluhan tahun Indonesia merdeka, 
baru di jaman Jokowi masyarakat terpencil di pedalaman sudah bisa punya bandara 
sendiri. Itu baru satu contoh kecil saja, belum yang lainnya lagi. Kalau semua 
saya paparkan disini, pace Pigai bisa kejat-kejet nanti.
Terus kalau dia tuding Presiden Jokowi tidak punya kemampuan jadi Presiden, 
memangnya dia bisa apa? Baru jadi Komisioner Komnas HAM aja sudah sombong 
setengah mampus, padahal tidak ada hasil kerjanya sama sekali dibidang HAM.
Coba sebutkan satu saja hasil kerjanya selama menjadi Komisioner Komnas HAM, 
memangnya ada? Yang ada justru makan gaji buta doang, hasil kerja nihil alias 
nol besar.
Jokowi baru jadi Presiden 2,5 tahun namun pencapaiannya sudah melebihi masa 10 
tahunnya SBY jadi Presiden. Ini fakta, bukan rekayasa. Mau ngeles apalagi?
Keempat, menuding Jokowi berbohong soal Infrastruktur jalan di Papua. 
Keberhasilan Jokowi dalam membangun insfrastruktur jalan, jembatan, Bandara, 
Pelabuhan dan proyek-proyek infrastruktur lainnya di Papua menurutnya adalah 
berita bohong yang sengaja dibesar-besarkan dengan bombastis.
“Coba tunjukkan mana, dan berapa kilo meter ruas jalan perioritas, dan mana 
ruas jalan strategis untuk konektivitas antar kota/kabupaten, provinsi dan 
jalan nasional selama 2015-2019? Saya persilakan antar ke Komnas HAM RI, saya 
menunggu dalam minggu ini untuk menujukkan validitas dan keakuratan data dan 
anggaran,” tantangnya.
Hebat amat ini orang. Gayanya sudah kayak preman Debt Collector yang menagih 
janji pelunasan hutang. Memangnya kantor Komnas HAM itu punya mbahnya kok pakai 
acara nantang segala suruh bawa bukti keberhasilan Presiden Jokowi bangun 
infrastruktur di Papua ke kantor Komnas HAM.
Tugas pokoknya menangani masalah HAM tidak dikerjakannya sama sekali, malah 
sibuk menyerang pemerintah bahkan pakai acara menantang segala suruh bawa bukti 
keberhasilan Jokowi ke kantor Komnas HAM. Edan.
Serangan-serangannya si Pace yang tidak tahu diri ini terhadap Presiden Jokowi 
sudah sangat kelewatan karena selama ini Presiden Jokowi sudah jor-joran 
semaksimal mungkin bekerja keras membangun tanah Papua. Makanya pulang sana ke 
Papua supaya bisa lihat langsung dengan mata kepala sendiri perubahan-perubahan 
disana. Bila perlu tidak usah balik lagi ke Jakarta.
Jangan karena sudah keenakan tinggal di Jakarta dan mentang-mentang sudah jadi 
Komisioner Komnas HAM, lalu terlena dan terbuai sampai lupa diri. Dengan pulang 
ke Papua dan melihat langsung dengan mata kepala sendiri perubahan di sana, 
maka otak akan kembali fresh dan bersih dari kontaminasi racun distorsi 
kepentingan terselubung.
Itulah sebabnya kenapa para konsultan pernikahan selalu menyarankan agar suami 
istri sekali-sekali harus berlibur ke luar kota sehingga pernikahan menjadi 
awet, segala kerak-kerak kotor berupa kebencian dan kecurigaan yang melekat 
dalam alam bawah sadar pun akan bersih kembali, begitu pula dengan Pace Pigai 
ini.
Namun bagaimanapun juga saya salut sama kegigihan orang ini yang sangat 
bernafsu ingin jadi Gubernur Papua dengan taktik menyerang Presiden Jokowi 
habis-habisan, sekalipun pujian ini tidak tulus. Akibat baca 
pernyataan-pernyataannya yang narsis dan curcol-curcolan di media, handphone 
saya jadi hang berkali-kali.
Kalau mau kritis, ceriwis, sinis, mbok ya yang bermutu disertai dengan 
bukti-bukti yang sahih dan otentik agar kebodohan in disguise tidak dikuliti 
dan ditelanjangi orang lain, apalagi sampai kena lapis dari Puspen TNI. Kapokmu 
kapan?
Kura-kura begitu.
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/18/06285691/natalius.pigai.kunjungan.jokowi.ke.papua.tak.bermanfaat.hanya.habiskan.apbd
http://nasional.kompas.com/read/2016/10/18/11025871/komisioner.komnas.ham.sebut.kehadiran.jokowi.di.papua.sia-sia.ini.jawaban.istana
Natalius Pigai Nilai Kedatangan Jokowi ke Papua Picu Masalah Baru Dijawab 
Istana Begini - Tribunnews.com


| 
| 
| 
|  |  |

 |

 |
| 
|  | 
Natalius Pigai Nilai Kedatangan Jokowi ke Papua Picu Masalah Baru Dijawa...

Natalius mengkritik kedatangan Jokowi di Papua sebanyak empat kali selama dua 
tahun kepemimpinannya. - Halaman all
 |

 |

 |



Kirim email ke