Nah selanjutnya, bagaimana dibentuknya kesaktian-pancasila? 

Am Fri, 2 Jun 2017
16:44:47 +0800 schrieb "'Chan CT' sa...@netvigator.com [GELORA45]"
<GELORA45@yahoogroups.com>:

> Goenawan Mohamad: Pancasila Dibentuk dengan Percakapan
> 
> Jumat 02 Juni 2017, 00:08 WIB
> 
> Danu Damarjati - detikNews
> Foto: Goenawan Mohamad/Danu Damarjati-detikcom
> 
> 
> 
> Jakarta - Hari lahir Pancasila 2017 begitu istimewa. Presiden Jokowi
> menjadikannya hari libur, upacara peringatan digelar, dan Pancasila
> dibicarakan banyak orang. Untuk hari selanjutnya, Pancasila tak boleh
> berhenti dibicarakan.
> 
> Kuliah Umum 'Pancasila dan Sejarah' dengan pembicara jurnalis senior
> dan budayawan Goenawan Mohamad digelar di Salihara, Pasar Minggu,
> Jakarta Selatan, Kamis (1/6/2017) malam. Dalam paparannya, Goenawan
> menyebut Pancasila lahir bukan dari pemikiran individual satu orang
> saja.
> 
> "Pancasila tidak bisa dilepaskan dari pidato 'Lahirnya Pancasila':
> sebuah gagasan yang bukan formula yang rapi, dan ditawarkan dan
> dibentuk dengan percakapan," tutur Goenawan dari mimbarnya.
> 
> "Epistemologi Pancasila bukan berdasar 'aku berpikir', melainkan
> 'kami yang membuka percakapan'," imbuhnya.
> 
> Pancasila adalah saripati kearifan lokal praktis masyarakat
> Indonesia. Orang-orang di negeri khatulistiwa ini mempunyai prinsip
> gotong royong yang kuat. Sukarno menyadari hal ini, dan dia
> merumuskannya, namun proses perumusan juga tak sendirian.
> 
> "Teks 'Lahirnya Pancasila' tersusun dari presentasi lisan, dalam
> sebuah pidato yang tanpa persiapan tertulis. Ia praktis terbentuk
> secara interaktif dengan hadirinnya--sekitar 60 orang--di ruang
> tertutup di Jalan Pejambon Nomor 6. Dokumen yang berwujud rekaman ini
> lebih berupa sebuah percakapan ketimbang sebuah komposisi," tutur
> Goenawan.
> 
> Presentasi ini diselingi dengan pemutaran rekaman pidato Bung Karno.
> Terdengar suara tepuk tangan sebagai suara latarnya. Goenawan
> menyebut pidato ini menggunakan 'nada dasar yang penuh harapan',
> meski telah dijajah kolonialisme. Dalam suasana ini, musyawarah
> terjadi sehingga lahirnya Pancasila.
> 
> Tahun berganti, rezim berganti. Saat Orde Baru, tradisi dialog yang
> menghidupi Pancasila itu hilang. Pancasila bukan lagi sesuatu yang
> dialogis, melainkan berubah menjadi ideologi dalam artian yang kaku.
> Atau lebih tepat lagi, Pancasila menjadi doktrin. Padahal suasana
> inilah yang berbahaya bagi lestarinya falsafah bangsa, pandangan
> dunia orang Indonesia.
> 
> "Dunia bukan sebuah bangunan yang selesai dan mandeg, begitu pula
> pandangan tentangnya. Pancasila akan mati jika dia dijadikan doktrin
> yang represif, seperti di masa Orde Baru dulu. Disebut di atas, bahwa
> dasar Pancasila adalah community-based epistemology. Ia menampik
> monolog dan jawaban yang mengklaim diri mutlak dan final," tutur
> Goenawan.
> 
> 
> 
>       Foto: Goenawan Mohamad/Danu Damarjati-detikcom
>      
> 
> 
> Diskusi digelar, tema-tema yang mendominasi bahasan adalah relasi
> Pancasila dengan agama. Salah seorang peserta diskusi mengungkapkan
> sejarah Benua Eropa di Abad Pertengahan, yang masuk ke era kegelapan
> karena doktrin agama yang represif dijadikan alat kekuasaan. 
> 
> Terlepas dari penjelasan Goenawan dan jalannya diskusi acara ini,
> falsafah yang membeku jadi doktrin juga bisa menjadi alat penindas
> rezim penguasa. Maka dari itu, secara akal sehat, Pancasila tak boleh
> dibiarkan membeku, mengeras, membatu, dan berbahaya bila menimpa
> orang. Dia harus senantiasa cair dan menghidupi.
> 
> Agama ketika ditafsirkan untuk politik bisa berisiko menjadi ideologi
> yang sifatnya instrumental belaka seturut yang dikehendaki penguasa.
> Sama halnya dengan filsafat bangsa, bila dibekukan menjadi ideologi
> maka bisa menjadi instrumen belaka. Namun Pancasila dalam bentuk
> ideologis bukanlah beku, Pancasila adalah ideologi terbuka yang
> diyakini kebenarannya bakal relevan seterusnya, apapun zamannya.
> 
> Kini Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menandatangai Peraturan
> Presiden Nomor 54 Tahun 2017 tentang Unit Kerja Presiden-Pembinaan
> Ideologi Pancasila (UKP-PIP), pada 19 Mei lalu. Pihak Kepresidenan
> optimis UKP-PIP bakal lebih inovatif ketimbang Pedoman Penghayatan
> dan Pengamalan Pancasila (P4) era Orde Baru lampau.
> 
> Goenawan menyatakan potensi Pancasila menjadi instrumen keras negara
> bakal tergantung faktor yang mendukung. Pancasila di era Orde Baru
> dicitrakan represif karena dulu militer sangat berkuasa. Goenawan
> menyatakan suasana seperti itu tak akan mudah terulang.
> 
> "Untuk dihidupkan seperti itu lagi kan nggak mungkin. Tapi memang
> kalau Pancasila-nya jadi ajaran mati ya akan seperti dulu," tuturnya
> kepada detikcom usai kuliah umum berakhir.
> 
> Dia berharap UKP-PIP benar-benar tak sama dengan P4 zaman dulu. Kalau
> Pancasila cuma jadi sekadar hapalan belaka, maka itu bukanlah kondisi
> yang ideal. (dnu/ams)
> 
> 

Kirim email ke