*Kalau hampir seluruh dunia akui Papua bagian dari Indonesia, lantas
bagaimana kalau rakyat Papua tidak mau menjadi bahagian dari Indonesia?
Harus dipaksa supaya menjadi bahagian dari NKRI? Pakai alasan Pepera 1969?
Ini yang ditulis oleh Majalah TIME, New York, USA, 22 Augustus 1969. "The
Indonesia imported their village tradition of Musyaawarah meaning roughly
consultaions leading to consensus. For this purpose they chose 1025
"people's representatives", who allegedly spoke for all Papuans. The
Indonesiean army warned that it would not be gentle with dessidents."Many
of us didn't agree to Indonesian control, but we were afraid," one of the
delegatex told Time Correspondent David Greenway, who visited West Irian
this week. Jangan dilupakan kasus Czekoslowakia,Jugoslawia, Uni Soviet yang
juga diakaui oleh seluruh negara. Apa jadinya dengan negara-negara ini?**Apakah
rakyat Papua tidak mempunyai hak menentukan nasib sendiri seperti
dicantumkan dalam konvensi dan hukum internasional, antara lain : "the
right of selfdetermintaion  colonized people". Dalam Perjanjian New York
antara Pemerintah Belanda dan RI di New Yorken, 1962 dicantum akan diadakan
referendum di Irian Barat atas dasar "satu orang satu suara", hal ini tidak
pernah dilakukan dan yang dilakukan adalah Pepera seperti disebutkan
diatas.   *
https://indopos.co.id/read/2020/07/14/242039/hampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia/

Hampir Seluruh Negara di Dunia Akui Papua Bagian Indonesia
Editor Novita <https://indopos.co.id/read/author/novita/> Selasa, 14 Juli
2020 - 10:03
 Share
<https://www.facebook.com/sharer.php?u=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F>
<https://twitter.com/share?text=Hampir+Seluruh+Negara+di+Dunia+Akui+Papua+Bagian+Indonesia%20@indoposonline&url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F>
<https://plus.google.com/share?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F>
<https://telegram.me/share/url?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F&text=Hampir+Seluruh+Negara+di+Dunia+Akui+Papua+Bagian+Indonesia>
<https://pinterest.com/pin/create/button/?url=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F&media=https://i1.wp.com/indopos.co.id/wp-content/uploads/2020/07/indopos-1-57.jpg?fit=696%2C464&ssl=1&description=Hampir+Seluruh+Negara+di+Dunia+Akui+Papua+Bagian+Indonesia>
<?subject=Hampir+Seluruh+Negara+di+Dunia+Akui+Papua+Bagian+Indonesia&body=https%3A%2F%2Findopos.co.id%2Fread%2F2020%2F07%2F14%2F242039%2Fhampir-seluruh-negara-di-dunia-akui-papua-bagian-indonesia%2F>

indopos.co.id – Kampanye isu kolonialisme di tanah Papua yang terus
dilakukan para aktivis dan pendukung kemerdekaan West Papua seperti United
Liberation Movement for West Papua (ULMWP) yang dipimpin Benny Wenda maupun
Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang dipimpin Agus Kossay, di dunia
internasional diyakini tidak akan memiliki pengaruh signifikan karena
hampir seluruh negara di dunia mengakui bahwa Papua bagian integral dari
Indonesia.

Ida Bagus Made Bimantara, Direktur Eropa I Kementerian Luar Negeri
(Kemenlu) yang akrab disapa Sade, menegaskan berbagai isu di Papua
seutuhnya merupakan urusan dalam negeri, dan semua negara memahami dan
menghormati posisi Indonesia.
Baca Juga :

51 Persen Pasien COVID-19 di Papua Pulih
<https://indopos.co.id/read/2020/07/08/241275/51-persen-pasien-covid-19-di-papua-pulih/>

“Hampir 99,5 pemerintah di dunia mengakui dan menghormati keutuhan
Indonesia, menegaskan bahwa Papua bagian Indonesia, hanya satu negara masih
mempertanyakan yaitu Vanuatu,” ujar Sade di Jakarta, Selasa (14/7/2020).

Sade menegaskan, Papua saat ini sudah bebas secara politik, dimana di sana
sudah dijalankan Pilkada, Pilpres, diberikan hak otonomi khusus, juga
pemerintah pusat terus melakukan kebijakan afirmatif action dengan berupaya
sekuat tenaga memenuhi hak dasar, termasuk hak asasi manusia.
Baca Juga :

Rasisme di Papua, Pakar: Aspirasi dan Ekspresi Harus Dalam Koridor Hukum
<https://indopos.co.id/read/2020/07/03/240598/rasisme-di-papua-pakar-aspirasi-dan-ekspresi-harus-dalam-koridor-hukum/>

Berbagai akses juga sepenuhnya diberikan seperti menghadirkan BBM dengan
harga sama seperti di daerah lain di Indonesia, akses transportasi dan
infrastruktur terus dibangun, layanan kesehatan dijalankan.

Ia pun memastikan, pemerintah bekerja keras menyelesaikan persoalan yang
masih ada, bahkan bertindak tegas kepada tersangka ujaran kebencian
terhadap Papua. Bahwa masih ada kendala, tidak bisa dipungkiri namun saat
ini kondisi Papua terus semakin baik. Adapun kelompok separatis, justru
tidak berkontribusi, dan memecah belah.
Baca Juga :

Gempabumi Tektonik Magnitudo 5,2 Guncang Boven Digoel Papua
<https://indopos.co.id/read/2020/07/01/240390/gempabumi-tektonik-magnitudo-52-guncang-boven-digoel-papua/>

Tindakan kelompok tersebut juga sama dengan menista proses demokrasi yang
sudah dijalankan oleh rakyat Papua ketika memilih dalam proses Pilkada,
Pilpres, memilih anggota DPR, yang notabene merupakan orang asli Papua.
Sementara kelompok separatis itu yang hidup di luar Papua, mengklaim dan
seringkali mengatasnamakan seperti seorang raja.

“Ini sangat meremehkan demokrasi, mereka hanya ingin meraih tujuan sempit
di luar koridor demokrasi. Kita harus bersama bekerja demi kemakmuran
Papua. Bekerja dengan pendekatan kesejahteraan dan pendekatan kemanusian,”
tegas Sade.

Tenaga Ahli Kelembagaan Desk Papua Bappenas Moksen Idris Sirfefa
menambahkan, Papua memiliki masalah komplek, memerlukan pendekatan
komprehensif dalam penyelesaiannya. Pemerintah pun selalu mengedepankan
pendekatan dialog, juga terus mendukung Papua dengan kebijakan otonomi
khusus yang terus diperbaiki agar semakin relevan dengan situasi terbaru
Papua. Karena itu, ia mengajak masyarakat Papua untuk tidak terlalu terlena
dengan isu-isu lama yang diciptakan untuk kentungan kelompok kecil namun
lebih fokus pada masa depan. Isu-isu lama pun seringkali tidak berbasis
fakta.

Ia menegaskan, melihat Papua tidak bisa dengan sekilas. Nah, otsus
merupakan jalan tengah moderat yang sama-sama menguntungkan karena
sejatinya pemerintah melimpahkan sepenuhnya kebijakan Papua ke daerah.
Moksen mengingatkan, Papua punya potensi besar untuk maju karena itu semua
pihak agar berpikir jernih, tidak emosi. Menurut dia, dana otsus sudah
sangat membantu karena mencapai 60 persen anggaran APBD provinsi di Papua.

Steve R Mara Ketua Pemuda Lira Provinsi Papua mengajak, generasi muda Papua
jangan percaya begitu saja dengan isu internasionalisasi Papua yang
didorong kelompok tertentu sehingga melupakan berbagai potensi besar
generasi muda Papua. Jika terus terlena isu-isu internasional yang tidak
memiliki basis fakta, maka ia khawatir generasi muda menjadi lebih malas
untuk berpikir lebih maju, tidak mampu melihat beragam peluang. Ia mengajak
anak muda Papua untuk berkontribusi nyata dan tidak merasa inferior.

“Kenapa merasa kecil padahal kita bisa melakukan hal besar, jangan terlena
dengan isu yang dibangun kelompok sebelah, anak muda Papua harus bangun
sebaliknya juga, mampu menunjukan bisa berkontribusi nyata bagi Indonesia,”
tegasnya.

Dengan otsus semua peluang menjadi terbuka. Misal, dahulu hanya level
pejabat yang bisa naik pesawat untuk keluar daerah, sekarang siapa pun di
Papua bisa dan itu bukti nyata terjadi hal positif di Papua. Akses
pendidikan pun semakin terbuka. (vit)
  • [GELORA45] ... Sunny ambon ilmeseng...@gmail.com [GELORA45]
    • [GELOR... 'Lusi D.' lus...@rantar.de [GELORA45]
      • Re... Jonathan Goeij jonathango...@yahoo.com [GELORA45]
      • AW... 'arif.hars...@t-online.de' arif.hars...@t-online.de [GELORA45]

Kirim email ke