-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1401358/idi-optimistis-indonesia-bisa-atasi-covid-19-asalkan-gotong-royong


IDI optimistis Indonesia bisa atasi COVID-19 asalkan gotong royong

Jumat, 3 April 2020 17:49 WIB

Ketua Umum PB IDI dr Daeng M Faqih saat diwawancarai awak media massa di 
Jakarta, Kamis (13/2/2020). ANTARA/Muhammad Zulfikar/pri.
Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PB Ikatan Dokter Indonesia dr Daeng M Faqih 
optimistis Indonesia bisa mengatasi pandemi COVID-19 asalkan semua pihak 
bersama-sama melakukan tugasnya secara gotong-royong.

"Ada beberapa langkah yang harus dilakukan agar Indonesia bisa mengatasi 
penyebaran penularan COVID-19, mulai dari tindakan dari pemerintah hingga upaya 
masyarakat," kata Daeng di Jakarta, Jumat.

Menurut Daeng, yang paling utama harus dilakukan adalah meningkatkan kapasitas 
layanan kesehatan di daerah, khususnya daerah yang memiliki kerentanan 
penularan tinggi dan kerentanan kondisi layanan kesehatan.

Baca juga: IDI: PSBB harus diawasi hingga RT/RW

Peningkatan kapasitas kesehatan yang dimaksud adalah mulai dari menyiapkan SDM 
kesehatan, fasilitas kesehatan untuk perawatan pasien, dan memastikan 
ketersediaan alat-alat kesehatan yang dibutuhkan,alat pelindung diri (APD).

Dari sisi tenaga kesehatan, IDI melatih seluruh anggotanya, baik dokter umum 
maupun dokter spesialis berbagai bidang keilmuan untuk bisa memahami cara 
menangani pasien COVID-19.

Daeng mengaku dirinya telah berkoordinasi dengan organisasi profesi perawat 
agar melatih seluruh perawat di Indonesia dalam penanganan COVID-19.

Sekitar 200 ribu lebih dokter dan sekitar 1 juta perawat dilatih penanganan 
COVID-19 untuk mengantisipasi apabila terjadi lonjakan besar kasus positif di 
Indonesia.

Baca juga: IDI sarankan Jabar-Banten tingkatkan kapasitas antisipasi COVID-19

Baca juga: IDI: Perlu pengawasan untuk penanganan jenazah COVID-19 di keluarga

Untuk fasilitas kesehatan, Daeng berharap setiap daerah menyiapkan rumah sakit 
darurat seperti di Wisma Atlet Kemayoran Jakarta untuk merawat pasien COVID-19.

Untuk meningkatkan kapasitas kesehatan ini, kata Daeng, butuh komitmen 
pemerintah pusat dan daerah dalam hal penerbitan regulasi yang tidak 
berbelit-belit dan penggunaan anggaran untuk penanganan masa kedaruratan 
COVID-19. "Tentu itu semua tidak gratis, regulasinya harus jelas, anggaran 
harus jelas," kata Daeng.

Daeng mengingatkan bahwa sebanyak apapun fasilitas kesehatan dan tenaga medis 
disiapkan tetap tidak akan mampu apabila jumlah kasus COVID-19 terus meningkat 
tanpa henti. Untuk itu, pentingnya melakukan tindakan memutus rantai penularan 
dengan cara mendeteksi kasus secara masif, melacak riwayat kontak kasus, dan 
mengarantina setiap orang yang terindikasi membawa virus corona.

Baca juga: IDI ingin tenaga medis diberikan keleluasaan bergerak

Virus corona COVID-19 menyebar melalui penularan dari manusia yang terinfeksi 
kepada manusia yang sehat. Oleh karena itu, mengarantina setiap orang yang 
terinfeksi virus di tubuhnya harus dilakukan agar virus tidak bisa menular dan 
akhirnya mati.

Selain itu, masyarakat benar-benar mematuhi Pembatasan Sosial Berskala Besar 
(PSBB). "Penerapan PSBB di masyarakat sudah tidak dalam taraf imbauan melainkan 
kewajiban dan harus ada pengawasan dari aparat," tuturnya.

Menurut dia, seluruh aparat harus dilibatkan untuk menjalankan kebijakan PSBB, 
mulai dari kepolisian, Satpol PP, Babinkamtibmas, Babinsa, RT/RW, dan tokoh 
masyarakat mengawasi serta mengingatkan masyarakat agar tetap di rumah untuk 
menekan penyebaran virus.

"Kalau itu semua dilakukan secara serempak, saya berkeyakinan kita bisa 
menghadapi COVID-19. Dengan semangat gotong royong kita pasti bisa," kata Daeng.

Baca juga: IDI bantah ancaman tenaga medis mogok karena tak ada APD

Baca juga: Organisasi profesi tenaga kesehatan minta jaminan APD tangani 
COVID-19

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
COPYRIGHT © ANTARA 2020

    TAGS:
    daeng m faqih
    PB IDI
    semagat gotong royong







Reply via email to