-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1922-komisaris-ahok



Sabtu 29 Agustus 2020, 05:00 WIB 

Komisaris Ahok 

Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group | Editorial 

  Komisaris Ahok MI/Ebet Usman Kansong Dewan Redaksi Media Group. DALAM 
setiap bencana, kata jurnalis Eric Weiner, “Kita membutuhkan orang yang 
disalahkan selain Tuhan….” Eric menuliskan pernyataan itu dalam bukunya, The 
Geography of Bliss. Bencana yang dimaksud Eric bencana alam. Sekarang ini, kita 
bisa memperluas makna bencana, bukan saja bencana alam, melainkan bencana 
kesehatan atau bencana ekonomi gara-gara pandemi covid-19 serupa yang sedang 
kita alami. Dalam hal bencana atau krisis ekonomi gara-gara covid-19, banyak 
negara menghadapi resesi. Banyak perusahaan di dunia rugi. Pertamina salah 
satunya. Pertamina mengalami bencana ekonomi. Dia mencatatkan kerugian Rp11 
triliun lebih dalam laporan keuangan semester pertama 2020. Padahal, di 
semester pertama 2019 Pertamina untung Rp9 triliun lebih. Kiranya bukan 
Pertamina semata perusahaan minyak dan gas yang rugi gara-gara pandemi 
covid-19. Perusahaan minyak dan gas kelas dunia macam Shell, Total, British 
Petroleum, Petronas, Chevron, Conoco Philips, Eni, juga rugi. Kerugian mereka 
malah lebih parah jika dibandingkan dengan Pertamina. Gara-gara pandemi 
covid-19, banyak negara melakukan lockdown. Indonesia melakukan pembatasan 
sosial berskala besar. Semua itu membatasi pergerakan orang. Orang dipaksa 
melakukan segala hal dari rumah. Tidak mengherankan sektor transportasi 
termasuk yang paling terpuruk. Transportasi menggunakan bahan bakar. Konsumsi 
bahan bakar praktis menurun drastis. Inilah salah satu penyebab perusahaan 
minyak dan gas rugi. Jatuhnya harga minyak dunia serta nilai tukar berbagai 
mata uang terhadap dolar yang fluktuatif memperbesar kerugian 
perusahaan-perusahaan minyak dan gas. Akan tetapi, kita rupanya tetap 
membutuhkan orang untuk disalahkan dalam bencana kerugian yang diderita 
Pertamina itu. Alasan pandemi covid-19 sebagai biang keladi kerugian Pertamina 
dianggap garing. Covid-19 virus, bukan orang. Kita memerlukan orang, bukan 
virus, untuk disalahkan dalam bencana kerugian yang dialami Pertamina. Orang 
itu ialah Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Komisaris Utama Pertamina. Mencari 
orang untuk disalahkan serupa mencari kambing hitam. Antropolog Rene Girard 
bilang pengambinghitaman (scapegoating) menjadi mekanisme kuno untuk mengatasi 
krisis dan ketakutan. Kerugian Pertamina dianggap krisis dan menakutkan. Kita 
memerlukan orang untuk dikambinghitamkan dan orang itu Ahok. Orang 
mengambinghitamkan Ahok dalam krisis Pertamina yang menakutkan itu, meski dia 
berkulit putih. Ini tumben, tak serupa biasanya. Biasanya kalau performa 
perusahaan buruk, yang pertama-tama disalahkan direksi, bukan komisaris. Ketika 
santer dikabarkan Ahok bakal menjadi komisaris Pertamina, orang sudah sibuk 
memperbincangkannya dan sebagian di antaranya perbincangan negatif. Ahok 
kiranya lebih menarik untuk disalahkan ketimbang Nicke Widyawati meski Ibu 
Dirut Pertamina ini lebih cantik daripada Ahok. Tersedia seribu satu alasan 
untuk menyalahkan Ahok. Ahok sebagai komisaris utama dikatakan alpa mengawasi 
direksi sehingga Pertamina rugi. Ahok dikatakan sesumbar tanpa diawasi pun 
Pertamina bakal untung, tetapi nyatanya rugi. Tabiat Ahok yang meledak-ledak 
juga dijadikan alasan untuk menyalahkannya. Pun Ahok disalahkan karena tak 
membawa hoki atau peruntungan bagi Pertamina. Bukan cuma disalahkan, Ahok 
bahkan dibuli bertubi-tubi. Rene Girard juga bilang yang biasanya 
dikambinghitamkan ialah mereka yang dianggap aneh, asing, dan minoritas. Semoga 
saja Ahok disalahkan bukan karena dia aneh, asing, dan minoritas. Semua itu 
kiranya alasan yang dikorek-korek. Boleh jadi dasar orang menyalahkan Ahok cuma 
ketidaksukaan terhadapnya. Terang benderang penyebab kerugian Pertamina 
terutama pandemi covid-19 yang membawa dampak pada hampir semua korporasi. 
Buktinya, perusahaan minyak dan gas lain di dunia juga rugi, lebih rugi jika 
dibandingkan dengan Pertamina. Lain perkara bila yang rugi cuma Pertamina. Bila 
cuma Pertamina yang rugi, bolehlah Ahok disalahkan bahkan dipecat. Mungkin 
mengundurkan diri, Ahok pun bersedia bila cuma Pertamina yang rugi. Sudah betul 
bila Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan tidak memberhentikan Ahok. Kalau 
memberhentikan Ahok, Erick harus memberhentikan komisaris BUMN lain karena 
bukan Pertamina saja BUMN yang rugi gara-gara pandemi covid-19.

Sumber: https://mediaindonesia.com/podiums/detail_podiums/1922-komisaris-ahok







Kirim email ke