https://bisnis.tempo.co/read/1157341/kwik-kian-gie-sebut-sejumlah-sinyal-ekonomi-sudah-
mengkhawatirkan/full&view=ok
Kwik Kian Gie Sebut Sejumlah Sinyal Ekonomi
Sudah Mengkhawatirkan
Reporter:
Bisnis.com
Editor:
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Kamis, 20 Desember 2018 16:31 WIB
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno (dua dari kiri),
bersama ekonom Kwik Kian Gie, dalam sebuah talk show di rumah pemenangan
Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu malam, 26
September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
<https://statik.tempo.co/data/2018/09/26/id_736528/736528_720.jpg>
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno (dua dari kiri),
bersama ekonom Kwik Kian Gie, dalam sebuah talk show di rumah pemenangan
Prabowo-Sandiaga, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu malam, 26
September 2018. TEMPO/Francisca Christy Rosana
*TEMPO.CO*, *Jakarta* - Kwik Kian Gie
<https://bisnis.tempo.co/read/1127684/kekecewaan-kwik-kian-gie-ke-jokowi-berawal-dari-buku>
menilai perkembangan perekonomian Indonesia sudah dalam sinyal
mengkhawatirkan. Ekonom senior ini menyebutkan sinyal perekonomian sudah
mengkhawatirkan karena terlihat dari membengkaknya utang negara,
merosotnya nilai tukar rupiah, defisit neraca perdagangan.
*Baca: *Prabowo Sebut Kader PDIP Kwik Kian Gie Jadi Penasihat Ekonominya
<https://bisnis.tempo.co/read/1126020/prabowo-sebut-kader-pdip-kwik-kian-gie-jadi-penasihat-ekonominya>
"Nilai tukar rupiah sudah sangat merosot, dari pada awal pemerintahan
Joko Widodo di kisaran Rp 9.300-an, merosot hingga Rp 15.000 (per dolar
AS). Itu merosotnya sudah berapa?" ujar Kwik dalam Diskusi Rabu Biru
bertemakan Nestapa Ekonomi 2018 di Media Center Prabowo-Sandi di
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan pada Rabu malam, 19 Desember 2018.
Kwik menjelaskan, beban utang negara juga sudah semakin membengkak
akibat pembangunan infrastruktur yang tidak terkendali dan didanai
dengan utang. "Impor kita juga terus membesar, sementara ekspor
komoditas mandeg. Begini keadaan ekonomi kita sekarang," katanya.
Pemerintahan di bawah kepemimpinan Jokowi, dinilai Kwik, telah melakukan
pembangunan infrastruktur secara masif tapi tidak memperhitungkan
kemampuan APBN dalam mendanai proyek tersebut. Akibatnya, keuangan
negara semakin terbebani. Kondisi perekonomian nasional, menurut Kwik,
semakin diperparah dengan makin merajalelanya praktik-praktik korupsi
oleh para penyelenggara negara.
Kwik yang pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Ekonomi, Keuangan
dan Industri (Ekuin) ini menilai pembangunan infrastruktur yang
digencarkan oleh pemerintahan Jokowi tidak tepat waktu. Pembangunan
infrastruktur ini juga terlihat main hantam saja tanpa memperhitungkan
berbagai aspek.
Lebih jauh Kwik mencontohkan pembangunan ruas jalan di Papua yang sangat
bagus dan menelan biaya sangat besar tercatat hanya dilalui oleh
kendaraan dalam jumlah sedikit, sekitar 500 unit dalam
seharinya. "Memang terlihat pembangunannya luar biasa. Tetapi keuangan
negara sangat terbebani oleh utang-utang untuk mendanai proyek-proyek
tersebut. Pembangunan infrastruktur ini dilakukan dalam waktu yang tidak
tepat."
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menanggapi kritik
tentang besarnya nilai utang yang dialamatkan ke pemerintah. Kali ini
ia meminta publik untuk lebih menyoroti aset yang dimiliki negara,
ketimbang utang negara.
"Aset, yang sebenarnya lebih besar. Kita sering kali tidak atau lupa
untuk secara kultural untuk bisa menyampaikan," ujarnya pada Property
Outlook 2019, di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, Senin, 17
Desember 2018.
Terlebih, aset-aset itu nilainya sangat besar dan telah berdampak pada
perekonomian di berbagai sektor. Selain itu, menurut Sri Mulyani, khusus
untuk masalah utang selalu jadi fokus perhatian pemerintah. "Utang itu
sudah dipelototi banyak orang," katanya.
*Baca:* Ditanya Polemik Impor Beras, Ini Pendapat Kwik Kian Gie
<https://bisnis.tempo.co/read/1128782/ditanya-polemik-impor-beras-ini-pendapat-kwik-kian-gie>
Selain Kwik Kian Gie <https://www.tempo.co/tag/kwik-kian-gie>, tampil
juga dalam diskusi publik dalam acara diskusi Rabu malam lalu adalah
Fuad Bawazier dan pelaku usaha Rifda Ammarina. Fuad Bawazier yang dulu
pernah menjabat sebagai Menteri Keuangan kini merupakan anggota Dewan
Penasehat Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi.
*BISNIS*