Polisi tidak berdaya?---Namun, datang sekitar 20-an pemuda mempertanyakan tujuan aksi. Suasana jadi hangat dan mereka bersitegang. Akhirnya aparat kepolisian meminta komunitas warga mundur dan situasi berhasil diredam. ... Lilin Ahok Tak Sempat Menyala, Bubar Total Ditolak Warga
| | | | | | | | | | | Lilin Ahok Tak Sempat Menyala, Bubar Total Ditolak Warga JawaPos.com - Rencana aksi seribu lilin yang sudah matang direncanakan jadi berantakan. Ratusan massa aksi berko... | | | | SENIN, 15 MAY 2017 16:14 | EDITOR : FADHIL AL BIRRA Rencana menyalakan seribu lilin di Bundaran Digulis Untan, Pontianak, batal total lantaran keberatan sekelompok masyarakat yang datang dan menolak aksi tersebut, Minggu (14/5). (Achmad Mundzirin/Rakyat kalbar) JawaPos.com - Rencana aksi seribu lilin yang sudah matang direncanakan jadi berantakan. Ratusan massa aksi berkostum merah yang sudah siap membawa lilin di Taman Digulis Untan, Pontianak, Kalbar, batal dinyalakan. Penyebabnya sekelompok masyarakat mendadak datang dan menolak acara yang dihelat pada Minggu (14/5).Pasukan Polri-TNI yang sudah siaga melakukan pengamanan dengan kekuatan penuh, bertindak sigap menguasai situasi yang menegang. Padahal, aksi yang akan dimulai pukul 16.00 diperkirakan akan seru dan dipastikan jalanan macet.Namun, datang sekitar 20-an pemuda mempertanyakan tujuan aksi. Suasana jadi hangat dan mereka bersitegang. Akhirnya aparat kepolisian meminta komunitas warga mundur dan situasi berhasil diredam. Seorang perwira polisi berpangkat AKP berkomunikasi dengan calon peserta aksi lilin di Bundaran Digulis Untan Pontianak, Minggu (14/5) sore yang berakhir dengan sterilnya kawasan tersebut. (Achmad Mundzidin/Rakyat Kalbar) Pukul 17.11, aksi kembali dimulai. Tidak dengan menyalakan lilin, hanya berdoa disambung dengan menyanyikan “Indonesia Raya”. Atraksi ini disebut oleh pesertanya dengan sebutan Aksi Untuk NKRI. Habis nyanyi, aparat polisi dan TNI pun meminta mereka bubar, alasannya, tidak boleh ada aksi sampai malam sesuai Perkap Nomor 9 Tahun 2008 pada pasal 6 ayat. Waktu yang dibolehkan untuk beraksi di muka umum hanya boleh dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00.Untungnya ketegangan yang terus meningkat antara kelompok penyala lilin dengan 20-an warga penolak tidak sempat terjadi benturan fisik. Semua berakhir dengan aman dan mereka pun membubarkan diri.Awak Rakyat Kalbar (Jawa Pos Group) yang sudah standby di lokasi sebelum pukul 16.00 melihat sejumlah atribut peserta aksi lilin diamankan polisi, dimasukkan ke mobil patroli. Namun langkah itu dibantah pihak kepolisian, yang mengaku tidak ada atribut peserta aksi yang diamankan. "Tidak ada," kata Kabag OPS Polresta Pontianak Kompol Jovan R Sumual, kepada sejumlah wartawan di Bundaran Digulis Untan Pontianak, Minggu (14/5).Virus aksi karangan bunga, balon, dan disusul menyalakan lilin oleh para peserta aksi bertujuan untuk solidaritas terhadap Ahok yang divonis hakim dua tahun penjara dalam kasus penistaan agama, juga dibantah oleh Kabag Ops."Ini kegiatan masyarakat. Informasinya itu pengibaran bendera dan menyanyikan lagu nasional, serta solidaritas untuk NKRI, ini kita lihat dari selebaran yang ada," dalih Jovan. "Apapun kegiatan perkumpulan masyarakat, pasti kita amankan. Termasuk ini," sambung dia.Berkaitan dengan ada tidaknya pemberitahuan, ada izin atau tidaknya kegiatan itu, Jovan menyatakan akan mengecek fungsi Intel Polresta Pontianak. "Nanti saya tanyakan dulu ke Intel," ujar mantan Kasat Lantas Polresta Pontianak itu.Ternyata, wartawan, yang langsung konfirmasi ke pihak intelijen Polresta Pontianak di Bundaran Untan, mendapat jawaban bahwa kepolisian tidak ada mengeluarkan izin unjukrasa pada hari Minggu (14/5) untuk lokasi Digulis Untan Pontianak tersebut. Karena ratusan massa sudah berkumpul, Jovan tidak langsung membubarkan mereka yang sempat berdoa dan bernyanyi itu. Ia memilih untuk menegaskan batas waktu. Jika lewat dari pukul 17.30 massa tidak bubarkan diri atau selesai, aksi itu akan dibubarkan. "Lewat dari batas waktu tentu akan dibubarkan, karena ini sudah diatur oleh UU," tegasnya. Jovan pun mengimbau masyarakat untuk tenang dan tidak terprovokasi. Katanya, masyarakat yang bersuku dan berbangsa di Kota Pontianak merupakan sesama warga negara Indonesia. "Kita Polri dan TNI ada di barisan terdepan untuk menjaga atau melakukan pengamanan, agar suasana tetap kondusif," imbaunya. (Achmad Mundzirin/Iman Santosa/Kurnadi/fab/JPG)