-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5107867/luhut-mau-tawarkan-harta-karun-ri-ke-as?tag_from=wp_beritautama




Luhut Mau Tawarkan 'Harta Karun' RI ke AS

Hendra Kusuma - detikFinance

Sabtu, 25 Jul 2020 19:15 WIB
23 komentar
SHARE
URL telah disalin
Menteri Koordinator Kemaritiman
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan 
mengaku akan menawarkan 'harta karun' kepada negara-negara yang siap menjadi 
investor. Salah satunya yang akan ditawari adalah Amerika Serikat (AS).

Dia mengaku investor yang sudah siap mengembangkan 'harta karun' di Indonesia 
adalah China. Namun dirinya tidak ingin menyerahkan ke negeri Tirai Bambu ini 
demi menjaga iklim investasi nasional.

"Ini kita juga memang dilematis, karena rare earth kan paling banyak diproduksi 
di Tiongkok, Amerika sendiri begitu di banned oleh Tiongkok itu kelabakan juga. 
Nah investor yang paling cepat sekarang itu Tiongkok, nah kalau kita semua 
kasih Tiongkok nanti semua mental," kata Luhut dalam acara Investasi di tengah 
Pandemi secara virtual, Sabtu (25/7/2020).

'Harta karun' yang dimaksud ini adalah rare earth alias mineral tanah jarang. 
Komoditas satu ini diyakini mudah ditemukan di Indonesia.

Luhut mengatakan saat ini dirinya tengah mencari investor dari luar China demi 
memberikan kesempatan kepada negara lain yang berpotensi besar mengembangkan 
rare earth.

"Jadi kita ya memelihara ekuilibrium kita cari investor, apakah Amerika mau, 
kita coba atau yang lain," jelasnya.
Baca juga:
Utang Pemerintah Nambah Terus, Luhut: Memang Harus Dilakukan

Menurut dia, mencari investor pun tidak semudah membalikkan telapak tangan. 
Luhut bilang banyak banyak prosedur yang harus disepakati antara kedua belah 
pihak baik pemerintah maupun investor.

"Jadi kita harus melihat national interest kita, tidak sekedar hanya terima 
orang datang investasi, tidak begitu ceritanya. Ada perhitungan strategi kita, 
pertimbangan geopolitik sebelum memutuskan itu dan seberapa banyak yang akan 
kita berikan, nggak akan kita berikan semua," ungkapnya.

Dari catatan pemberitaan detikcom, pasir timah yang biasa diekspor ilegal dari 
Bangka Belitung (Babel) merupakan tempat untuk menemukan 'harta karun' ini. Di 
dalam pasir timah mengandung mineral tanah jarang.

Tanah jarang juga disebut memiliki harga yang tinggi, bahkan bisa dijual hingga 
10 kali lipat lebih tinggi dibanding timah itu sendiri. Komponen satu ini 
bahkan bisa digunakan untuk partikel nuklir, untuk Pembangkit Listrik Tenaga 
Nuklir (PLTN) hingga komponen elektronik.

"Tanah jarang atau rare earth ini mineral ikutan, dari proses pemurnian timah 
itu kan diayak istilahnya dimurnikan, dan mineral pasir itu mengandung tanah 
jarang atau monazite namanya," ujar Direktur Utama PT Timah kala itu, Sukrisno 
saat berbincang dengan detikcom, Minggu (28/6/2015).
Baca juga:
Luhut: Konsumsi dan Investasi Terpukul Berat dari Awal Tahun

Tanah jarang bisa diproses menjadi 12 komponen, termasuk monazite, thorium, dan 
lainnya. Salah satu yang paling potensial untuk dijual adalah monazite, yang 
dikembangkan PT Timah dengan membangun sebuah pabrik kecil pengolahan tanah 
jarang.

Melihat potensi besarnya, Badan Geologi Kementerian ESDM akan melakukan survei 
potensi rare earth alias tanah jarang. Survei ini akan dilakukan tahun depan.


Simak Video "Luhut: Laju Penyebaran Covid-19 Menurun 7 Hari Terakhir"

(hek/eds)
luhut binsar pandjaitan
rare earth
rare earth mineral







Kirim email ke