http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2017/01/21/110116/mantan-kasad-indonesia-diadu-domba-di-ambang-kehancuran.html

Mantan KASAD: Indonesia Diadu Domba, di Ambang Kehancuran
Sabtu, 21 Januari 2017 - 09:22 WIB
Menurut Habib Rizieq, aparat intelijen seharusnya ditugaskan untuk memata-matai 
kebangkitan PKI, bukan ulama

 
Jenderal TNI (Purn.) Tyasno SudartoHidayatullah.com—Jumat siang, Gedung Joeang 
45, Jakarta Pusat bergemuruh.  Pekikan takbir, teriakan “merdeka” menggema di 
dalam acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab Kita Semua’ pada 
Jumat (20/1/2017) ini.

“Allahu Akbar dan merdeka dua kosakata yang tidak boleh dihilangkan. Sebab, 
pada zaman dahulu dua kosa kata ini diteriakan para pejuang kemerdekaan,” ujar 
Dr. Firdaus Syam, Wakil Direktur Sekolah PascaSarjana Universitas Nasional 
(UNAS) saat menjadi pembicara pada dialog yang digelar Center of Study for 
Indonesian Leadership (CSIL) dan Dewan Harian 45 di Gedung Juang 45, Jakarta, 
Jumat (20/01/2017).

Riuh peserta yang hadir juga disebabkan pemaparan materi yang disampaikan 
masalah pelik kondisi bangsa Indonesia saat ini.

Sementara itu, Jenderal TNI (Purn.) Tyasno Sudarto menyebut Indonesia didalam 
ambang kehancuran. Perpecahan yang disemarakkan bukan persatuan dinilainya 
pemicu hancurnya Indonesia kelak.

“Sekarang bangsa Indonesia diadu dan dipecah. Itu bentuk devide at impera, 
menjadi pintu kehancuran suatu bangsa,” kata Jenderal bintang empat itu.

Untuk itu, mantan Kepala staf angkatan darat (KSAD) itu mendesak rezim 
pemerintahan untuk membuka diri dengan berdialog dengan para tokoh, ulama dan 
elemen lain untuk memikirkan solusi bangsa Indonesia.

“Kita harus berubah, dan perubahan itu namanya revolusi. Allahu Akbar!,” 
pungkasnya menyemangati peserta diskusi.

Sementara itu, Letjen Marinir (Purn.) Suharto menyatakan Indonesia sedang 
mengalami krisis keadilan. Sebab, keadilan yang tidak merata dan tebang pilih 
terus menerus menerpa Merah Putih.

“Kita sekarang krisirs keadilan, krisis kedaulatan. Ini harus kita kembalikan 
dan perjuangkan,” ujarnya.

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab prihatin aparat 
intelijen justru ditugasi memata-matai para ulama dan tokoh nasional.

Pasalnya, mereka menginginkan Indonesia kembali pada cita-cita luhur para 
pendiri bangsa, yakni sebagai negara merdeka dan lepas dari penjajahan asing. 
Seharusnya, menurut Habib Rizieq, aparat intelijen ditugaskan untuk 
memata-matai kebangkitan PKI.

Sebagaimana diketahui, acara diskusi bertajuk ‘Kedaulatan NKRI Tanggung Jawab 
Kita Semua’ yang diinisiasi Center Of Study For Indonesian Leadership (CSIL) 
itu menghadirkan sederet tokoh nasional dari berbagai kalangan. Mulai dari 
militer, intelek sampai ulama seperti Habib Rizieq Shihab.*/M Fajar (INA)

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

Kirim email ke