https://tirto.id/melihat-perjalanan-4-startup-unicorn-asal-indonesia-cAdQ
Melihat Perjalanan 4 Startup "Unicorn"
asal Indonesia
Ilustrasi bisnis startup. Getty Images/iStockphoto
<https://tirto.id/melihat-perjalanan-4-startup-unicorn-asal-indonesia-cAdQ>
Ilustrasi bisnis startup. Getty Images/iStockphoto
Oleh: Ahmad Zaenudin - 19 November 2017
Dibaca Normal 2 menit
/Indonesia kini memiliki empat startup "Unicorn"./
tirto.id <https://tirto.id/> - "Kami percaya diri punya lebih dari lima
'Unicorn'," ucap Rudiantara dalam acara Digital Economic Briefing yang
diadakan oleh Tempo-Indosat Ooredoo, Kamis (16/11) kemarin sebagaimana
dikutip dari Antara
<https://www.antaranews.com/berita/665213/menkominfo-yakin-indonesia-punya-lebih-dari-5-startup-unicorn>.
Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika itu, ingin melihat
Indonesia memiliki lima startup "Unicorn" hingga 2019. Ini merupakan
salah satu rangkaian dari target seribu startup yang ingin diciptakan
pemerintah pada 2020 mendatang. Suatu target, yang jika pun melihat
penetrasi internet Indonesia, sesungguhnya terlalu ambisius.
Beberapa saat sebelum diskusi ekonomi digital dilakukan, Indonesia
diketahui telah memiliki tiga startup bergelar "Unicorn". Unicorn
merupakan gelar yang diberikan pada suatu startup yang memiliki nilai
valuasi (nilai dari suatu startup, bukan sekedar pendanaan yang diraih
dari investor) lebih dari $1 miliar. Ketiga startup itu ialah Go-Jek,
Tokopedia, dan Traveloka.
Pada acara tersebut, Chief Executive Officer Bukalapak, Achmad Zaky
<https://id.techinasia.com/bukalapak-menjadi-unicorn>, memberi kejutan.
Achmad mengklaim bahwa perusahaan yang didirikannya telah sukses meraih
gelar "Unicorn" menyusul tiga startup Indonesia lain. Ia mengungkapkan
bahwa Bukalapak telah menerima pendanaan, dengan total valuasi lebih
dari $1 miliar. Sayangnya, kabar gembira itu tak dibeberkan lebih jauh
oleh Achmad.
Ketika dimintai konfirmasi, Evi Andarini, Public Relation Manager
Bukalapak, pun enggan membeberkan lebih jauh soal gelar "Unicorn" bagi
Bukalapak itu. Evi, hanya menjawab diplomatis atas kabar baik bagi
perusahaannya itu.
“Terkait hal tersebut kami belum bisa berkomentar dan /disclose/ banyak.
Nanti tunggu /release/ selanjutnya aja,” ucap Evi pada /Tirto/.
*Baca juga: Go-Jek, Unicorn Pertama Indonesia yang Siap Mendunia
<https://tirto.id/go-jek-unicorn-pertama-indonesia-yang-siap-mendunia-bxrl>*
*Bukalapak dan Unicorn lain*
Masuknya Bukalapak dalam jajaran "Unicorn" bisa dibilang terlambat jika
dibandingkan dengan tiga startup asal Indonesia lainnya. Tokopedia yang
dibidani oleh William Tanuwijaya lahir tahun 2009. Setahun kemudian,
Gojek didirikan oleh Nadiem Makariem. Pada tahun yang sama, Bukalapak
lahir. Sementara Traveloka baru didirikan oleh Ferry Unardi dan dua
temannya pada 2012.
*Baca juga:*
* Startup Pengekor yang Sukses Melibas Pelopor Bisnis
<https://tirto.id/startup-pengekor-yang-sukses-melibas-pelopor-bisnis-cAaM>
* Plus Minus Suntikan Modal Bursa dan Venture Capital Bagi Startup
<https://tirto.id/plus-minus-suntikan-modal-bursa-dan-venture-capital-bagi-startup-czJd>
* Menyoal Orang Bertalenta di Startup Indonesia
<https://tirto.id/menyoal-orang-bertalenta-di-startup-indonesia-czrS>
Gojek merupakan startup pertama asal Indonesia yang mendapat gelar
"Unicorn". Gojek, memantapkan diri sebagai "Unicorn" tepat pada 4
Agustus 2016 lalu selepas menerima pendanaan senilai $550 juta dari
konsorsium 8 investor yang digawangi oleh Sequoia Capital dan Warbrug.
Jika menilik tanggal kelahirannya, Gojek menyandang status "Unicorn"
setelah sekitar 6 tahun berdiri.
Tak berhenti di situ, pada 4 Mei 2017 Gojek kemudian memperoleh suntikan
dana tambahan senilai $1,2 miliar dari Tencent Holding dan JD.com. Ini
membuat total pendanaan yang sukses diraih Gojek berada di angka $1,75
miliar, yang merupakan nilai tertinggi di antara empat "Unicorn" Indonesia.
Startup kedua asal Indonesia yang menjadi "Unicorn" ialah Tokopedia.
Data yang dijabarkan dariCrunchbase <https://www.crunchbase.com>
mengungkapkan bahwa layanan online /market place/ tersebut, kini secara
keseluruhan telah memperoleh pendanaan senilai $1,347 miliar. Dari angka
itu, investasi terbesar dicacatkan pada 17 Agustus 2017 lalu ketika
Tokopedia memperoleh dana senilai $1,1 miliar dari Alibaba. Menilik
tanggal kelahirannya, Tokopedia serupa dengan Gojek, menjadi "Unicorn"
selepas 6 tahun berdiri.
Startup Indonesia ketiga yang menjadi "Unicorn" ialah Traveloka. Layanan
penjualan tiket online itu, menyandang gelar "Unicorn" selepas Expedia,
layanan sejenis yang populer di luar negeri, mengucurkan dana senilai
$350 juta pada 27 Juli 2017 lalu. Ini membuat Traveloka total telah
memperoleh pendanaan sebesar $500 juta. Meskipun menjadi yang ke-3,
menilik tanggal peluncuran, Traveloka dapat didaulat sebagai yang
tercepat menjadi "Unicorn". Gelar "Unicorn" diperolehnya selepas sekitar
5 tahun berdiri.
Berbeda dengan startup Indonesia, Grab, startup /ride//-sharing/ asal
Singapura, menyandang gelar "Unicorn" terhitung cepat. Grab didirikan
oleh Anthony Tan pada tahun 2012 lalu. Kemudian, ia memperoleh pendanaan
senilai $250 juta, alias seri D, pada Desember 2014 dari SoftBank. Di
tahun itulah Grab mendaulatkan diri sebagai "Unicorn" asal Singapura.
Perolehan itu Grab dapatkan selepas sebelumnya sudah mengumpulkan dana
senilai $350 juta hanya dalam waktu 14 bulan semenjak kelahirannya.
Infografik Unicorn Indonesia
Masuknya Bukalapak menjadi bagian dari startup "Unicorn" nomor 4 di
Indonesia, meskipun patut diapresiasi, tidaklah mengejutkan. Terutama
terkait dengan aliran dana yang masuk ke dunia startup Indonesia yang
memang mengalami peningkatan. Data yang dipaparkan CBS Insights
<https://www.cbinsights.com/research/southeast-asia-tech-financing-trends-investors/>
memaparkan bahwa terjadi kenaikan investasi yang cukup tinggi bagi dunia
startup di kawasan Asia Tenggara, termasuk, tentu saja, Indonesia.
Pada 2015, investasi startup di Asia Tenggara berada di angka $1,719
miliar. Pada 2016 nilainya meningkat menjadi $3,09 miliar. Belum genap
2017 berakhir, nilai investasi di Asia Tenggara di para startup telah
berada di angka $6,4 miliar. Dari angka yang besar itu, uang senilai
$2,948 miliar masuk ke startup di Indonesia pada tahun 2017.
*Baca juga: Kejar Mengejar Unicorn Bisnis Transportasi di Asia
<https://tirto.id/kejar-mengejar-unicorn-bisnis-transportasi-di-asia-cvLn>*
Melihat data tersebut, investasi yang masuk pada startup Indonesia masih
kalah dibandingkan pada startup Singapura. Tercatat, negeri di
penghujung semenanjung Asia itu memperoleh kucuran dana senilai $3,037
miliar. Unggul tipis jika dibandingkan Indonesia.
Menariknya, besaran dana yang digondol startup Indonesia dan Singapura
dari investor dunia, unggul sangat jauh dibandingkan negara Asia
Tenggara lain, misalnya Malaysia. Para startup di negeri jiran itu hanya
memperoleh kucuran dana senilai $352 juta di tahun 2017 ini.
Indonesia dan juga Singapura memang primadona di kawasan ini. Tercatat,
di dua negara inilah startup unicorn asal Asia Tenggara silih berganti
lahir ke dunia. Grab, SEA, Go-Jek, Tokopedia, Traveloka, serta yang
terbaru, Bukalapak sukses menjadi unicorn. Serta, tak bisa dilupakan,
startup multinasional yang menjadikan Singapura sebagai rumah seperti
Lazada menandakan pentingnya dua negara ini mengarungi dunia startup
teknologi dunia.
Baca juga artikel terkait START-UP
<https://tirto.id/q/start-up-Hu?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowkeyword>
atau tulisan menarik lainnya Ahmad Zaenudin
<https://tirto.id/author/ahmadzaenudin?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Lowauthor>
(tirto.id - Teknologi)
Reporter: Ahmad Zaenudin
Penulis: Ahmad Zaenudin
Editor: Nurul Qomariyah Pramisti
Bukalapak menjadi startup "Unicorn" baru Indonesia setelah Gojek,
Tokopedia, dan Traveloka.