http://www.antaranews.com/berita/636384/menkeu-memproyeksikan-defisit-anggaran-melebar-hingga-26-persen



*Menkeu memproyeksikan defisit anggaran melebar hingga 2,6 persen*

Senin, 19 Juni 2017 21:15 WIB | 2.063 Views

Pewarta: Satyagraha

Menteri Keuangan Sri Mulyani (ANTARA /Humas Bank Indonesia)


Jakarta (ANTARA News) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
memproyeksikan defisit anggaran akan melebar, dari target dalam APBN 2017
sebesar 2,41 persen terhadap PDB, menjadi 2,6 persen terhadap PDB, karena
adanya tambahan belanja prioritas.

"Mungkin kami akan menaikkan defisit menjadi 2,6 persen, atau bahkan
slightly diatas itu," kata Sri Mulyani dalam diskusi dengan wartawan di
Jakarta, Senin.

Ia mengatakan pelebaran defisit anggaran tersebut akan masuk dalam target
RAPBN-P 2017 setelah menghitung potensi tambahan belanja mendesak dan beban
subsidi energi.

Pelebaran defisit anggaran itu, kata dia, telah mempertimbangkan potensi
penurunan (shortfall) penerimaan perpajakan hingga Rp50 triliun dan
tambahan belanja sebesar Rp10 triliun.

"Kita mendeteksi penerimaan perpajakan ada potensi shortfall Rp50 triliun.
Kalau dari sisi belanja negara, kami akan melihat kenaikan sampai Rp10
triliun. Total termasuk pergeseran belanja barang ke belanja modal,"
ujarnya.
Dengan adanya pelebaran defisit anggaran itu, tambah Sri Mulyani, maka
terdapat tambahan pembiayaan untuk menutup defisit fiskal hingga mencapai
Rp37 triliun-Rp40 triliun.

"Dari sisi defisit Rp330 triliun, naik menjadi Rp367 triliun atau Rp370
triliun. Tambahan sekitar Rp37 triliun-Rp40 triliun. Kita finalkan ini
setelah mendapatkan penghitungan dari kementerian lembaga dan yang paling
banyak bergerak adalah subsidi," ujarnya.

Terkait RAPBN-P 2017, Sri Mulyani mengatakan beberapa asumsi makro akan
mengalami perubahan dari asumsi APBN 2017, seperti pertumbuhan ekonomi,
nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan harga ICP minyak.

"Beberapa asumsi makro mengalami perubahan, pertumbuhan agak sedikit lebih
baik dari 5,1 persen. Harga minyak agak melemah lagi. Kita akan finalkan
dalam satu minggu ini," ujarnya.

Selain itu, beberapa tambahan belanja ikut masuk dalam RAPBN-P 2017 yaitu
pembiayaan untuk penyelenggaraan Asian Games 2018, proses sertifikasi tanah
dan persiapan untuk pemilihan umum kepala daerah.

"Beberapa pos belanja harus kita akomodasi dan tidak mungkin tanpa adanya
APBN-P. Termasuk infrastruktur proyek yang minta didanai untuk pengadaan
tanah," kata Sri Mulyani.

Menurut rencana, pembicaraan RAPBN-P 2017 antara pemerintah dengan DPR RI
akan dimulai pada masa sidang DPR RI awal Juli 2017.

Editor: AA Ariwibowo

COPYRIGHT © ANTARA 2017

Kirim email ke