-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://news.detik.com/kolom/d-4875633/menyambut-kebijakan-merdeka-belajar-dan-kampus-merdeka?tag_from=wp_cb_kolom_list


Kolom

Menyambut Kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka

Arif Satria - detikNews
Senin, 27 Jan 2020 21:50 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
Prof. Dr. Arif Satria (Foto: Dok. IPB)
Prof. Dr. Arif Satria (Foto: Dok. IPB)
Jakarta -

Paket kebijakan Merdeka Belajar dan Kampus Merdeka yang diluncurkan Kementerian 
Pendidikan dan Kebudayaan, 24 Januari 2020 mendorong semangat fleksibilitas 
mahasiswa dalam memilih mata kuliah di luar program studi dan di luar perguruan 
tinggi.

Pembelajaran ke depan adalah personalized yang disesuaikan dengan minat, bakat, 
dan kebutuhan mahasiswa. Mahasiswa memiliki kemerdekaan untuk menentukan masa 
depannya dengan kemerdekaan meramu mata kuliah yang benar-benar dibutuhkan dan 
tidak harus dari program studinya sendiri, bahkan bisa dari perguruan tinggi di 
dalam dan luar negeri.

Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) telah cukup biasa dengan pengambilan 
mata kuliah di luar program studi karena sejak 2005 IPB University 
mengimplementasikan kurikulum mayor-minor di mana mahasiswa bisa mengambil 
minor atau supporting courses dari program studi lainnya.

Demikian halnya dengan pengambilan mata kuliah dari perguruan tinggi lain di 
luar negeri melalui student exchange atau summer course baik perguruan tinggi 
di Asia maupun Eropa. Mata kuliah yang diambil di perguruan tinggi lain 
dituliskan di dalam transkrip akhir. Dengan demikian dari awal mahasiswa telah 
terbiasa berinteraksi secara lintas disiplin dan lintas bangsa/budaya agar 
memiliki horison berpikir yang luas serta terlatih memecahkan masalah-masalah 
yang kompleks.

Kebijakan ini selaras dengan rencana kurikulum baru IPB 2020 (K2020) yang akan 
berlaku mulai Agustus 2020. IPB telah mempersiapkan smart system untuk 
mendukung kebijakan akademik baru tersebut. Dalam kebijakan baru yang 
dituangkan dalam K2020 tersebut, IPB University juga merancang agar mahasiswa 
mendapat tiga literasi baru, yaitu literasi data, literasi teknologi dan 
literasi manusia, serta kemampuan 4C (critical thinking-problem solving 
communication, creativity, and collaboration).

Tugas akhir juga mulai dikembangkan dengan metode capstone sehingga mahasiswa 
terlatih berkolaborasi lintas disiplin. Kemampuan ini kemudian diasah melalui 
integrasi pendidikan kurikuler dan kegiatan kemahasiswaan untuk memperkuat 
karakter dalam rangka mewujudkan mahasiswa yang memiliki karakter tangguh, 
lincah, dan pembelajar (powerful agile learner).

Kebijakan ini membuka ruang lebih besar kepada mahasiswa untuk bersentuhan 
dengan realitas seperti program desa, magang, dan program lapang lainnya untuk 
mendorong penguatan skill complex problem solving dan kolaborasi yang sudah 
diberikan teori dan latihannya di kampus IPB University. Hal ini selaras dengan 
K2020 IPB yang juga hendak mendorong mahasiswa bersentuhan dengan realitas dan 
memiliki berbagai skill tersebut.

Oleh karenanya bentuk tugas akhir yang diberikan di IPB University saat ini 
tidak hanya bersumber dari hasil penelitian, tetapi juga bisa dari hasil 
magang, pengembangan business plan, dan lain-lain. Kebijakan baru agar 
mahasiswa bisa melaksanakan praktik di lapang (industri, instansi, desa, 
perusahaan dan lain-lain) hingga 40 SKS sejalan dengan K2020 IPB.

Prof. Dr. Arif Satria Rektor IPB University

(mmu/mmu)
merdeka belajar
kampus merdeka
ipb
ipb university





Kirim email ke