Benarkah PKI  bangkit  dan merajalela, maka  oleh karena itu dihebohkan oleh 
TNI dan FPI?

From: mailto:GELORA45@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, January 26, 2017 6:15 AM
To: GELORA45@yahoogroups.com 
Subject: [GELORA45] Merasa Nyawanya Terancam, Pendeta Ini Mempolisikan Habib 
Rizieq

  




Ketemu video ancaman itu di YouTube, mungkin ini:

https://www.youtube.com/watch?v=Hs620xiR9zk


---




Rizieq Shihab Dipolisikan
Merasa Nyawanya Terancam, Pendeta Ini Mempolisikan Habib Rizieq

Kamis, 26 Januari 2017 10:10 WIB



Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab memberikan keterangan 
kepada wartawan usai menjalani pemeriksaan di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin 
(23/1/2017).





Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Seorang pendeta merasa nyawanya terancam karena 
ceramah Imam Besar Front Pembela Islam Muhammad Rizieq Shihab.

Pendeta bernama Max Evert Ibrahim Tangkudung akan membuat laporan di Sentra 
Pelayanan Kepolisian Polda Metro Jaya, Semanggi, Jakarta Selatan, Kamis 
(26/1/2017).

Ketua Tim Pembela Demokrasi Indonesia, Petrus Salestinus mengatakan, Rizieq 
sudah menyebarkan ceramah yang berisi penghinaan dan ancaman kepada pendeta. 
Satu di antaranya, ancaman akan menghabisi pemuka agama Kristen itu pada medio 
2016 lalu.

"Tentu saja, ancaman itu membuat banyak pendeta ketakutan. Apalagi Rizieq ini 
mempunyai massa yang banyak," ujar Petrus saat dihubungi wartawan, Kamis 
(26/1/2017).

Petrus yang juga tim advokasi para pendeta ini mengatakan, massa Rizieq yang 
berjumlah ribuan sangat mematuhi perintah atasannya.

"Makanya banyak teman-teman pendeta yang takut, karena ancaman ini bukan hanya 
pepesan kosong belaka," ujar Petrus.

Ucapan Rizieq, ucap Petrus, sama saja penghinaan terhadap agama Kristen 
sehingga berpotensi memecah belah bangsa dan menimbulkan konflik agama.

"Oleh sebab itu, sudah selayaknya Rizieq diproses hukum," tutup Petrus.


Diketahui, Agustus 2016 lalu tersebar video di media sosial soal pernyataan 
Rizieq yang bernada provokatif menyikapi insiden Tolikara 2015 lalu.




Kirim email ke