-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1911-merayakan-keberagaman


Merayakan Keberagaman

Penulis: Media Indonesia Pada: Sabtu 25 Januari 2020, 05:05 WIB Editorial MI
 

Bangsa Indonesia harus berterima kasih kepada Presiden ke-4 Abdurrahman Wahid. 
Presiden Gus Dur, lewat Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2000, mengakui 
Konghucu sebagai agama.

Sejak saat itu, Konghucu menjadi agama resmi keenam setelah Islam, Kristen, 
Katolik, Hindu, dan Buddha. Kebijakan itu makin mengukuhkan Gus Dur sebagai 
bapak pluralisme Indonesia.

Presiden ke-5 Megawati Soekarno Putri meneguhkan kebijakan pendahulunya dengan 
menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. Berkat kedua tokoh 
bangsa itu,kaum Tionghoa di Indonesia kini bebas mengekspresikan keyakinan, 
agama, budaya, dan bahasa mereka.

Keberagaman di negara yang punya semboyan Bhinneka Tunggal Ika ini kian semarak.

Kini, sudah dua dekade Imlek bisa dirayakan dengan bebas di tempat terbuka. 
Pengekangan merayakan Imlek yang terjadi di era Orde Baru pun sudah lama sirna.

Sudah 20 tahun keberagaman benar-benar mendapatkan tempat mulai di bumi 
tercinta ini. Bukan cuma kalangan Tionghoa, kita yang bukan beretnis Tionghoa 
atau beragama Konghucu ternyata juga ikut merayakan keberagaman itu.

Warga dari berbagai etnis dan agama terlibat dalam penyelenggaraan perayaan 
Imlek. Di sejumlah daerah, warga dari lintas etnis maupun lintas agama terlibat 
aktif dalam perayaan Imlek. Mereka dengan sadar membantu saudara-saudara 
sebangsa dari etnis TIonghoa merayakan tahun baru.

Itu semua terang benderang menggambarkan betapa perayaan Imlek membuat kita 
semua melek, tidak buta, akan keberagaman bangsa ini. Kita mesti pandai 
mengelola dan merawatnya. Keberhasilan mengelola dan merawat keberagaman 
menjadikan kita bangsa yang sanggup melembagakan kemajemukan sebagai sumber 
untuk saling mengenal dan memahami satu sama lain, bukan sebagai sumber 
pertikaian.

Bukan cuma merawat dan mengelola, kita bahkan semestinya terus meningkatkan 
keberagaman kita.
Harus kita katakan, keberagaman yang seharusnya menjadi berkah terkadang masih 
menjadi sumber masalah.

Belum semua anak bangsa menyadari bahwa negeri ini dibangun dari kemajemukan. 
Belum semua anak bangsa yang memahami bahwa kebhinekaan adalah suratan takdir 
yag harus diterima dan dijadikan bekal membangun kekuatan bangsa.

Teramat sering kita menyuarakan pentingnya keberagaman sebagai modal bagi 
Republik ini untuk menjadi bangsa yang besar. Tapi, tak jarang pula ada elemen 
yang tetap saja hendak menafikan keberagaman itu.

Tidak mudah memang membuat semua anak bangsa menjunjung tinggi kemajemukan. 
Tetapi, kita pantang menyerah untuk terus memantik kesadaran itu.

Perayakan Imlek kali pun harus kita jadikan momentum untuk terus menegaskan 
bahwa keberagaman adalah keniscayaan yang mustahil kita ingkari. Selamat 
merayakan Imlek, selamat merayakan keberagaman.






Kirim email ke