http://www.foodstation.co.id/index.php/berita/korporasi/2692-korporasi-china-ini-akan-serap-pasokan-susu-segar-lokal Korporasi China Ini Akan Serap Pasokan Susu Segar Lokal <http://www.foodstation.co.id/index.php/berita/internasional/2692-korporasi-china-ini-akan-serap-pasokan-susu-segar-lokal> Kamis, 12 Juli 2018 08:51 | Dilihat: 111
Indonesia dipilih oleh raksasa produsen susu dari China yaitu Monmilk menjadi lokasi hub bagi perdagangan susu di Asia Tenggara. Monmilk membangun pabriknya di Cikarang dengan menyedot pasokan susu dari peternak lokal di Jawa Barat. Sekertaris Jendral Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan Monmilk sudah membangun pabriknya di Cikarang dengan investasi senilai RMB170 juta untuk membangun pabrik pengolahan susu di lahan seluas 8800 m2. Monmilk, katanya, berinvestasi langsung dan akan melakukan ujicoba dulu mulai dari Agustus 2018. Dia mengatakan Monmilk akan mendapat 20% pasokan susunya dari peternak sapi perah dalam negeri dengan catatan sesuai dengan standar industri. Pada tahap awal peternak akan memasok susu sebesar 5 - 10 ton per hari pada tahap uji coba di 2018. Lalu mulai naik menjadi 6 ton per hari di 2019 dan meningkat pada 2020 menjadi 30 ton per hari dan seterusnya. “Mereka ini fokus menyerap susu dalam negeri, jadi kalau sesuai dengan standard, mereka tidak menolak,” katanya. Syukur optimistis peternak sapi perah di lembang, bogor, sukabumi, cianjur dapat memasok sesuai kebutuhan Monmilk. Kementan, katanya, punya program magang pemuda peternak susu ke New Zealand setiap tahun yang berlangsung 2013 sampai sekarang. Dari program tersebut sudah 60 peternak susu lulusan dari sana dan 38 itu ada di Jawa Barat. “Nah itulah yang sedang kita genjot. Dia sudah pengalaman beternak, rata-rata ternaknya 50 - 200 ekor, dan itu akan berkembang. Dan kalau dia butuh dukungan modal, kita hubungkan dengan bank,” katanya. Monmilk juga akan melakukan program kemitraan dengan peternak sapi perah. Syukur mengatakan peternak itu memiliki inti plasma, yang ditugaskan untuk bermitra dengan peternak sekitar sehingga dapat menjadi motor penggerak di wilayah tersebut. Jadi dia berharap ke depan akan ada regenarisasi peternak susu. “3 tahun ke depan, kalau hanya 50 - 80 ton per hari, mereka siap,” tegasnya.