res : Mengenai block Masela yang mengandung sumber gas alam yang menurut berita 
mengandung paling seratus triliun ton gas telah diminta oleh pemerintah daerah 
untuk menperoleh 10% dari hasil yang didapat. Apakah permintaan ini hanya 
menjadi mimpi ataukah akan terkabul, hingga kini  jawabannya belum datang. 
Apakah akan datang jawabanya yang menuaskan?

http://www.antaranews.com/berita/608213/nilai-tambah-industri-petrokimia-di-blok-masela-capai-2-miliar-dollar

Nilai tambah industri petrokimia di Blok Masela capai 2 miliar dollar
Minggu, 22 Januari 2017 19:06 WIB | 1.625 Views
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
 
Delegasi Kementerian Perindustrian yang terdiri dari Menteri Perindustrian 
Airlangga Hartarto, Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka 
Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono serta Direktur Industri Kimia Hulu Muhammad 
Khayam berfoto bersama Duta Besar RI untuk Republik Federal Jerman Fauzi Bowo, 
jajaran Ferrostaal, serta jajaran PT. Pupuk Indonesia di Dusseldorf. (ANTARA 
News/ Biro Humas Kementerian Perindustrian)
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perindustrian memprediksi nilai tambah industri 
petrokimia yang dikembangkan di Blok Masela, Maluku, mencapai 2 miliar dollar 
AS.

“Selain itu juga mampu mengurangi angka impor hingga 1,4 miliar dollar AS dari 
substitusi komoditas turunan gas alam dan metanol,” kata Airlangga lewat 
keterangan pers diterima di Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, angka tersebut tidak termasuk pendapatan dari pajak yang dapat 
mencapai sekitar 250 juta dollar AS.

Airlangga mengungkapkan, selain di Teluk Bintuni, lokasi yang bakal dijadikan 
pusat industri petrokimia di dalam negeri, yaitu Blok Masela.

Di lokasi tersebut, akan dibangun industri petrokimia berbasis gas dengan total 
nilai investasi sebesar 3,9 miliar dollar AS, yang juga akan mendukung 
berdirinya pabrik metanol dan turunannya.

Proyek ini diharapkan mampu menyerap sekitar 39 ribu tenaga kerja langsung dan 
sebanyak 370 ribu tenaga kerja tidak langsung.

Airlangga menambahkan, pengoperasian pabrik akan dapat menumbuhkan perekonomian 
di wilayah tersebut mencapai 10 kali lipat dengan penambahan pendapatan asli 
daerah (PAD) sebesar 31 juta dollar AS. "Sehingga, utilisasi ladang gas Masela 
untuk pengembangan industri petrokimia sangat strategis dalam pengembangan 
industri dan perekonomian di wilayah timur Indonesia,” tuturnya.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit 
Dwiwahjono mengatakan, investasi di sektor hulu petrokimia hampir tidak ada 
selama lebih dari 15 tahun ini, sehingga perlu untuk memacu pembangunan kembali 
sektor strategis tersebut.

“Murahnya harga gas untuk sektor ini merupakan kunci agar investor mau 
berinvestasi di industri hulu petrokimia,” jelasnya.

Sigit berharap, penurunan harga gas diikuti dengan upaya industri melakukan 
revitalisasi untuk peningkatan kapasitas.

“Harga gas yang bersaing nantinya dapat mendorong perusahaan yang saat ini 
berhenti produksi untuk beraktivitas lagi serta mengembalikan kapasitas 
industri yang produksinya turun saat ini,” ujarnya.

Sigit juga menegaskan, harga gas yang kompetitif bagi industri akan mendorong 
pengembangan wilayah dan menjadi instrumen pemerataan ekonomi. “Hal ini sesuai 
arahan Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan peringkat kemudahan berbisnis di 
Indonesia atau ease of doing business menjadi di kisaran peringkat 40 dari 
peringkat 109 saat ini,” tuturnya.

Untuk mencapai target tersebut, lanjutnya, salah satu yang harus dilakukan 
adalah melalui penyediaan listrik dan gas. 
Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2017

Kirim email ke