https://www.antaranews.com/berita/1106600/penusukan-wiranto-dicurigai-rekayasa-pengamat-katakan-perlu-literasi
Penusukan Wiranto dicurigai
rekayasa, pengamat katakan perlu
literasi
Kamis, 10 Oktober 2019 19:33 WIB
Menko Polhukam Wiranto diwawancarai wartawan usai melakukan kunjungan
dan peresmian gedung Kampus Mathlaul Anwar, Pandeglang, Banten, kamis
(10/10/2019). Wawancara dilakukan sebelum Wiranto mengalami penyerangan
dan penusukan oleh tersangka Syahril Alamsyah saat turun dari mobil, di
lapangan Menes Pandeglang. ANTARA/Muhammad Bagus Khoirunas/aa.
Jakarta (ANTARA) - Adanya sejumlah kalangan yang mencurigai kasus
penusukan Menkopolhukam Wiranto sebagai kejadian rekayasa menurut
pengamat intelijen Ngasiman Djoyonegoro menunjukkan bahwa masyarakat
belum benar-benar menyadari keberadaan kelompok radikal teroris di
negara ini.
Oleh karena itu, lanjut Simon, sapaan akrabnya, perlu terus dilakukan
literasi yang benar terkait bahaya terorisme dan juga keberadaan serta
aktivitas kelompok radikal teroris itu kepada masyarakat.
*Baca juga: Wiranto ditusuk, Menhan ingatkan soal bahaya ISIS
<https://www.antaranews.com/berita/1106378/wiranto-ditusuk-menhan-ingatkan-soal-bahaya-isis>*
"Kita semua punya kewajiban mengajak masyarakat luas untuk melawan
tindakan radikalisme dan terorisme dengan memberikan wawasan edukasi
literasi yang benar," kata Simon saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Kalau ada sebagian kelompok yang masih menganggap tindakan teror,
termasuk terhadap Menkopolhukam Wiranto, adalah peristiwa rekayasa, kata
Simon, anggapan yang salah itu harus diluruskan.
*Baca juga: Puan: penyerangan terhadap Wiranto bukti ancaman teroris
<https://www.antaranews.com/berita/1106218/puan-penyerangan-terhadap-wiranto-bukti-ancaman-teroris>*
"Kalau ada yang menganggap ini rekayasa, 'play victim' perlu kita
luruskan dan beri pemahaman secara utuh tentang bahayanya kelompok ISIS
terutama JAD," kata Simon.
Dari penyelidikan yang dilakukan polisi, kata direktur eksekutif Center
of Intelligence and Strategic Studies (CISS) itu jelas pelaku penusukan
terhadap Wiranto berasal dari kelompok JAD.
*Baca juga: Pelaku penusukan Wiranto diduga terpapar paham radikal
<https://www.antaranews.com/berita/1106266/pelaku-penusukan-wiranto-diduga-terpapar-paham-radikal>*
"Kalau kita melihat kelompok-kelompok ini memang menganggap Pak Wiranto
selama ini menghalangi gerakan mereka dengan beliau sebagai
Menkopolhukan selaku perwakilan pemerintah selalu memberikan sikap tegas
dalam pembubaran ormas HTI dan kelompok radikal," ujar Simon.
Bagaimanapun, lanjut Simon, di kalangan masyarakat memang masih ada yang
rentan terkena atau terpapar terorisme.
*Baca juga: FPKB: Penyerangan terhadap Wiranto bukti nyata ancaman
radikalisme
<https://www.antaranews.com/berita/1106158/fpkb-penyerangan-terhadap-wiranto-bukti-nyata-ancaman-radikalisme>*
"Tidak ada masyarakat yang tidak rentan radikalisme dan terorisme.
Terbukti sekitar seribu rakyat Indonesia berangkat ke Suriah," kata Simon.
Untuk itu, menurut Simon, kesadaran tentang bahaya radikal terorisme
harus terus ditumbuhkan, dan mereka yang kembali ke Indonesia dari
Suriah perlu diawasi secara ketat dan dilakukan deradikalisasi.
"Saya kira kita semua sedang melawan apa pun bentuk kekerasan, apalagi
ini teror," ujar Simon.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
COPYRIGHT © ANTARA 2019