-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>



https://news.detik.com/kolom/d-4961394/pesan-kekerasan-dari-mimika?tag_from=wp_cb_kolom_list


Kolom

Pesan Kekerasan dari Mimika

Yorrys Raweyai - detikNews
Rabu, 01 Apr 2020 17:04 WIB
0 komentar
SHARE URL telah disalin
Yorrys Raweyai
Yorrys Raweyai (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Kekerasan bersenjata kembali terjadi di Papua, tepatnya di kawasan permukiman 
karyawan dan perkantoran milik PT Freeport Indonesia, Kuala Kencana, Mimika, 
Papua pada Senin (30/3). Tiga orang karyawan dikabarkan menjadi korban. Seorang 
di antaranya bahkan meregang nyawa akibat luka tembak.

Ironisnya, kekerasan ini terjadi tidak lama berselang saat kunjungan bersejarah 
tiga lembaga negara (MPR, DPR, dan DPD) ke Mimika, Papua, pada 2-4 Maret yang 
diinisiasi oleh Forum Komunikasi dan Aspirasi Anggota DPD dan DPR RI Dapil 
Papua dan Papua Barat (MPR for Papua).

Kunjungan ketiga lembaga negara yang merupakan representasi ideologis, politik, 
dan regional tersebut diwakili oleh Ketua MPR Bambang Soesatyo beserta beberapa 
jajaran pimpinan lainnya, Wakil Ketua DPR Rahmat Gobel serta Wakil Ketua DPD 
Sultan B Najamuddin. Ketiga pimpinan tersebut bahkan secara khusus meluangkan 
waktu mengunjungi PT Freeport Indonesia selama dua hari.

Bukan tanpa alasan ketiganya memfokuskan perjalanan di PT Freeport Indonesia. 
Eskalasi kekerasan di Mimika, khususnya di kawasan pertambangan terbesar di 
Indonesia tersebut mengalami peningkatan. Sejumlah kontak senjata terjadi di 
awal 2020, bahkan pada saat kunjungan itu berlangsung. Tidak jauh dari kawasan 
pertambangan, suara desing peluru bersahutan memekak telinga para wakil rakyat 
tersebut.

Meski sebelumnya aparat keamanan dan intelijen menyampaikan pertimbangan agar 
kunjungan ketiga lembaga tersebut diurungkan, namun amanat konstitusional yang 
diemban para wakil rakyat yang tergabung dalam MPR for Papua tersebut tidak 
cukup mampu menyurutkan tekad, semangat, dan niat untuk mencari solusi bagi 
Tanah Papua yang lebih baik di masa depan. Paling tidak, mereka telah 
menunjukkan kesungguhan dan keseriusan, mengawali jalan bagi ikhtiar 
konstitusional dan institusional.

Selebihnya, berbagai program lanjutan sejatinya memperoleh dukungan dari 
berbagai pihak, agar jalan lapang tersebut semakin memberi makna bagi tujuan 
yang hendak dicapai. Memang tidak mudah merespons berbagai persoalan di Tanah 
Papua. Kekerasan yang mendera wilayah PT Freeport Indonesia beberapa kurun 
waktu terakhir ini seakan menyiratkan pesan, bahwa salah satu lumbung ekonomi 
penghidupan di Papua sedang mengalami tekanan.

Tidak cukup dengan mengintimidasi suasana psikologis masyarakat Papua di 
berbagai wilayah pelosok yang jauh dari keramaian dengan kuantitas aparatur 
keamanan yang minim, kali ini, salah satu representasi kemegahan Papua pun 
tidak luput dari teror. Seakan mereka hendak membuktikan bahwa wilayah yang 
penuh penjagaan ribuan aparat pun, aksi kekerasan puluhan Kelompok Kriminal 
Bersenjata (KKB) yang ditengarai dipimpin oleh Joni Botak, setiap saat bisa 
terjadi.

Kunjungan ketiga lembaga negara pada awal Maret lalu menandai perhatian yang 
sangat serius dari elemen kekuasaan negara terhadap persoalan Papua. 
Bayang-bayang intimidasi dan teror bukanlah penghalang saat negara yang pada 
gilirannya memiliki segudang fasilitas dan infrastruktur sesungguhnya mampu 
berbicara banyak dalam mengantisipasi berbagai ancaman yang datang 
silih-berganti.

Ribuan personel keamanan yang menyemut di Tanah Papua dengan dukungan logistik 
dan persenjataan serta kualitas kinerja intelijen seharusnya memberi jaminan 
keamanan bagi masyarakat. Bahkan penandatanganan Prasasti Rumah Kebangsaan di 
PT Freeport Indonesia oleh Pimpinan MPR, DPR, dan DPD sejatinya mampu melecut 
dan menantang kesungguhan dan keseriusan seluruh elemen kekuasaan lainnya untuk 
berkontribusi besar dalam menyelesaikan persoalan Papua.

Meski bukan perkara sederhana, namun ukuran kesungguhan dan keseriusan itulah 
yang menjadi taruhannya. Kita tidak bisa menutup mata akan jatuhnya korban jiwa 
dan berapa banyak lagi yang akan meregang nyawa dalam suasana ketidakpastian. 
Namun, paling tidak, kehadiran negara dengan kaki tangannya, seharusnya mampu 
memberi daya kejut bagi para pelaku kekerasan. Sehingga puluhan orang kawanan 
KKB tersebut tidak hanya cukup dijelaskan sebagai pelaku, tapi juga dapat 
diantisipasi agar kejadian-kejadian serupa tidak terulang terus-menerus.

Negara memiliki kewajiban untuk tidak boleh tunduk oleh rongrongan pelaku 
kekerasan, sebagaimana halnya masyarakat memiliki atas hak perlindungan dan 
keamanan sebagai warga negara. Meski bukan hanya persoalan keamanan, tapi 
masyarakat berhak menuntut pertanggungjawaban atas tugas-tugas kenegaraan yang 
diemban oleh masing-masing pihak.

Memang pendekatan keamanan adalah pilihan yang tidak lepas dari berbagai 
risiko. Tidak hanya resistensi dari masyarakat itu sendiri, apalagi respons 
dari kawanan KKB. Semuanya mengandung dilema yang tidak berkesudahan. Belum 
lagi aksi-aksi tersebut didukung oleh kekuatan amunisi persenjataan yang cukup 
lengkap dan tergolong modern.

Dalam kunjungan kerja MPR, DPR dan DPD di Mimika, seluruh pimpinan lembaga 
negara tersebut telah memberi kepercayaan sepenuhnya kepada pemerintah untuk 
mengambil langkah-langkah preventif maupun reaktif yang dianggap perlu untuk 
merespons kondisi di Papua. Namun, berbagai langkah tersebut seharusnya 
didasari atas pemetaan kondisi dan situasi yang sedang berkembang. Hal itu 
menjadi bagian yang tidak terpisahkan, mengingat para pelaku tersebut adalah 
juga masyarakat Papua yang membutuhkan sentuhan komunikasi dalam nuansa 
dialogis yang konstruktif.

Dinamika inilah yang selayaknya terus dikembangkan dan digalakkan. MPR for 
Papua pun telah mewadahi jalan bagi terciptanya komunikasi yang intens. Di atas 
prinsip keadilan, kesejahteraan dan kebudayaan (kemanusiaan), sudah saatnya 
kita bahu-membahu membaca dan merespons persoalan. Agar berbagai kebijakan yang 
dihadirkan bisa diterima oleh berbagai pihak, termasuk mereka yang 
disebut-sebut selama ini sebagai kelompok kriminal bersenjata.

Yorrys Raweyai Ketua MPR for Papua Aksi

(mmu/mmu)
papua
mimika







Kirim email ke