http://suara-islam.com/2018/06/02/ramadhan-dan-semangat-menebar-kebenaran-islam/



Ramadhan dan Semangat Menebar Kebenaran Islam

2 Juni 2018

1.063 2 minutes read

Facebook
<http://www.facebook.com/sharer.php?u=http://suara-islam.com/2018/06/02/ramadhan-dan-semangat-menebar-kebenaran-islam/>
Twitter
<https://twitter.com/intent/tweet?text=Ramadhan+dan+Semangat+Menebar+Kebenaran+Islam%20via%20%40SuaraIslamOn&url=http://suara-islam.com/2018/06/02/ramadhan-dan-semangat-menebar-kebenaran-islam/>
Google+
<https://plusone.google.com/_/+1/confirm?hl=en&url=http://suara-islam.com/2018/06/02/ramadhan-dan-semangat-menebar-kebenaran-islam/&name=Ramadhan+dan+Semangat+Menebar+Kebenaran+Islam>
Cetak
<http://suara-islam.com/2018/06/02/ramadhan-dan-semangat-menebar-kebenaran-islam/#>

Foto: Jamaah shalat tarawih Masjid Istiqlal Jakarta. [foto: FB Anies
Baswedan]

<http://donasi.dompetdhuafa.org/membentangkebaikan/?utm_source=suara-islam.com&utm_medium=Banner%20Web%20Above%20Content>

Tak terasa bulan Ramadhan sudah kita lewati lebih dari separuhnya. Saya
hanya ingin sedikit berbagi kegundahan tentang Ramadhan tahun ini di tanah
air yang konon katanya ‘disambut’ dengan beberapa aksi teror. Diantaranya
ledakan bom di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Insiden itu terjadi, Ahad pagi, 13 Mei 2018. Ketiga gereja itu adalah
Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel, Gereja Pantekosta Pusat
Surabaya (GPPS) di Jalan Arjuno, dan Gereja Kristen Indonesia (GKI) di
Jalan Diponegoro. Satu keluarga yang menjadi otak penyerangan pun tewas di
tempat, berikut para aparat dan warga sipil. Total ada 18 orang meninggal
dunia, termasuk pelaku bom bunuh diri, sementara 40 lainnya terluka.
(Liputan6.com 17/5/2018)

Mengenai beberapa aksi teror tersebut, Kepala Divisi Humas Polri Irjen
Setyo Wasisto mengatakan, sel teroris yang tertidur selama ini bangkit
menjelang Ramadhan.

“Mereka yang melakukan kegiatan ini adalah boleh disebut sel tidur yang
bangun jelang Ramadhan dan jelang Lebaran,” ujar Setyo dalam konferensi
pers di kompleks Mabes Polri, Jakarta, Minggu (13/5/2018). (KOMPAS.com)

Yang membuat hati ini geram adalah banyak pihak yang menuduh seakan aksi
bom bunuh diri, terorisme, itu adalah bagian dari ajaran Islam. Berbagai
aksi bom teror yang terjadi menjelang Ramadhan serta aksi teror lainnya
adalah sudah jelas perbuatan yang dilarang dalam Islam. Allah Swt berfirman
dalam QS. Al Maidah:32 yang artinya: *“Oleh karena itu Kami tetapkan (suatu
hukum) bagi Bani Israil, bahwa barangsiapa membunuh seseorang, bukan karena
orang itu membunuh orang lain (qisas), atau bukan karena berbuat kerusakan
di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Barangsiapa
memelihara kehidupan seorang manusia, maka seakan-akan dia telah memelihara
kehidupan semua manusia. Sesungguhnya rasul-rasul Kami telah datang kepada
mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Tetapi kemudian
banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”*

Jadi, jika saat ini ada pihak yang menuduh bahwa aksi teror itu adalah
bagian dari ajaran Islam dan pelakunya adalah muslim yang sedang
mengamalkan ajaran Islam tentu itu adalah salah besar.

Kalau kita mau berfikir jernih, apakah muslim yang baik dan lurus akan
menodai Ramadhan dan lebaran iedul fitri nanti dengan pérbuatan yang
dilarang. Justru sebaliknya, muslim yang bertakwa mereka akan berburu
keberkahan, bukan melempar ledakan. Mengejar ampunan, bukan menebar
keresahan. Membasahi lisan lisan mereka dengan doa dan dzikir tiada henti,
bukan menimbulkan tetesan air mata dan darah korban aksi bom bunuh diri.

Saat ini media seperti mengaruskan bahwa terorisme itu identik dengan
islam. Maka, akan menjadi bahaya besar jika masyarakat termakan isu media
ini. Apalagi jika menjadikannya sebagai rujukan untuk mengenal Islam. Islam
akan kehilangan identitas aslinya sebagai agama rahmatan lil’aalamiin, yang
jika diterapkan ajarannya akan membuka pintu berkah dari langit dan bumi.
Islam akan menjadi ditakuti, dijauhi dan dicampakkan aturannya. Lalu
dibuatlah undang-undang yang semakin membungkam suara kebenaran aturan
Islam.

Sebagai penutup, marilah kita jadikan bulan Ramadhan yang penuh berkah ini
sebagai momen untuk menelaah, mengkaji kembali ajaran Islam yang utuh dan
benar. Diiringi dengan perjuangan tanpa putus untuk mendakwahkan kebenaran
Islam dan menerapkannya dalam seluruh aspek kehidupan. Agar berkah mewujud
di jagad semesta ini.

Allah Swt berfirman, *“Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan
bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit
dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.”* (TQS. Al A’raf: 96)

Kirim email ke