šŸ’ šŸ‘Ā 

Verzonden via Yahoo Mail op Android 
 
  Op vr, sep. 22, 2017 om 9:34 schreef 'Chan CT' sa...@netvigator.com 
[temu_eropa]<temu_er...@yahoogroups.com>:   Ā    


Kenapa Isu PKI Muncul 

ketika Pemerintah sedang Mengebut Pembangunan dan Penegakan Hukum?

https://seword.com/politik/kenapa-isu-pki-muncul-ketika-pemerintah-sedang-mengebut-pembangunan-dan-penegakan-hukum/

BY MORA SIFUDANĀ ON SEPTEMBER 22, 2017POLITIK

Ā 

Miris memang menyaksikan kemunculan isu PKI ketika pemerintah sedang kerja 
keras mewujudkan pembangunan di seluruh sendi-sendi kehidupan berbangsa dan 
bernegara serta ketika maraknya penegakan hukum terhadap oknum-oknum pengacau 
seperti koruptor, Saracen, dan radikalisme. Seolah ada pihak-pihak yang sengaja 
menghambat kemajuan bangsa dan tegaknya hukum di negeri ini.

Fenomena PKI

Fenomena bangkitnya PKI sejatinya sudah bergulir sejak tumbangnya Orde Baru. 
Mereka yang merasa korban pembantaian ingin mendapatkan hak mereka sebagai 
warga negara. Mereka ingin kejelasan status sebagai korban atau pengkhianat, 
sebab mereka tidak pernah diproses hukum. Mereka tidak pernah dibuktikan 
bersalah. Mereka siap menerima apa pun keputusan hukum terhadap mereka asalkan 
ada proses yang dilakukan secara adil dan pasti.

Apakah pencarian keadilan, kepastian dan kejelasan status hukum itu bisa kita 
sebut sebagai fenomena bangkitnya PKI? Saya kira tidak segampang itu. Sebab 
siapa pun warga negara berhak mendapatkan keadilan di Indonesia ini. Keadilan 
adalah amanat Pancasila dan UUD 1945, termasuk kepada mereka yang dicap sebagai 
PKI. Tidak ada yang urgen soal PKI, tidak pula ada ciri kebangkitan PKI. Yang 
ada adalah mereka yang dihukum tanpa proses peradilan sedang menuntut keadilan. 
Kita sudah sepakat bahwa PKI tidak ada ruang sebutir debu pun di NKRI, jadi 
tidak akan bangkit lagi. Kalau begitu kenapa muncul isu PKI?

Pertama: Pengalihan isu atas kasus Saracen

Berdasarkan penyelidikan kepolisian, ada nama-nama besar yang terkait dengan 
kasus Saracen. Kemungkinan besar, mereka adalah pengguna jasa Saracen untuk 
menumbangkan lawan-lawan politiknya. Nama yang sudah terkenal adalah Asma Dewi, 
melalui bukti foto-foto, yang diketahui simpatisan pasangan Anies-Sandi pada 
Pilkada DKI yang lalu. Tetapi pihak Anies-Sandi membantah peran serta Asma-Dewi 
karena tidak masuk dalam struktur tim pemenangan Anies-Sandi.

Siapa pun mereka, yang terkait dengan Saracen, entah terkait langsung atau 
tidak dengan suatu partai, baik partai pendukung pemerintahan maupun kubu 
oposisi, kasus ini akan menjatuhkan mereka sampai ke titik nadir dunia 
perpolitikan Indonesia. Mereka akan diadili secara massal di dunia maya dan 
akan merambat ke dunia nyata. Rakyat akan mencari bukti-bukti yang menunjukkan 
siapa terkait dengan partai mana. Sebab media sosial itu kejam. Dapat 
dipastikan partai terkait akan tumbang tanpa perlawanan di beberapa Pemilu yang 
akan datang.

Jadi isu PKI adalah isu yang sangat seksi untuk dimainkan. Sekurang-kurangnya, 
isu PKI akan mengalihkan perhatian publik. Sebab sering kali publik lebih 
tertarik dengan isu baru dari pada isu lama, meskipun isu lama itu lebih 
menarik dan penting.

Kedua: Pengalihan isu atas kasus pembakaran sekolah dan jatuhnya nama baik 
Gerindra

Bagian ini terkait langsung dengan Partai Gerindra, yang salah satu kadernya 
melakukan pembakaran sekolah-sekolah demi menarik perhatian pemerintah daerah. 
Nama baik Gerindra seperti dijungkalkan sampai ke dasar jurang yang paling 
dalam.

Kasus ini digadang-gadang membuat junjungan Partai Gerindra, Prabowo Subianto, 
marah besar. Apalagi warganet menghubungkan tindakan anggota DPRD dari fraksi 
Gerindra dengan strategi politik Prabowo yang mengambil keuntungan dari 
kekacauan yang sedang terjadi. Dalam beberapa hari saja, kasus itu menjadi 
topik yang tiada hentinya di dunia maya.

Sejatinya Prabowo sudah melakukan manuver pada momentum tragedi kemanusiaan 
atas etnis Rohingya. Tetapi sayang, alih-alih mendongkrak nama baik partai 
malahan semakin menjatuhkan nama baik partai sekaligus ketuanya. Menyusul 
kemudian komentar Fadli Zon terkait Rohingya, yang mengusulkan agar Presiden 
Jokowi langsung ikut menyerahkan bantuan kemanusiaan ke Rakhin, ikut andil 
menjatuhkan nama Gerindra.

Apa hubungannya dengan isu PKI. FPI, sejak Pemilu 2014 sampai Pilkada DKI, 
sangat dekat dengan Gerindra dan PKS. Bukan kebetulan kalau peristiwa kepung 
gedung LBH lebih banyak dimotori oleh FPI dan yang secingkrangan dengannya. 
Minimal, perhatian publik dialihkan ke isu PKI daripada meluluh lantakkan nama 
baik Gerindra. Masuk akal? Sangat masuk akal.

Ketiga: Pengalihan isu bobroknya penilaian publik terhadap DPR karena hak 
angket terhadap KPK

Bagian ketiga ini bukanlah yang terutama, tetapi juga sangat penting. Sebab DPR 
gagal menjatuhkan kredibilitas KPK dalam memberantas korupsi. Manuver DPR 
melalui hak angketnya justru berbalik menyerang mereka.

Prestasi OTT KPK memaksa DPR gigit jari. Kasus-kasus korupsi para pejabat 
daerah dan instansi pemerintahan lainnya menempatkan KPK berada di atas angin. 
Sementara DPR justru semakin memperburuk citra mereka di mata publik.

Maka tidak heran terdapat oknum-oknum DPR ikut meramaikan isu kebangkitan PKI. 
Sebab secara tidak langsung akan menutupi atau menggantikan keburukan mereka 
dengan keburukan PKI. Sekali lagi, publik Indonesia sangat mudah terbuai 
fenomena kekinian, sekalipun itu tidak terlalu penting dan melupakan fenomena 
sebelumnya, meskipun itu sangat penting dan genting.

Keempat: pengalihan isu kasus-kasus hukum ā€˜orang-orang terkenalā€™

Cukup banyak orang terkenal memiliki kasus. Sebut saja Rizieq Shihab dengan 
kasus pornografinya, yang membuatnya takut pulang ke Indonesia. Kabarnya dia 
mengemis ke Jokowi minta kasusnya dihentikan. Lagi-lagi, bukan kebetulan FPI, 
yang pimpinannya adalah Rizieq Shihab, sangat aktif mendengungkan isu 
kebangkitan PKI. Bahkan jauh sebelum kasus Rizieq, FPI sudah 
menggembar-gemborkan isu kebangkitan PKI. Apalagi setelah permintaan 
pimpinannya tidak dikabulkan Jokowi, minimal kasus itu dilupakan publik.

Lain lagi dengan kasus Setya Novanto dan oknum anggota DPR lainnya yang terkait 
kasus e-KTP. Nama baik DPR yang semakin memburuk setelah gagal menyerang KPK, 
harus dipulihkan atau minimal dilupakan. Maka isu PKI akan seperti angin segar 
bagi mereka, sebab mereka masih punya waktu untuk menyusun strategi baru untuk 
menghadapi kasus yang ada.

Sama juga dengan kasus kepala daerah dan pejabat di instansi lain, juga dengan 
kasus Hambalang yang tak pernah berhenti menghantui partai Demokrat. Isu PKI 
membuat mereka mendapatkan kesempatan untuk bernafas lega sejenak.

Kelima: strategi menumbangkan Jokowi dan mengganggu kinerja pemerintah

Dari kelima alasan yang ada, alasan kelima inilah alasan paling keji dan 
biadab. Pertama, tuduhan Jokowi pro PKI. Anda pasti masih ingat buku Jokowi 
Undercover karya Bambang Tri yang menuduh Jokowi memalsukan jati dirinya. 
Menurut buku itu, yang sudah ditarik dari peredaran, Jokowi adalah seorang PKI. 
Ini lebih kejam dari Sumanto sang kanibal.

Seolah tidak menyerah, di depan gedung LBH kemarin, para demonstran meneriakkan 
bahwa Jokowi pro PKI. Tak henti-hentinya mereka menuduh seorang presiden 
mendukung PKI. Entah apa dalam pikiran mereka yang busuk itu. Sementara di 
dalam gedung, aktivis meneriakkan Indonesia Darurat demokrasi. Yang di gedung 
masih masuk akal, sebab mereka yang sedang mencari keadilan, sehari sebelumnya 
dilarang mengadakan seminar.

Mungkin sekarang tidak terlalu terasa efek dari seruan Jokowi pro PKI, tetapi 
akan sangat mungkin berdengung sampai Pemilu 2019 nanti. Sudah terbukti di 
Pilkada DKI bahwa tuduhan mampu menjungkalkan Ahok dari takhtanya di DKI. Bukan 
tidak mungkin hal yang sama terjadi pada Jokowi, jika Anda dan saya tidak ikut 
ambil bagian dalam perjuangan Pemilu 2019 yang aman dan damai tanpa provokasi 
isu tak berdasar.

Kedua, menghambat laju pembangunan. Isu PKI secara tidak langsung memengaruhi 
laju pembangunan. Perhatian pemerintah menjadi terganggu. Setidaknya menambah 
pekerjaan dan kerugian negara atas tindakan main kepung ala orang-orang biadab 
ke gedung LBH. Pemerintah harus bekerja ekstra. Dan sayangnya pemerintah harus 
membuang tenaga pada hal yang tidak penting sama sekali.

Ā 

Kesimpulan

Isu PKI ini bukan isu kacangan. Ini persoalan yang harus dihadapi. Kita, yang 
masih waras, tidak bisa tinggal diam dan menunggu. Siapa pun tidak menginginkan 
PKI bangkit. Tetapi juga kita tidak bisa tinggal diam jika isu kebangkitan PKI 
digunakan hanya untuk menjatuhkan lawan politik. Ini tidak baik.

Jangan pula menganggap isu ini akan hilang dengan sendirinya. Bahkan menjelang 
Pemilu 2019, isu ini akan semakin marak. Selain itu, yang sangat urgen, kita 
tidak mungkin membiarkan isu PKI mengalihkan perhatian dari kelima hal yang 
saya sebutkan di atas, pasti masih lebih dari lima itu.

Pada akhirnya kita tidak ingin bangsa kita diaduk-aduk dengan isu murahan dan 
kebohongan. Bahwa PKI tak diberi ruang sedikit pun sudah tertulis di UU; oknum 
Partai Gerindra tersangka pembakaran 7 sekolah adalah fakta; kasus Saracen 
segera dituntaskan adalah keharusan; kasus-kasus lain segera diselesaikan; kita 
tidak membiarkan pengacau mengganggu pemerintah adalah kewajiban. Tidak 
semestinya isu PKI digunakan demi agenda dan kepentingan pribadi maupun 
kelompok.

Salam dari rakyat jelata

Ā 
  #yiv0282310170 #yiv0282310170 -- #yiv0282310170ygrp-mkp {border:1px solid 
#d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px 0;padding:0 10px;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-mkp hr {border:1px solid #d8d8d8;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-mkp #yiv0282310170hd 
{color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px 
0;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mkp #yiv0282310170ads 
{margin-bottom:10px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mkp .yiv0282310170ad 
{padding:0 0;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mkp .yiv0282310170ad p 
{margin:0;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mkp .yiv0282310170ad a 
{color:#0000ff;text-decoration:none;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-sponsor 
#yiv0282310170ygrp-lc {font-family:Arial;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-sponsor #yiv0282310170ygrp-lc #yiv0282310170hd {margin:10px 
0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-sponsor #yiv0282310170ygrp-lc .yiv0282310170ad 
{margin-bottom:10px;padding:0 0;}#yiv0282310170 #yiv0282310170actions 
{font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170activity 
{background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}#yiv0282310170
 #yiv0282310170activity span {font-weight:700;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170activity span:first-child 
{text-transform:uppercase;}#yiv0282310170 #yiv0282310170activity span a 
{color:#5085b6;text-decoration:none;}#yiv0282310170 #yiv0282310170activity span 
span {color:#ff7900;}#yiv0282310170 #yiv0282310170activity span 
.yiv0282310170underline {text-decoration:underline;}#yiv0282310170 
.yiv0282310170attach 
{clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px 
0;width:400px;}#yiv0282310170 .yiv0282310170attach div a 
{text-decoration:none;}#yiv0282310170 .yiv0282310170attach img 
{border:none;padding-right:5px;}#yiv0282310170 .yiv0282310170attach label 
{display:block;margin-bottom:5px;}#yiv0282310170 .yiv0282310170attach label a 
{text-decoration:none;}#yiv0282310170 blockquote {margin:0 0 0 
4px;}#yiv0282310170 .yiv0282310170bold 
{font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}#yiv0282310170 
.yiv0282310170bold a {text-decoration:none;}#yiv0282310170 dd.yiv0282310170last 
p a {font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0282310170 dd.yiv0282310170last p 
span {margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}#yiv0282310170 
dd.yiv0282310170last p span.yiv0282310170yshortcuts 
{margin-right:0;}#yiv0282310170 div.yiv0282310170attach-table div div a 
{text-decoration:none;}#yiv0282310170 div.yiv0282310170attach-table 
{width:400px;}#yiv0282310170 div.yiv0282310170file-title a, #yiv0282310170 
div.yiv0282310170file-title a:active, #yiv0282310170 
div.yiv0282310170file-title a:hover, #yiv0282310170 div.yiv0282310170file-title 
a:visited {text-decoration:none;}#yiv0282310170 div.yiv0282310170photo-title a, 
#yiv0282310170 div.yiv0282310170photo-title a:active, #yiv0282310170 
div.yiv0282310170photo-title a:hover, #yiv0282310170 
div.yiv0282310170photo-title a:visited {text-decoration:none;}#yiv0282310170 
div#yiv0282310170ygrp-mlmsg #yiv0282310170ygrp-msg p a 
span.yiv0282310170yshortcuts 
{font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}#yiv0282310170 
.yiv0282310170green {color:#628c2a;}#yiv0282310170 .yiv0282310170MsoNormal 
{margin:0 0 0 0;}#yiv0282310170 o {font-size:0;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170photos div {float:left;width:72px;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170photos div div {border:1px solid 
#666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170photos div label 
{color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}#yiv0282310170
 #yiv0282310170reco-category {font-size:77%;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170reco-desc {font-size:77%;}#yiv0282310170 .yiv0282310170replbq 
{margin:4px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-actbar div a:first-child 
{margin-right:2px;padding-right:5px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mlmsg 
{font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-mlmsg table {font-size:inherit;font:100%;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-mlmsg select, #yiv0282310170 input, #yiv0282310170 textarea 
{font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-mlmsg pre, #yiv0282310170 code {font:115% 
monospace;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mlmsg * 
{line-height:1.22em;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-mlmsg #yiv0282310170logo 
{padding-bottom:10px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-msg p a 
{font-family:Verdana;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-msg 
p#yiv0282310170attach-count span {color:#1E66AE;font-weight:700;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-reco #yiv0282310170reco-head 
{color:#ff7900;font-weight:700;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-reco 
{margin-bottom:20px;padding:0px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-sponsor 
#yiv0282310170ov li a {font-size:130%;text-decoration:none;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-sponsor #yiv0282310170ov li 
{font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-sponsor #yiv0282310170ov ul {margin:0;padding:0 0 0 
8px;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-text 
{font-family:Georgia;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-text p {margin:0 0 1em 
0;}#yiv0282310170 #yiv0282310170ygrp-text tt {font-size:120%;}#yiv0282310170 
#yiv0282310170ygrp-vital ul li:last-child {border-right:none 
!important;}#yiv0282310170   

Kirim email ke