Sekitar Masalah Ekonomi, Moneter dan Influencer

1.:

Rizal Ramli: Dewan Moneter Itu Bentuk Kemaruk Kuasa, Kok Presiden
Jokowi Mudah Diakali?
 
Admin Admin Headline - 10 jam lalu 

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj-0MrE3crrAhWP4IUKHYT8B8w4WhAWMAR6BAgFEAE&url=https%3A%2F%2Fwww.cmbcindonesia.com%2F2020%2F09%2Frizal-ramli-dewan-moneter-itu-bentuk.html&usg=AOvVaw0eI3W9I8A00SZzpN3Qjfx_

CMBC Indonesia - Langkah Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menyusun Revisi
UU 23/1999 tentang Bank Indonesia (BI) mendapat kritikan tajam dari
ekonom senior DR. Rizal Ramli.

Sorotan tertuju pada penambahan pasal baru di pasal 9. Di mana
rangkaian pasal ini mengatur mengenai anggota dewan moneter hingga
tugasnya.

Dewan moneter berisi anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).
Dewan ini bertugas membantu pemerintah dan BI dalam merencanakan dan
menetapkan kebijakan.

Pada ayat 3 pasal 9a mengatur bahwa dewan moneter terdiri dari  5
anggota, yaitu Menteri Keuangan, satu orang menteri yang membidangi
perekonomian, Gubernur BI, Deputi Senior BI, serta Dewan Komisioner
Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Sementara Menteri Keuangan akan bertindak sebagai ketua dewan moneter.

Rizal Ramli melihat rencana pembentukan dewan moneter tidak ubahnya
dengan kemaruk kuasa, ketimbang upaya untuk membenahi masalah krisis.

“Power hungry (kemaruk kuasa), bukannya fokus untuk keluar dari
krisis,” ujarnya kepada redaksi, Selasa (1/9).

Pernyataan Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur itu bukan tanpa
sebab. Pasalnya, Menteri Keuangan dan KSSK sebelumnya sudah mendapat
kekuasaan luar biasa dalam UU 2/2020 atau yang dikenal dengan UU Corona.

“KKSK sudah diberi kekuasaan luar biasa via UU 2/2020, Mentri Keuangan
terbalik usulkan lagi kekuasaan tambahan agar BI, OJK, LPS di bawah
Menkeu dengan bentuk lembaga baru “Dewan Moneter”,” tegasnya. Dia pun
menyayangkan Presiden Joko Widodo yang begitu mudah mempersilakan
menterinya menambah kekuasaan. Rizal Ramli berharap Jokowi segera sadar
dan fokus pada penyelesaian krisis.

“Kuasa-demi tambah-kuasa, tetapi tidak fokus pada keluar krisis. Pak
Jokowi kok sebegitu mudahnya diakali?” demikian Rizal Ramli. (Rmol)


2.:

Rizal Ramli: Pertumbuhan Kuartal-III Bakal Minus,Resesi Ekonomi Hampir
Pasti

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwj-0MrE3crrAhWP4IUKHYT8B8w4WhAWMAl6BAgJEAE&url=https%3A%2F%2Fm.bizlaw.id%2Fread%2F28667%2FPertumbuhan-Kuartal-III-Bakal-Minus-Resesi-Ekonomi-Hampir-Pasti-Sri-Mulyani-Keok-dengan-Rizal-Ramli&usg=AOvVaw3kJzpXztyjcq8MhdG_-y8y

Hampir bisa dipastikan, resesi ekonomi menggelayuti Indonesia. Lantaran
pertumbuhan ekonomi minus dua kuartal berturut-turut. Atas kegagalan
tim ekonomi ini, Presiden Joko Widodo layak kecewa.

Oleh: Nanda Alisya 
Rabu, 02 September 2020 - 14:09 WIB

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati memprediksikan,
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020, tetap mengalami
kontraksi. Artinya tetap minus seperti halnya kuartal II yang menempati
level minus 5,32%.

Sedangkan untuk kuartal IV, Sri Mulyani beranjak sedikit di bawah zona
netral. "Prediksi kita menunjukkan di kuartal III kita mungkin masih
mengalami negatif growth dan bahkan mungkin kuartal IV juga masih dalam
zona sedikit di bawah netral," kata Sri Mulyani dalam Raker bersama
Komisi XI DPR RI di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Sri Mulyani menjelaskan, kuartal III berpotensi mengalami kontraksi
karena pemulihan aktivitas perekonomian yang mulai terjadi masih sangat
rapuh. Disebutkan, mobilitas aktivitas masyarakat sempat mengalami
peningkatan mulai Mei hingga Juni dengan harapan konsumsi mulai pulih
secara bertahap. "Indikator konsumsi kita setelah tertekan berat, Mei
dan Juni menunjukkan pembalikan," ujar Sri Mulyani.

Di sisi lain, ia menuturkan indeks ekspektasi dari Juni ke Juli
mengalami flat sehingga momentum mulai terjadinya pemulihan harus
benar-benar dijaga. "Memang ada pembalikan yang cukup meyakinkan dari
Mei tapi momentum tersebut tidak harus taken for granted,”  kata Sri
Mulyani.

Sri Mulyani menyatakan, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi
sepanjang 2020 berada di kisaran minus 1,1% hingga 0,2%. Asumsi
perekonomian mampu tumbuh 0,2% didasarkan pada kuartal III dan IV mampu
mengalami pemulihan sehingga menjadi kompensasi atas kontraksi yang
terjadi pada kuartal II. “Kalau 0,2 persen mengasumsikan bahwa di
kuartal III  dan IV recovery bisa terjadi lebih untuk mengkompensasi
kontraksi yang dalam pada kuartal II,” kata Sri Mulyani.

Jauh sebelumnya, ekonom senior Rizal Ramli sudah menyebut perekonomian
Indonesia sudah masuk resesi. Meski pertumbuhan ekonomi kuartal
III-2020 belum dirilis. Alasannya, data penunjang sudah menunjukkan
penurunan yang sangat tajam. "Ini kita sudah resesi, daya beli nggak
ada, pengangguran naik, krisis kesehatan, ya resesi lah. Resesi itu
definisinya pertumbuhannya negatif. Kuartal ini negatif, kuartal depan
juga bakal negatif," ujarnya dalam diskusi yang digelar secara virtual,
Kamis (16/7/2020).

Mantan Menko Ekuin era Presiden Gus Dur ini justru mempertanyakan
ngototnya Menkeu Sri Mulyani menepis isu resesi. Memburuknya
perekonomian sejatinya sudah diendus tim ekonomi Presiden Jokowi. Di
mana, proyeksi pertumbuhan ekonomi di kuartal II-2020 direvisi dari
-3,8% menjadi -4,3%.

Meski begitu, menurut Rizal bukan perkara sulit untuk mengeluarkan
ekonomi Indonesia dari jurang resesi. Namun dia tidak yakin formasi
kabinet saat ini bisa melakukannya. "Apakah kita bisa keluar dari
krisis ini? Bisa. Wong waktu saya masuk dulu bisa -3%, nggak
susah-susah amat. Tapi ada nggak kabinet sekarang yang punya track
record membalikan situasi, dari ekonomi biasa, digenjot jadi tinggi
atau dari negatif jadi positif? Mohon maaf, nggak ada," tegasnya. [ipe]


3.:

Jokowi Bisa di Makzulkan Karena Perppu Reformasi Sistem Keuangan!

https://www.cmbcindonesia.com/2020/09/jokowi-bisa-di-makzulkan-karena-perppu.html

CMBC Indonesia - Perppu Reformasi Sistem Keuangan dinilai akan
membahayakan sistem keuangan dan ekonomi Indonesia.

Bahkan menurut Managing Director Political Economy and Policy Studies
(PEPS) Anthony Budiawan, Perppu ini bisa membuka peluang terhadap
pemakzulan presiden.

Kata dia, pembahasan Perppu Reformasi Keuangan harus didasari oleh
adanya sebuah kondisi yang memaksa atau genting.

Di luar kondisi tersebut, maka pembentukan Undang-undang harus
dilakukan dengan cara yang normal yakni lewat pengajuan rancangan
undang-undang, dan seterusnya. Jika dipaksakan, kata dia, akan membuat
penerbitan Perppu menjadi ilegal.

“Perppu bukan hak sewenang-wenang Presiden dan tidak bisa diterbitkan
sembarangan. Perppu itu harus ada kondisi yang memaksa, kalau tidak
maka ini akan melanggar konstitusi UU Dasar,” katanya dalam Forum
Diskusi Finansial terkait Stabilitas Sektor Finansial dan dan Perppu
Reformasi Keuangan yang digelar Bisnis Indonesia seperti melansir
bisnis.com, Selasa 1 September 2020.

Anthony mengingatkan agar Presiden Joko Widodo jangan sampai terjebak
dalam bisikan para pembantunya ataupun dari oknum yang ingin melakukan
sesuatu dengan mudah lewat cara singkat penerbitan Perppu.

“Dalam konstitusi, Perppu ini harus dalam kondisi kegentingan yang
memaksa. Kalau tidak ada itu, akan melanggar UUD dan kemudian berbuntut
pada impeachment. Kan, kasihan sekali presiden kita yang dibisikinya
dengan salah,” ujarnya.

Dia menekankan, suatu Perppu diterbitkan manakala perlu melakukan suatu
langkah penyelamatan di tengah kondisi yang genting, namun belum ada
landasan hukumnya.

Sementara itu, lanjut Anthony, saat ini tidak ada kondisi yang genting
untuk sektor keuangan. Bahkan, menurutnya, penyebutan nama Perppu
Reformasi Keuangan justru hanya berisi jargon yang malah menyembunyikan
makna sesungguhnya.

Bahkan, dia menuding bahwa jargon tersebut dibuat untuk menutupi
kegagalan penguasa dalam menghadapi krisis sehingga mencari jalan
pintas.

“Peppu Reformasi Keuangan ini kan cuma jargon saja yang membohongi dan
membodohi publik. Apa yang direformasi? Kita tahu bahwa di sini BI dan
OJK justru mau dijadikan tidak independen, ini kan anti reformasi.
Perppu tentang BI dan OJK tentang reformasi keuangan yang rencananya
dibuat menjadi tidak independen, ini akan merusak stabilitas institusi
sektor keuangan,” paparnya.

Lebih lanjut, Anthony menambahkan bahwa permasalahan saat ini bukanlah
di bidang moneter, keuangan maupun perbankan melainkan lebih pada
sektor fiskal. Hal ini antara lain ditunjukkan oleh rasio penerimaan
perpajakan terhadap PDB yang masih rendah yakni hanya sekitar 8,04% per
Juli.[ljc]


4.:

CMBC Indonesia - Dihadirkannya influencer diakibatkan fungsi Fadjroel
Rachman sebagai jurubicara (Jubir) Istana Negara gagal.

Begitu ungkapan analis sosial politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ),
Ubedilah Badrun atas pernyataan Fadjroel yang menyatakan bahwa
influencer merupakan aktor ujung tombak transformasi dan demokrasi
digital.

"Fadjroel Rachman ini ternyata masih perlu belajar lagi tentang
demokrasi digital selama minimal satu semester lagi. Kok bisa-bisanya
mengatakan bahwa influencer disebut ujung tombak demokrasi digital?"
ujar Ubedilah Badrun kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (1/9).

Bahkan kata Ubedilah, dihadirkannya influencer karena Fadjroel tidak
berfungsi dengan baik sebagai jubir, bahkan cenderung sering melakukan
kesalahan.

"Influencer penguasa itu corong penguasa, ia hadir karena fungsi
Fadjroel Rachman sebagai jubir gagal dan salah berkali-kali," katanya.

Sambung Ubedilah, secara teoritik dan praksis dalam demokrasi digital
tidak ada ujung tombak.

"Sebab demokrasi digital membuka seluas-luasnya partisipasi publik di
area ruang publik digital atau digital publik sphere. Ruang publik
digital itu milik siapapun yang memiliki akses internet ke ruang publik
digital," pungkas Ubedilah. (*)

Kirim email ke