“Mengacu pada prinsip kebijakan Satu Tiongkok, permintaan Tiongkok kepada 
Presiden AS tidak banyak, yakni kewajiban Presiden AS untuk menjaga hubungan 
bilateral AS-Tiongkok dan menghormati adanya aturan di kawasan Asia-Pasifik. 
Jika Trump menciderai kebijakan Satu Tiongkok setelah resmi menjabat sebagai 
Presiden AS, rakyat Tiongkok akan menuntut Beijing agar membalas dendam. Tidak 
ada kesempatan untuk tawar-menawar,” demikian bunyi editorial Global Times 
edisi Minggu (8/1). Global Times merupakan media yang dikendalikan oleh Partai 
Komunis Tiongkok, partai berkuasa di Negeri Tirai Bambu.
...“Pemerintah Tiongkok harus memahami bahwa kamilah yang membuat keputusan 
terkait ingin bertemu dengan siapa. Ini bukan soal pemerintah Tiongkok, tetapi 
ini mengenai hubungan AS dengan Taiwan, sekutu yang terikat secara hukum untuk 
mempertahankan diri,” kata Cruz.
...Selasa 10/1/2017 | 00:00Hubungan Bilateral
Tiongkok Akan Balas Sikap Donald Trump


  
|  
|   
|   
|   |    |

   |

  |
|  
|   |  
Tiongkok Akan Balas Sikap Donald Trump | Koran Jakarta
 Tiongkok Akan Balas Sikap Donald Trump | Koran Jakarta  |   |

  |

  |

 


Foto : REUTERS/Ja mes Nielsen

WASHINGTON. – Tiongkok melalui media pemerintah, Global Times, memperingatkan 
presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, untuk tidak melanggar One 
China Policy atau Kebijakan Satu Tiongkok. Ancaman Tiongkok ini keluar hanya 
beberapa jam setelah Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, tiba di Houston, Texas, AS, 
Senin (9/1).

Saat di Houston, Tsai Ing-wen bertemu dengan para wakil rakyat senior AS. Tsai 
juga akan singgah di San Francisco pada 13 Januari ketika dalam perjalanan 
pulang ke Taiwan. Kunjungan ke Houston dilakukan sebelum melakukan kunjungan 
kenegaraan ke negara-negara Amerika Tengah, yakni Honduras, Nicaragua, 
Guatemala dan El Salvador.

Sebelumnya, Beijing sudah meminta kepada Washington agar jangan mengizinkan 
Tsai memasuki wilayah AS dan tidak membiarkannya melakukan pertemuan resmi 
dengan pejabat pemerintah AS. Larangan itu karena terkait oleh kebijakan Satu 
Tiongkok.

Namun segala permintaan Beijing tersebut tidak digubris. Sebuah foto menyebar 
memperlihatkan Gubernur Texas, Greg Abbott sedang melakukan pertemuan dengan 
Tsai dan bendera Taiwan berdampingan dengan bendera AS tampak di atas meja yang 
mereka gunakan untuk rapat. Bukan hanya dengan Abbott, Tsai juga menemui 
anggota Senat AS dari Texas, Ted Cruz.

“Mengacu pada prinsip kebijakan Satu Tiongkok, permintaan Tiongkok kepada 
Presiden AS tidak banyak, yakni kewajiban Presiden AS untuk menjaga hubungan 
bilateral AS-Tiongkok dan menghormati adanya aturan di kawasan Asia-Pasifik. 
Jika Trump menciderai kebijakan Satu Tiongkok setelah resmi menjabat sebagai 
Presiden AS, rakyat Tiongkok akan menuntut Beijing agar membalas dendam. Tidak 
ada kesempatan untuk tawar-menawar,” demikian bunyi editorial Global Times 
edisi Minggu (8/1). Global Times merupakan media yang dikendalikan oleh Partai 
Komunis Tiongkok, partai berkuasa di Negeri Tirai Bambu.

Trump sebetulnya telah mengatakan tidak akan menemui pemimpin negara dari mana 
pun sebelum dia resmi menjabat sebagai orang nomor satu AS. Akan tetapi, dia 
tidak menutup kemungkinan untuk berjumpa dengan Tsai setelah dilantik sebagai 
Presiden AS pada 20 Januari mendatang.

Cruz Menolak

Sementara itu, Cruz menjelaskan sejumlah anggota Kongres AS telah menerima 
sepucuk surat dari konsulat Tiongkok yang memintanya tidak menemui Tsai. Namun 
larangan tersebut tidak digubris oleh Cruz.

“Pemerintah Tiongkok harus memahami bahwa kamilah yang membuat keputusan 
terkait ingin bertemu dengan siapa. Ini bukan soal pemerintah Tiongkok, tetapi 
ini mengenai hubungan AS dengan Taiwan, sekutu yang terikat secara hukum untuk 
mempertahankan diri,” kata Cruz.

Ditambahkan, saat bertemu Tsai mendiskusikan upaya meningkatkan hubungan 
bilateral kedua belah pihak dan memajukan kerjasama ekonomi, termasuk 
meningkatkan akses ke pasar-pasar Taiwan yang pada akhirnya akan menguntungkan 
pengusaha peternakan, petani dan UKM di Texas.

Sedangkan Tsai menjelaskan pihaknya tetap rendah hati saat melakukan pertemuan 
dengan beberapa pejabat AS, yang disebutnya teman. Dia pun memastikan akan 
kembali singgah di AS pada 13 Januari di San Francisco sebelum bertolak pulang 
ke Taiwan. “AS punya tempat khusus di sejumlah hati masyarakat Taiwan,” kata 
Tsai, Sabtu (7/1) dalam pidato makan malam yang dihadiri ratusan diaspora 
Taiwan.  Rtr/uci/AR-2


Kirim email ke