Tiongkok di Era Baru Akan Berikan Sumbangan Baru bagi Dunia
     
        2017-10-23 16:55:14  Kantor Berita Xinhua
     
      Xi Jinping dalam laporannya di depan pembukaan Kongres Nasional ke-19 
Partai Komunis Tiongkok (PKT) belum lama yang lalu menunjukkan, sosialisme yang 
berkarakteristik Tiongkok telah memasuki era baru dan ini merupakan titik 
sejarah baru bagi perkembangan Tiongkok. Di titik sejarah yang baru ini, 
peranan apa yang akan dimainkan Tiongkok pada masa mendatang?

      Pada Agustus yang lalu, lembaga survei Prancis yaitu Ipsos melakukan 
sebuah survei di 26 negara, termasuk, Tiongkok, AS,Inggris dan Jepang. Hasil 
survei menunjukkan, 87 persen responden Tiongkok optimis terhadap perkembangan 
Tiongkok di masa depan. Angka tersebut adalah yang tertinggi di antara semua 
negara yang dilibatkan dalam survei tersebut. Tidak sedikit media asing 
mengganggap hal tersebut sebagai "energi positif" yang diberikan Tiongkok bagi 
perkembangan dunia.

      Rektor Institut Penelitian Timur Jauh di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan 
Rusia, Serey Luzianin berpendapat, keberhasilan Tiongkok di bidang ekonomi 
inovatif serta kerja sama internasional adalah berkat implementasi sosialisme 
yang berkarakteristik Tiongkok. Kongres Nasional ke-19 PKT telah meluncurkan 
pengaturan dan program strategis yang patut dijadikan "referensi" oleh 
negara-negara lain.


      Pengalaman yang disumbangkan Tiongkok termanifestasi pada bidang anti 
korupsi. Simon Khaya Moyo dari Zimbabwe African National Union-Patriotic Front 
(Zanu PF) sangat terkesan dengan upaya pemberantasan korupsi di Tiongkok. Ia 
mengatakan: "kami menyatakan apresiasi atas upaya pemberantasan korupsi yang 
dilancarkan di Tiongkok. Perjuangan antikorupsi juga dilakukan di Zimbabwe, 
namun tugasnya sangat berat. Kami perlu belajar dari pengalaman Tiongkok dalam 
kampanye antikorupsi korupsi, khususnya para pejabat yang bertanggung jawab 
terhadap upaya pemberantasan korupsi bisa belajar banyak dari pengalaman 
Tiongkok."


      Menghadapi proteksionisme perdagangan, antiglobalisasi dan populisme, PKT 
dalam Kongres Nasional ke-19 telah menegaskan kembali pemerintahan global yang 
mengusung semangat "konsultasi bersama, pembangunan bersama and menikmati 
manfaat bersama". Selain itu, PKT juga mengajukan politik luar negeri sebagai 
berikut: melakukan pembangunan secara terbuka, mengembangkan kemitraan global 
secara aktif dan membentuk komunitas senasib sepenanggungan manusia. Laurie 
Pearcey, Asisten Rektor The University of New South Wales Australia 
berpendapat, kekuatan Tiongkok akan mendorong berbagai negara ikut serta dalam 
perkembangan proses globalisasi.


      Ia mengatakan: "Kami mencatat bahwa Xi Jinping dalam laporannya 
mengatakan, Tiongkok akan secara aktif berpartisipasi dalam pemerintahan 
global. Setiap kali pemimpin Tiongkok menyinggung ekonomi dan arah politik 
Tiongkok, seluruh dunia akan menyimaknya. Tiongkok terus meningkatkan hak 
bersuara dalam urusan internasional dan mempunyai peran penting dalam 
pemerintahan global."

      Nyonya Lydia Samarbakhsh dari Parti Communiste Francais (PCF) 
berpendapat, Kongres Nasional ke-19 PKT sekali lagi menonjolkan tekad Tiongkok 
untuk memikul kewajiban dan tanggungjawabnya di dunia internasional.


      "Saat ini perselisihan antar berbagai negara semakin luas. Usulan 
Tiongkok mengenai pemerintahan global dan perdamaian dunia akan mengkohesikan 
kesepahaman berbagai negara. Di bumi ini siapa pun tidak akan hidup secara 
terhormat tanpa bantuan orang lain. Kita harus berupaya bersama untuk mengatasi 
perselisihan politik dan mengubah keadaan yang buruk. Hanya dengan demikian, 
kehidupan seluruh masyarakat barulah dapat ditingkatkan ke level yang baru, dan 
hanya dengan demikian barulah kita dapat memenuhi kebutuhan bersama di bidang 
kesehatan, pendidikan, perhubungan dan perumahan." Demikian kata Nyonya Lydia 
Samarbakhsh dari PCF.
     


Kirim email ke