Tuding menuding mengasah otak atau pendang, pilih saja mana yang senang.
hehehehe


https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5daa509556965/perhatikan-klausula-klausula-penting-dalam-perjanjian-gadai-saham



*Tudingan Kafir Sesama Muslim Menurut Imam Nawawi Banten*

*Senin 21 Oct 2019 15:09 WIB*

*Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah*


*Menuding sesama Muslim dengan kafir tidak diperbolehkan.*

*REPUBLIKA.CO.ID <http://REPUBLIKA.CO.ID>, JAKARTA— Akhir-akhir ini
sebagaian umat Islam memang mudah mengkafirkan kepada saudara seagamanya.
Padahal, dalam kitab **Sullam at-Taufiq,** Imam Nawawi al-Bantani
menjelaskan bahwa berkata ‘kafir’ kepada sesama umat Islam bisa masuk dalam
kategori murtad dalam ucapan.*

*Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad SAW: “Apabila seorang laki-laki
mengufurkan saudara-saudara yang muslim, maka kekufuran itu kembali kepada
salah seorangnya.” (HR Muslim). *

*Jika melihat realita yang terjadi sekarang ini. Betapa mudahnya masyarakat
yang hanya karena perbedaan pendapat lalu menyalahkan orang lain. Saling
klaim kebenaran, dan seakan-akan mencoba menjadi hakim dengan menggiring
opini seolah-olah yang lain sesat, dosa, dan berhak masuk neraka. *

*Bahkan, orang yang berbeda pendapat dengan mudahnya dikafirkan. Dengan
penuh keyakinan, mereka melabeli orang lain dengan berbagai sebutan hina,
seperti munafik, antek Yahudi, Syiah, liberal, komunis, dan berbagai
tuduhan lainnya. Mereka cenderung memahami agama secara kaku tanpa mencoba
memahami hujjah atau alasan orang yang dituduhnya.  *

*Nabi Muhammad Saw bersabda: “Siapa saja yang berkata kepada saudaranya
sesama muslim, hai kafir! Maka kekurfuran itu kembali kepada salah
seorangnya. Kalau yang dipanggil kafir itu memang orang kafir, ya memang
begitu, akan tetapi kalau bukan orang kafir, maka kekafiran kembali kepada
yang mengucapkannya. (HR Muslim).*

*Karena itu, dalam beragama umat Islam haruslah berhati-hati, sehingga
dapat selamat dunia dan akhirat, serta mendapatkan pertolongan dari Allah.
Kitab ini akan bisa membuat seseorang menjadi lemah lembut, tidak mudah
menyesatkan orang lain, cenderung hati-hati, dan mudah berprasangka baik
pada orang lain.*

*Setelah diperkuat dengan tauhid, Imam Nawawi kemudian menjelaskan tentang
cara melaksanakan perkara yang diwajibkan dalam Islam, seperti halnya
shalat dan ibadah puasa. Selain itu, juga dijelaskan tentang hal-hal yang
dilarang agama.*

Kirim email ke