-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://mediaindonesia.com/editorials/detail_editorials/1968-upaya-paksa-cegah-korona



Selasa 31 Maret 2020, 05:00 WIB

Upaya Paksa Cegah Korona

Administrator | Editorial
 
Upaya Paksa Cegah Korona

MI/Duta
Ilustrasi.

PERKEMBANGAN wabah virus covid-19 di Tanah Air kian mengkhawatirkan. Selain 
jumlah penderita terus bertambah, potensi membengkaknya pasien yang terpapar 
vi­rus korona varian baru itu pun semakin besar karena tidak op­timalnya 
realisasi imbauan peme­rintah untuk menjaga jarak.

Penyebaran virus covid-19 bahkan dikhawatirkan akan kian menggila dengan 
cakupan wilayah yang jauh lebih luas pula. Jika selama ini Ja­kar­ta dan 
sekitarnya menjadi episentrum wabah ko­rona, daerah-daerah lain di Indonesia 
diprediksi bi­sa mengalami nasib serupa. Penyebabnya tak lain ialah begitu 
banyak warga yang mudik prematur ke kampung halaman masing-masing.

Menurut Presiden Joko Widodo, selama delapan hari terakhir saja tak kurang dari 
14 ribu orang mudik dari Jabodetabek ke Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, 
dan Daerah Istmewa Yogyakarta. Mereka menggunakan 876 bus. Belum lagi yang 
menggunakan moda transportasi lain.

Mereka, para pemudik itu, selain membawa harta ben­da yang tersisa, bukan tak 
mungkin pula membawa pulang virus korona. Tanpa sadar, karena yang terpapar 
terkadang juga tak menunjukkan gejala, mereka menjadi penular bagi virus korona 
untuk memperluas ekspansinya.

Banyaknya warga yang memilih pulang kampung lebih awal memang patut kita 
sesalkan. Namun, kita tak lantas begitu saja bisa menyalahkan mereka. Mereka 
yang mayoritas pekerja informal itu meninggalkan Ibu Kota karena terpaksa. 
Terpaksa lantaran tak ada lagi sumber penghasilan setelah perekonomian mati 
suri akibat serangan korona.

Meski begitu, apa pun alasannya, pulang kampung dalam situasi seperti sekarang 
pantang dibiarkan. Pa­da konteks itulah kita mendukung sepenuhnya per­nyataan 
Presiden Jokowi, kemarin, akan perlunya langkah lebih tegas untuk mencegah 
masyarakat di Ja­bodetabek mudik.

Tepat pula peraturan presiden dan instruksi presiden yang disiapkan pemerintah 
untuk mengatur soal mudik Lebaran nanti demi mencegah persebaran ko­rona. 
Bahkan, penerapan status darurat sipil seperti yang dilontarkan Presiden untuk 
menopang kebijakan pembatasan sosial dengan skala lebih besar tak ada salahnya 
dilakukan jika memang dibutuhkan.

Langkah tegas menjadi keniscayaan karena langkah lunak terus diabaikan. Imbauan 
dari pemerintah dan para tokoh soal pentingnya social distancing dan physical 
distancing sebagai cara paling tepat untuk membendung penularan korona, 
misalnya, terbukti majal. Pun dengan kebijakan kerja dari rumah, belajar dari 
rumah, dan ibadah di rumah.

Bagi sebagian rakyat kita, upaya paksa tampaknya harus diberlakukan agar mereka 
mematuhi kebijakan yang ada. Di sinilah pentingnya kewibawaan negara untuk 
memastikan strategi dalam pertempuran hidup mati melawan korona membuahkan 
kemenangan.

Ketika keselamatan rakyat berada dalam ancaman luar biasa akibat covid-19, 
menjadi tugas negara untuk melakukan segala upaya penyelamatan, apa pun 
bentuknya. Ketika negara dalam bahaya akibat virus korona, menjadi kewajiban 
pemerintah pusat dan pe­merintah daerah untuk melindunginya, apa pun caranya.

Tiada lagi pembenaran untuk menoleransi sikap dan perilaku yang bisa 
memperparah keadaaan. Ke­tegasan sikap dan tindakan pemerintah amatlah vital 
bagi sukses-tidaknya negara menghadang penyebaran korona.

Kepada pemerintah daerah sentra ekonomi, tutuplah pintu serapat-rapatnya agar 
tak ada lagi warga yang pulang kampung. Untuk masyarakat yang telanjur mu­dik, 
pemerintah daerah mesti memantau ketat, bahkan kalau perlu, memaksa mereka 
untuk mengisolasi diri agar tidak menjadi penyebar virus korona.

Namun, perlu diingatkan pula, negara juga berkewajiban menjamin kehidupan 
sehari-hari rakyat. Eksekusi segera berbagai bantuan ke masyarakat untuk 
mengurangi beban berat mereka. Tanpa itu, pembatasan sosial dalam skala besar 
justru bisa membuat situasi menjadi liar.
 







Kirim email ke