https://www.sinarharapan.co/ekonomi/read/12206/utang_luar_negeri_ri_tembus_rp_5_499_triliun


Utang Luar Negeri RI Tembus Rp 5.499 TriliunRabu , 15 Januari 2020 | 13:54

 JAKARTA - Bank Indonesia mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia pada
November 2019 mencapai 401,4 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 5.499
triliun (berdasarkan asumsi kurs Rp 13.700 per dolar AS).

Jumlah utang tersebut tumbuh 8,3 persen dibanding November 2018, atau
melambat dibanding pertumbuhan Oktober 2019 yang tumbuh terakselerasi
hingga 12 persen.

Berdasarkan data statistik Bank Indonesia yang diumumkan di Jakarta, Rabu
(15/1/2020), utang luar negeri tersebut terdiri dari utang pemerintah dan
bank sentral yang mencapai 201,4 miliar dolar AS dan utang swasta 200,1
miliar dolar AS.

Adapun utang pemerintah tercatat tumbuh 10,1 persen dibanding periode
November 2018 yang menjadi 198,6 miliar dolar AS. Posisi utang tersebut
lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan utang pada Oktober 2019
sebesar 13,6 persen.

"Posisi utang luar negeri pemerintah lebih rendah dari bulan sebelumnya
karena pelunasan pinjaman bilateral dan multilateral yang jatuh tempo pada
periode laporan," tulis bank sentral.

Menurut Bank Indonesia, pengelolaan utang luar negeri pemerintah masih
diprioritaskan untuk membiayai pembangunan, dengan porsi terbesar pada
beberapa sektor produktif, seperti sektor jasa kesehatan dan kegiatan
sosial, konstruksi, jasa pendidikan, administrasi pemerintah, pertahanan,
dan jaminan sosial wajib, serta jasa keuangan dan asuransi.

Sementara itu, utang luar negeri swasta tercatat tumbuh 6,9 persen
dibanding November 2018. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibanding bulan
sebelumnya yang mencapai 10,7 persen.

"Perkembangan tersebut antara lain dipengaruhi oleh cukup tingginya
pelunasan surat berharga domestik yang jatuh tempo, meskipun pada periode
yang sama terdapat penerbitan surat utang perusahaan bukan lembaga keuangan
dan penarikan pinjaman oleh perbankan," kata Bank Indonesia.

Secara sektoral, utang luar negeri swasta didominasi oleh sektor jasa
keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan
udara, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan
penggalian. Pangsa utang luar negeri di keempat sektor tersebut terhadap
total utang luar negeri swasta mencapai 76,9 persen.

Bank Indonesia memastikan struktur utang luar negeri tetap sehat. Kondisi
ini tercermin dari rasio utang terhadap produk domestik bruto pada November
2019 yang mencapai 35,9 persen, atau membaik dibanding bulan sebelumnya.

"Di samping itu, struktur utang luar negeri Indonesia tetap didominasi oleh
utang berjangka panjang dengan pangsa 88,5 persen dari total utang luar
negeri," kata Bank Indonesia. *(E-3/ant)*

Kirim email ke