-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>


https://www.antaranews.com/berita/1680142/vaksin-covid-19-rusia-berfungsi-selama-dua-tahun-pada-manusia




Vaksin COVID-19 Rusia berfungsi selama dua tahun pada manusia

Kamis, 20 Agustus 2020 22:49 WIB

Sampel vaksin melawan penyakit coronavirus (COVID-19) yang dikembangkan oleh 
Gamaleya Research Institute of Epidemiology and Microbiology, di Moskow, Rusia, 
(6/8/2020). Foto di buat tanggal 6 Agustus 2020. ANTARA/REUTERS/HO-The Russian 
Direct Investment Fund (RDIF)/aa.
Jakarta (ANTARA) - Institut Riset Nasional Gamaleya yang mengembangkan vaksin 
COVID-19 di Rusia menyatakan bahwa vaksin buatannya bernama Sputnik V mempunyai 
masa perlindungan bagi tubuh manusia selama dua tahun, dan bisa saja lebih.

"Vaksin yang dihadirkan saat ini juga akan melindungi individu (yang divaksin) 
dari COVID-19, setidaknya, dalam jangka waktu dua tahun, dan mungkin saja lebih 
lama," ujar Direktur Gamaleya dr. Alexander Gintsburg dari Moskow, Rusia, dalam 
paparan media secara virtual yang diikuti ANTARA di Jakarta, Kamis malam.

Rusia mengembangkan Sputnik V dengan basis penelitian terhadap human adenovirus 
-- yang juga digunakan dalam pengembangan vaksin ebola di Republik Guinea. 
Respons imun pada vaksin ebola yang sudah terdaftar itu berlangsung selama dua 
tahun, dan inilah yang menjadi tolok ukur pada Sputnik V.

Vaksin Sputnik V adalah vaksin yang mempunyai dua komponen, yakni serotipe 
adenovirus 26 (Ad26) dan serotipe adenovirus 5 (Ad5), demikian dijelaskan lebih 
lanjut oleh dr. Denis Logunov, Wakil Direktur Kinerja Ilmiah Institut Gamaleya.

Logunov mengklaim bahwa serangkaian uji klinis telah dijalankan dengan 
menunjukkan hasil yang baik dan tanpa efek samping, atau terjadi efek samping 
namun tidak serius, sehingga otoritas kesehatan Rusia mengeluarkan izin untuk 
vaksin yang dikembangkan Gamaleya tersebut.

"Terlepas dari hal itu, sertifikat izin ini mewajibkan kami untuk menjalankan 
uji klinis lanjutan yang lebih luas, dan nampaknya kami mempunyai protokol 
besar untuk 40.000 orang peserta," kata Logunov.

Baca juga: Filipina mulai uji klinis vaksin COVID-19 Rusia pada Oktober

Baca juga: Meksiko akan uji vaksin Rusia tahap ketiga

Lebih dari 40.000 peserta itu akan menjalani uji klinis lanjutan, yang antara 
lain akan mengkaji kemanjuran, imunogenisitas (proses memicu respons imun), dan 
keamanan vaksin Sputnik V, di lebih dari 45 pusat kesehatan di Rusia.

Pada 11 Agustus lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan bahwa Rusia 
menjadi negara pertama di dunia yang memberikan persetujuan regulasi terhadap 
vaksin COVID-19.

Namun, sejumlah kritik muncul dengan menyoroti kecepatan pemberian persetujuan 
tersebut, yakni kurang dari dua bulan setelah uji coba awal pada manusia, 
disertai keraguan bahwa Sputnik V telah melalui serangkaian pengujian yang 
diperlukan.

Baca juga: Peneliti: Vaksin Rusia tidak sesuai kaidah penelitian

Baca juga: Rusia produksi vaksin COVID-19 gelombang pertama

Baca juga: Indonesia dorong kerja sama kesehatan dengan Rusia, termasuk vaksin

Pewarta: Suwanti
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
COPYRIGHT © ANTARA 2020






Kirim email ke