Wang Yi Adakan Pembicaraan Dengan Retno
http://indonesian.cri.cn/20200821/5d8490ad-a934-5277-7d19-e492e45e55df.html
2020-08-21 14:02:55
Hari Kamis kemarin (20/8), Anggota Dewan Negara merangkap Menteri Luar
Negeri Tiongkok Wang Yi mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar
Negeri RI Retno Marsudi di Baoting, Provinsi Hainan, Tiongkok.
Ditunjukkan oleh Wang Yi bahwa dunia dewasa ini menghadapi tantangan
yang baru, perubahan historis yang tumpang tindih dengan pandemi global.
Unilateralisme dan politik hegemonis terus bangkit. Hubungan
Tiongkok-Indonesia sebagai salah satu kemitraan yang paling strategis di
kawasan ini, sempat mengalami ujian pandemi, dan menunjukkan ketangguhan
yang kuat. Di bawah pimpinan strategis Presiden Xi Jinping dan Presiden
Joko Widodo, kedua negara saling membantu dalam penanggulangan pandemi,
dan saling membantu dalam pemulihan ekonomi. Kedua negara melakukan
kerja sama erat di ajang multilateralisme, di mana saling percaya dan
integrasi kepentingan terus diperdalam. Tiongkok dan Indonesia sama sama
adalah negara berkembang besar dan ekonomi yang baru bangkit, hendaknya
memperlihatkan pandangan global, dan menunjukkan sikap bertanggung
jawab, dalam rangka aktif mendorong kerja sama persatuan masyarakat
internasional, memelihara perdamaian dan kestabilan internasional dan
regional, memelihara kepentingan bersama negara-negara berkembang, serta
memelihara sistem internasional yang didominasi PBB.
Wang Yi menyatakan, tahun ini adalah HUT ke-70 penggalangan hubungan
diplomatik Tiongkok-Indonesia, Tiongkok bersedia terus berupaya bersama
Indonesia, tidak hanya berfokus pada masa sekarang, tapi juga menjangkau
jauh, memperluas bidang kerja sama, menambahkan kesepahaman kerja sama,
mendorong hubungan kedua negara mencapai kemajuan lebih besar. Misi yang
urgen dewasa ini adalah mendorong penelitian dan pengembangan vaksin
covid-19 demi kerja sama penanggulangan pandemi. Tiongkok sudah secara
terbuka berkomitmen bahwa vaksin buatan Tiongkok akan disediakan sebagai
produk publik global setelah penelitiannya berhasil, dan negara-negara
berkembang akan dikategorikan sebagai kelompok prioritas. Kerja sama
Tiongkok-Indonesia di bidang penelitian dan pengembangan vaksin sudah
berjalan di barisan depan negara-negara lain di kawasan ini, kedua pihak
sudah menghidupkan uji coba vaksin tahap ke-3 di Indonesia pada minggu
lalu. Tiongkok mendukung perusahaan domestik mengadakan kerja sama di
bidang penggunaan dan penelitian vaksin secara menyeluruh dengan
Indonesia, agar membentuk komunitas kesehatan bersama. Kedua pihak sudah
sepakat seputar pengaturan Jalur Cepat, dan hendaknya menggunakan jalur
cepat tersebut dengan baik, dalam rangka menjamin kelancaran perjalanan
personil kedua negara di atas dasar pencegahan dan pengendalian wabah,
memelihara pengoperasionalan stabil rantai penyuplaian industri,
membantu pemulihan ekonomi satu sama lain. Kedua pihak hendaknya
mempercepat sinergi antara inisiatif Sabuk dan Jalan dengan ide Poros
Maritim, mendorong pembangunan proyek simbolis seperti Kereta Cepat
Jakarta-Bandung dan Koridor Ekonomi Terpadu Regional, mengintensifkan
kerja sama kreatif di bidang telekomunikasi 5G, kecerdasan buatan dan
E-bisnis, demi mewujudkan perkembangan berkualitas tinggi yang
berkelanjutan. Kedua pihak hendaknya berusaha mensukseskan kegiatan
perayaan genap 70 tahun penggalangan hubungan diplomatik
Tiongkok-Indonesia, dalam rangka memperdalam kerja sama dan pertukaran
yang sesuai dengan aspirasi masyarakat kedua negara.
Ditunjukkan oleh Wang Yi bahwa, Tiongkok dan ASEAN sudah menjadi mitra
dagang terbesar satu sama lain, volume perdagangan dan investasi kedua
pihak sama-sama melonjak selama wabah covid-19, hal tersebut telah
mencerminkan keunggulan besar dan ruangan luas kerja sama bilateral.
Penanggulangan wabah dan pembangunan adalah dua titik berat bagi kawasan
Asia Timur, Tiongkok bersedia berupaya bersama dengan negara-negara
ASEAN demi terwujudnya target tersebut. Tiongkok dan ASEAN hendaknya
menjamin penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif
Regional (RCEP) dalam tahun ini, dan merebut peluang perkembangan.
Sementara itu juga kedua pihak hendaknya mencegah kekuatan eksternal
kawasan yang mencoba merusak suasana dan proses kerja sama Asia Timur.
Wang Yi menunjukkan bahwa, umat manusia merupakan komunitas senasib
sepenanggungan yang gotong royong, baik dalam menanggulangi wabah maupun
memulihkan ekonomi, semestinya menerapkan jalan kerja sama, dan
berpegang teguh pada multilateralisme. Tiongkok bersedia bersama dengan
Indonesia, dalam rangka dengan teguh mempertahankan dan menerapkan
multilateralisme, dengan tegas memelihara patokan pokok hubungan
internasional, dan dengan tegas mendorong multi polarisasi dunia serta
demokratisasi hubungan internasional.
Wang Yi menekankan pembahasan Kode Etik Perilaku (CoC) Laut Tiongkok
Selatan telah mematuhi prinsip negosiasi setara, dan mencerminkan 11
kesepahaman yang tercapai antara Tiongkok dengan ASEAN, hasilnya
semestinya sesuai dengan kepentingan berbagai negara di kawasan, dan
juga semestinya sesuai dengan hukum internasional. Beberapa kekuatan
eksternal berniat jahat memanas masalah LTS, dan membuat ketegangan, hal
ini merupakan ancaman langsung bagi kestabilan kawasan. Tiongkok
bersedia berupaya bersama negara-negara ASEAN termasuk Indonesia agar
sedini mungkin menandatangani CoC dan bersama memelihara perdamaian
permanen LTS.
Retno Marsudi sempat menyampaikan surat Presiden Joko Widodo kepada
Presiden Xi, dan menyatakan Indonesia sepenuhnya setuju untuk memelihara
hubungan baik kedua pihak, dan berharap vaksin covid-19 dapat disalurkan
kepada negara-negara berkembang secara adil dengan harga terjangkau.
Dukungan dan peranan Tiongkok merupakan unsur krusial bagi terwujudnya
target tersebut. Pemerintah RI akan aktif mendukung perusahaan terkait
untuk menggelar kerja sama vaksin dengan perusahaan Tiongkok. Peresmian
Jalur Cepat mempunyai arti penting bagi diperdalamnya kerja sama kedua
pihak. Ia berharap kedua pihak secepatnya menyelenggarakan rapat komite
gabungan ekonomi dan perdagangan, dalam rangka membahas kemitraan
konstruksi infrastruktur kereta cepat dan pelabuhan serta meningkatkan
kerja sama di bidang makanan. Indonesia bersedia membahas kerja sama 5G
dengan Tiongkok, mempercepat ekonomi digital dan menjamin
penandatanganan Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional
(RCEP) dalam tahun ini. Tiongkok selalu adalah mitra kerja sama penting
bagi negara-negara ASEAN. Indonesia akan berupaya bersama Tiongkok,
saling menghormati dan meningkatkan saling percaya demi pemeliharaan
perdamaian dan kestabilan di kawasan LTS.
Kedua pihak juga bertukar pendapat secara mendalam seputar
masalah-masalah regional dan internasional yang menjadi perhatian bersama.