1.: ICW Kaget Jokowi Pidato Pemerintah Tak Main-main Berantas Korupsi 15 Agu 2020, 11:16:13 WI
https://bataranews.com/icw-kaget-jokowi-pidato-pemerintah-tak-mainmain-berantas-korupsi-o ICW mengkritik pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengatakan pemerintah tak pernah main-main untuk memberantas korupsi. ICW kemudian menyoroti beberapa peristiwa terkait revisi UU KPK, hingga kasus penyiraman air keras Novel Baswedan. "ICW cukup tercengang dan kaget mendengar pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo di DPR yang mengatakan bahwa 'Pemerintah tidak pernah main-main dengan upaya pemberantasan korupsi'. Sebab, sejak awal pemerintahan Presiden Joko Widodo tidak pernah terbukti berpihak pada sektor pemberantasan korupsi," kata peneliti dari ICW, Kurnia Ramadhana, dalam keterangannya, Jumat (14/8/2020). "Maka dari itu, penting bagi ICW untuk mengingatkan beliau bahwa salah satu pihak yang menciptakan situasi suram pada pemberantasan korupsi adalah pemerintah itu sendiri," sambungnya. Adapun beberapa contoh pemerintah dinilai tidak berpihak pada pemberantasan korupsi misalnya ketidakjelasan penuntasan kasus penyiraman air keras penyidik KPK Novel Baswedan, pemilihan Ketua KPK yang pada prosesnya banyak disoroti sejumlah pihak, memberikan grasi kepada koruptor, serta merevisi UU KPK. ICW mengaku kecewa hingga akhirnya tidak ada Perppu UU KPK yang awalnya ditunggu masyarakat. "Mulai dari memilih Ketua KPK yang memiliki persoalan serius, memberikan grasi kepada koruptor, ketidakjelasan penuntasan kasus penyiraman air keras kepada Novel Baswedan, sampai pada akhirnya merevisi UU KPK. Narasi janji yang sempat diucapkan oleh Presiden terkait dengan Perppu KPK pun faktanya hanya omong kosong belaka," ujar Kurnia. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sambutan dalam Sidang Tahunan MPR-DPR-DPD. Dalam pidatonya, ia mengatakan pemerintah tak pernah main-main untuk memberantas korupsi. "Pemerintah tidak pernah main-main dengan upaya pemberantasan korupsi," ujar Jokowi dalam sidang tahunan MPR dan sidang bersama DPR-DPD yang disiarkan saluran YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (14/8). Upaya pencegahan korupsi, kata Jokowi, terus ditingkatkan melalui tata kelola yang transparan dan efisien. Jokowi mengatakan hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. "Penegakan nilai-nilai demokrasi juga tidak bisa ditawar. Demokrasi harus tetap berjalan dengan baik, tanpa mengganggu kecepatan kerja dan kepastian hukum, serta budaya adiluhung bangsa Indonesia," kata Jokowi.[SB] 2.: RR : Jangan Bandingkan RI & Singapura Soal Resesi 14 Agu 2020, 22:04:08 WIB Politik https://bataranews.com/rizal-ramli-jangan-bandingkan-indonesia-dengan-singapura-mereka-resesi-tetap-bisa-kasih-makan-rakyat Ekonom senior Rizal Ramli mengingatkan agar pemerintah tak menganggap enteng ancaman resesi di depan mata. Bahkan, eks Menteri Kepala Bulog ini meminta agar Indonesia tak membandingkan kondisi perekonomian dengan negara Singapura. “Jangan sok jago bandingkan Indonesia lebih bagus dari Singapura yang anjlok. Pendapatan rakyat Singapura sama seperti negara maju sekitar USD 25 ribu. Jadi sesusah-susahnya Singapura, mereka bisa kasih makan rakyat. Kita mah enggak. Yang lapar makin banyak," kata Rizal saat menjadi pembicara diskusi virtual, Jumat (14/8). Fakta yang terhaji saat ini, kata Rizal Ramli, perekonomian Indonesia meskipun belum masuk dalam lubang resesi namun pertumbuhan ekonominya pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Rizal menjelaskan dengan pendapatan rata-rata rakyat Singapura sebesar 25 ribu USD termasuk ke dalam kategori negara maju. Kondisi berbeda dengan Indonesia. “Jadi indikatornya bukan hanya pertumbuhan ekonomi tapi indeks kemanusiaannya, cukup enggak makanan, pendidikannya bagus enggak? Itu yang harusnya jadi indikator," demikian Rizal.[SB] 3.: Perbandingan Gusdur-Jokowi, Adhie Massardi: Gusdur Tidak Berhitung 100 Hari Kerja Langsung Bertindak Politik 🕔11:51:27, 15 Agu 2020 https://bataranews.com/perbandingan-gusdur-dengan-jokowi-adhie-massardi-gus-dur-tidak-berhitung-100-hari-kerja-tapi-langsung-bertindak.html Mantan Jurubicara Presiden Abdurrahman Wahid alias Gusdur, Adhie Massardi membeberkan perbedaan yang mencolok antara Gusdur dengan Presiden Joko Widodo. Dari segi figur, Gusdur menurut Adhie, bukan menginginkan menjadi presiden, melainkan karena melihat persoalan bangsa. Sehingga untuk menyelesaikannya harus jadi presiden. "Jadi presiden itu instrumen dari tujuan. Oleh sebab itu ketika Gusdur jadi presiden dia langsung bertindak, apa yang harus dilakukan. Jadi gak ngitung 100 hari 200 hari setahun dua tahun, begitu hari pertama dia sudah bikin kebijakan," ujar Adhie Massardi saat menjadi narasumber acara diskusi Tanya Jawab Cak Ulung bertema "Seputar Aksi Menyelamatkan Indonesia", Jumat (14/8). Adhie pun membandingkan dengan presiden saat ini yang hanya bercita-cita menjadi presiden. Sehingga, ketika cita-cita tersebut tercapai, maka tidak ada yang dilakukan untuk menyelamatkan Indonesia. "Orang kan cita-citanya jadi presiden, orang punya cita-cita jadi presiden, dengan berbagai cara akhirnya tercapai lah cita-cita itu menjadi presiden, cita-cita sudah selesai terus mau ngapain? Udah emang cita-citanya jadi presiden," jelas Adhie. "Jadi kan beda dengan Soekarno, Gusdur. Dia ingin melakukan sesuatu untuk bangsanya, untuk itu harus menjadi ini. Yang (presiden) sebelum-sebelumnya (selain Jokowi) juga kan cita-citanya jadi presiden, ya sudah jadi presiden aja," sambung Adhie.[SB]