Tekanan USA & Co. terhadap Pemerintah Venezuela, Presiden Maduro bertambah 
keras:

- Oil refinery PDVSA-Venzuela disekitar kepulauan Bonaire dan di Curacao atas 
inisiative USA diambilpaksa atau dirampas;

- Bank of England sebagai trusteeship 14 Ton Emas Pemerintah Venezuela dengan 
harga sekitar satu Miliiard USDollar - Devisa foreign exchange yang sangat 
diperlukan oleh Pmerintah Venezuela untuk urusan Sozial Masyarakat Dalam 
Negeri, ditolak oleh Bank of England untuk memeberikan  Hakmilik Pemerintah 
Venezuela; dan itu berarti, England menyatakan permusuhan dengan Republik 
Venezuela, dan Bank of England dengan exchange embargo tsb. melanggar seluruh 
ketentuan foreign exchange clearing agreement International;

- Staging of terror a la Gladio, latent warfare - Intervensi untuk melumpuhkan 
Pemerintah Venezuela, Presiden Maduro berjalan terus;

- Bahaya Intervensi Militer USA  (Agresi ) merupakan bahaya yang selalu 
mengancam.
Notice:
Semenjak 01.Januari 2019 Pemerintah Venezuela menduduki Pimpinan OPEC dan 
Presiden Maduro menyatakan, bahwa seluruh Transaksi Bussines OPEC dilaksanakan 
tidak dengan mata Uang USDollar, melainkan dengan Yuan-RRT, dan itu adalah 
pukulan yang kuat untuk USA.

RRT semenjak Tahun 2015 tidak mempergunakan USDollar dalam seluruh Transaksi 
Bussiness, melainkan dengan Harga Emas, dan kini RRT mempunyai sekitar 1.000 
Ton sampai dengan 1.800 Ton Emas -reserve capacity valuta.

Moskow-Russia semenjak Tahun 2018 sekitar satu Billion USDollar Devisa-reserve 
diganti dengan Yuan RRT dan EURO.

Kepercayaan pada USDollar di Arena Internasional menurun, dan keadaan ini 
membikin Washington - Adminstration nervüs dan Agresiv.
Disisi lain, Netto Utang Luarnegeri USA mencapai 8.000 Milliard USDollar 
(Frankfürter Allgemeine Zeitung, 02.03.2017), itu berarti sekitar 40% dari 
Bruto Domestik Produkt USA tiap Tahun, yang takkan mungkin dibayar oleh 
Washington Administration sesuai dengan ketentuan Hukum Internasional, 
terkecuali dengan serangan Militer.

Yang penting diingatkan; Iraq-Saddam Husein dan Libya-Qaddafi pada masanya 
menolak USDollar untuk transaksi Bussiness dan mempergunakan mata Uang lain, 
konkurenz USDollar. Reaksi Washington -Adminstration yaitu menyatakan Iraq dan 
Libya sebagai Negara Blackguard dan dengan 130.000 Serdadu USArmy menyerang dan 
menduduki Iraq, membunuh Presiden Iraq Saddam Husein. Seluruh produksi Oil dan 
Gas kemudian di transport ke USA.

Libya menemui nasib yang sama, USA/NATO beramai-ramai memBOM dan melikwidasi 
Libya-Pemerintahan Presiden Qadafi dan membunuh Qadafi.

Hal yang sama akan bisa terjadi dengan Venezuela.

Justru itu, Sodaritas seperjuangan dari kekuatan Demokratic, yang cinta 
kebebasan, Demokrasi dan Kemajuan Sosial di Arena Internasional, seperti yang 
disampaikan dalam Laporan Sekjen PRD- Bung Dominggus Oktavianus, kini sangat 
dibutuhkan oleh Rakyat Venezuela, untuk Venezuela tidak kembali ke belenggu 
perbudakan Operasi Perusahaan-Perusahaan Raksasa Asing, yang menguras Sumber 
Daya Alam Venezuela dan dibawa ke Luarnegeri; seperti yang dialami oleh Rakyat 
Indonesia semenjak 1/2 Abad ini, dan akan terus berkelanjutan.

Dengan Revolusi dan Parlemantarisme Hugo Chaves meletakkan basis kekuasaan 
Rakyat Venezuela atas negeri mereka,membangun negeri, melawan 
kemiskinan,memperbaiki hubungan sosial masyarakat, yang dilanjutkan  sepenuhnya 
oleh Presiden Maduro.

Terimakasih kepada Sekjen PRD-Bung Diminggus Oktavianus dengan Laporan dari 
Lapangan Internasional, yang mengangkat  realitas perjuangan Rakyat Venezuela.

Venceremos

Dr.Alexander Tjaniago



--------------------------------------------
Pada Ming, 10/2/19, Tom Iljas iljas...@yahoo.se [GELORA45] 
<GELORA45@yahoogroups.com> menulis:

 Judul: [GELORA45] Laporan dari Venezuela
 Kepada: "GELORA_In" <gelora45@yahoogroups.com>
 Tanggal: Minggu, 10 Februari, 2019, 11:46 PM
 
 
  
 
 
 
   
 
 
     
       
       
       Pada minggu
 kedua Januari yang lalu Bung Dominggus, Sekjen PRD, atas
 undangan Kementerian Luarnegeri Venezuela menghadiri
 pelantikan Maduro utk jabatan Presiden periode
 kedua.
 Sekembali dari
 kunjuungannya Bung Dominggus menulis kesan2nya sebagai
 berikut:
 http://www.berdikarionline.com/laporan-dari-venezuela/
 
 
 Laporan
 Dari Venezuela: Krisis, Intervensi Asing Dan Tantangan
 Revolusi BolivarianSHARE
 ON:FacebookTwitter Google +Saat
 menerima undangan Menteri Luar Negeri Republik Bolivarian
 Venezuela melalui Kedubesnya untuk menghadiri pelantikan
 Nicolas Maduro sebagai presiden, penulis membayangkan
 kesempatan untuk melihat dari dekat kelangsungan Revolusi
 Bolivarian di masa-masa tersulitnya. Paling tidak, narasi
 negatif dari media arus utama yang selalu merujuk pers Barat
 dapat diimbangi dengan suatu laporan langsung dari
 TKP.Beberapa
 pertanyaan akan coba dijawab di sini, seperti; separah
 apakah situasi krisis yang melanda Venezuela sekarang?
 Apakah benar legitimasi politik Nicolas Maduro sedemikian
 tipis dan kekuasaannya berada di ujung tanduk? Apakah benar
 satu-satunya cara menyelesaikan krisis dan persoalan di
 Venezuela adalah dengan mengganti pemerintahan Maduro?Kesan
 pertama ketika memasuki kota Caracas adalah situasi keamanan
 yang cukup serius. Ketika kami, delegasi asing yang mendarat
 dengan Air
 Europa tanggal 9 Januari malam, diantarkan dari
 bandara internasional Simon Bolivar menuju penginapan,
 tampak personil keamanan, baik polisi maupun tentara,
 bersenjata lengkap menjagai jalanan setiap beberapa ratus
 meter.Kesan
 ini dapat dijelaskan dengan dua pemakluman; pertama,
 ada perhelatan besar berupa pelantikan presiden esok harinya
 yang tidak saja mempolarisasi politik di dalam negeri, tapi
 juga mempolarisasi sikap politik internasional. Selama dua
 dekade pemerintahan Bolivarian bukan sekali-dua kali ancaman
 kekerasan dialami pihak pemerintah, baik dari oposisi
 maupun backinginternasionalnya. Kedua,
 deraan krisis selama tiga tahun terakhir telah menciptakan
 kerawanan sosial yang cukup masif.Dukungan
 dan Solidaritas InternasionalPolarisasi
 politik internasional segera tampak dalam acara pelantikan
 di gedung Mahkamah Agung Venezuela. Pemerintahan Maduro
 seperti ingin membuktikan bahwa upaya isolasi yang dilakukan
 oleh AS dan sekutunya tidak berhasil. Dalam gedung
 berkapasitas sekitar 400 orang ini hadir lebih dari seratus
 delegasi non diplomatik (partai politik dan gerakan sosial)
 dari sembilan puluh empat negara, delegasi diplomatik yang
 mewakili 43 pemerintahan, serta perwakilan dari 16
 organisasi multilateral. Artinya lebih dari seperempat
 ruangan diisi oleh perwakilan internasional.Di
 antara delegasi ini terdapat kepala negara dan pemerintahan
 seperti Presiden Evo Morales dari Bolivia, Presiden Miguel
 Diaz-Canel dari Kuba, Presiden Daniel Ortega dari Nicaragua,
 Presiden Sanches Ceren dari El Savador, beberapa kepala
 pemerintahan dari negara-negara Karibia dan Afrika, Wakil
 Presiden Turki Fuat Oktay, Menteri Agrikultur China Han
 Changfu, Menteri Pertahanan Iran Amir Hatami, dan utusan
 khusus Vladimir Putin (Rusia). Sementara dari organisasi
 multilateral hadir pimpinan Liga Arab, Uni Afrika, OPEC,
 FAO, UNICEF, ALBA, dll.Keterangan foto: Penulis
 menghadiri Upacara Pelantikan Presiden Republik Bolivarian
 Venezuela, Nicolas Maduro.Setidaknya
 ada tiga alasan pokok mengapa situasi politik di Venezuela
 dianggap begitu penting secara internasional. Pertama,
 Venezuela adalah negara dengan cadangan minyak terbesar di
 dunia. David Harvey dalam bukunya Imperialisme
 Baru mengatakan bahwa penguasaan atas minyak bumi
 merupakan instrumen terpenting bagi kekuatan imperialisme
 untuk mengendalikan dunia.Kedua,
 visi alternatif dari Revolusi Bolivarian yang dianggap
 membahayakan elit mapan karena adanya transformasi kekuasaan
 politik kepada rakyat biasa. Semasa hidupnya Hugo Chavez
 berulangkali menekankan bahwa aset terpenting bagi Revolusi
 Bolivarian bukanlah minyak atau kekayaan alam yang memang
 banyak dimiliki oleh Venezuela, tapi manusianya. Pesan
 Chavez ini selalu bergema dalam kesadaran pemerintahan dan
 sebagian besar rakyatnya.Ketiga,
 sikap politik internasional Venezuela terhadap berbagai
 persoalan dunia, mulai dari menentang pendudukan Israel atas
 Palestina, menolak berbagai perang imperialis yang
 dilancarkan oleh Amerika Serikat terhadap negara-negara di
 Timur Tengah seperti Afganistan dan Irak, sampai dengan
 sikapnya yang sangat independen terhadap Amerika Serikat di
 kala hampir seluruh negara di Amerika Latin dan Karibia
 (kecuali Kuba) bertekuk lutut. Ini contoh buruk yang tidak
 boleh diikuti oleh negara manapun yang saat ini masih takut
 pada berbagai konsekuensi ketika harus berhadapan dengan
 negara super power itu.Oleh
 karena itu dukungan internasional dinilai penting. Ancaman
 intervensi militer AS bukan tidak mungkin terjadi, karena
 Donald Trumpt mengaku sedang mempertimbangkan hal itu. Tapi
 yang paling terang adalah intervensi politik yang terus
 dilakukan dengan segala cara, baik mendukung oposisi lewat
 asistensi strategi, finansial, dan propaganda, upaya kudeta
 serta pembunuhan terhadap Chavez maupun Maduro, sampai
 dengan mengorganisir (menekan) negara-negara tetangga
 Venezuela untuk tidak mengakui pemerintahan Maduro.Terlebih,
 perubahan konstelasi di wilayah Amerika Latin dengan
 jatuhnya pemerintahan-pemerintahan progresif (baik melalui
 kudeta, penangkapan ilegal (kasus Lula da Silva) maupun
 karena kalah pemilu) membuat Venezuela cukup kesulitan.
 Amerika Latin sempat menikmati musim semi dengan berdirinya
 delapan pemerintahan berhaluan kiri. Tapi kemudian berbalik
 sejak tahun 2009 yang dimulai dengan kudeta atas Manuel
 Zelaya di Honduras.  Beruntung, hasil pemilu Mexico
 terakhir (2018) dimenangkan oleh presiden sayap kiri, Andres
 Manuel Lopez Obrador, sehingga negara tersebut keluar dari
 Grup Lima, kumpulan negara-negara Amerika Latin plus Kanada
 yang berusaha mendelegitimasi pemerintahan Maduro.Alasan
 Barat menolak Maduro adalah dengan mengatakan pemerintahan
 ini diktator dan tidak memiliki legitimasi lewat pemilu yang
 dianggap curang. Alasan ini jelas mengada-ada karena, proses
 pemilu di Venezuela merupakan salah satu yang terbaik di
 dunia. Hal ini diakui oleh Jimmy Carter, mantan Presiden
 Amerika Serikat, melalui lembaganya Carter Center yang
 melakukan pemantauan langsung di sana.Jadwal
 pemilu Desember 2018 sendiri merupakan pemenuhan pemerintah
 atas tuntutan oposisi dalam suatu perundingan di Republik
 Dominica. Pihak oposisi sendiri yang mensabotase proses
 pemilu, termasuk ‘memecat’ dari koalisi pejabatnya yang
 menandatangani kesepakatan dan ‘mengasingkan’ Henry
 Falcon, seorang pimpinan oposisi yang mendaftar sebagai
 kandidat presiden. “Pemilu (2018) ini sudah melalui
 seluruh tahapan yang diatur undang-undang, jadi sulit bagi
 oposisi untuk mengatakannya curang,” kata Mochamad Lutfhie
 Wito’eng, Duta Besar RI di Caracas kepada penulis.Selain
 itu, sikap negara-negara Barat yang mempersoalkan demokrasi
 dan legitimasi pemerintahan Bolivarian adalah hipokrit,
 ketika di saat yang sama mereka tidak mempersoalkan sistem
 monarki di banyak negara Arab ataupun sistem di Tiongkok
 yang tidak mengikuti aturan demokrasi Barat.Krisis
 sosial ekonomiKenyataan
 bahwa Venezuela sedang menghadapi persoalan ekonomi yang
 sangat serius memang tidak dapat ditampik. Ada tiga hal yang
 menjadi sumber krisis ini, yaitu perdagangan dolar di pasar
 gelap yang memicu pemerintah mengeluarkan lebih banyak
 cadangan dolarnya, jatuhnya harga minyak dunia, serta perang
 ekonomi yang gencar dilakukan oleh sebagian sektor swasta
 sejak 2013 berupa deinvestasi dan penurunan produksi (slow
 down).Roy
 Daza, seorang petinggi Partai berkuasa (PSUV), dalam
 pertemuan dengan delegasi non diplomatik di Caracas (11/01)
 menerangkan bahwa pendapatan negara telah menurun drastis
 dari 75 miliar USD menjadi 25 miliar USD sejak harga minyak
 dunia jatuh di tahun 2014. Ketergantungan Venezuela pada
 minyak sangat tinggi yaitu mencapai 95% dari total
 ekspornya.Ketika
 situasi sulit mulai dihadapi dengan turunnya harga minyak,
 tekanan lanjutan datang dari Amerika Serikat dengan sanksi
 ekonomi berupa blokade terhadap transaksi internasional.
 Segala transaksi yang menggunakan dolar AS tidak dapat
 dilakukan oleh Venezuela, termasuk ketika pemerintah akan
 membeli obat-obatan dari India. Venezuela juga tidak dapat
 menegosiasikan utang luar negerinya dengan para debitur dari
 AS. Venezuela sempat mendapatkan tambahan pemasukan dari
 naiknya harga minyak di tahun 2017 dari 28 miliar USD
 menjadi 32 miliar USD. Tapi pada tahun yang sama impor
 kebutuhan dasar justru menurun 31 persen akibat sanksi
 ini.Dampak
 dari sanksi ini terhadap rakyat Venezuela jelas sangat
 memukul. Kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok, mulai
 dari pangan, obat-obatan sampai dengan kebutuhan lain
 seperti tisu toilet sangat dirasakan. Dalam suatu
 kesempatan, penulis melihat beberapa antrian rakyat di pusat
 kota Caracas untuk mendapatkan bahan pangan yang disediakan
 oleh pemerintah. Tapi antrian semacam ini sudah jauh
 berkurang dibandingkan keadaan di tahun 2016.Banyak
 kalangan di Venezuela yang melihat peluang untuk perbaikan
 ekonominya akan datang dari dua kekuatan ekonomi dunia
 lainnya, yakni Rusia dan China. Rusia sendiri telah
 melakukan restrukturisasi utang luar negeri Venezuela
 sebesar 3 miliar USD. Sementara China telah memberikan
 pinjaman sebesar 5 miliar USD serta menjanjikan bantuan
 ekonomi yang lebih besar bagi Venezuela saat kunjungan
 Maduro ke negeri itu September 2018 lalu.Tekanan
 krisis ini tampaknya masih akan berlanjut, meskipun sejumlah
 pengamat mengatakan bahwa inflasi yang sangat tinggi
 sekarang telah mencapai puncak untuk kembali menurun.
 Pemerintah Venezuela mengantisipasi persoalan ini dengan
 tiga solusi; pertama, meningkatkan produksi minyak melalui
 perusahaannya PDVA; kedua, membuka peluang bagi investasi
 asing yang lebih luas; ketiga, meningkatkan produksi
 pertanian. Pemerintah juga tidak mengendorkan misi sosial
 yang selama ini menjadi ciri khasnya. Baru-baru ini Presiden
 Maduro menyelesaikan pembangunan dua juta rumah untuk rakyat
 miskin.Konstelasi
 Politik Dalam NegeriDengan
 tekanan krisis dan sanksi internasional yang dihadapi,
 sejauh mana pemerintahan Maduro dapat bertahan?Hasil
 pemilu 2018 lalu menunjukkan ada penurunan suara yang
 diperoleh dan rendahnya partisipasi pemilih. Maduro menang
 telak dengan mengantongi 68 persen suara, tapi jumlahnya
 turun dari 7,5 juta (2013) menjadi 5,8 juta. Partisipasi
 pemilih pun menurun dari 79 persen menjadi 46 persen, yang
 sebagian diakibatkan oleh boikot sejumlah oposisi.Beberapa
 hari setelah pelantikan Maduro, Ketua Majelis Nasional, Juan
 Guaido, yang berasal dari oposisi menyatakan diri siap
 menjadi presiden transisi, dan mengatakan Maduro telah
 merebut pemerintahan secara tidak sah. Pernyataan Guaido ini
 langsung direspon oleh Washington dengan mengatakan mereka
 mempertimbangkan untuk mengakui “pemerintahan transisi”
 tersebut.Bagaimanapun,
 hasil pemilu ini masih memberikan legitimasi kuat bagi
 pemerintahan Maduro. Pilpres 2018 lalu menunjukkan pihak
 oposisi tidak cukup solid, di mana sebagian mau mengikuti
 proses pemilu sementara sebagian  lain memboikot. Tidak
 kompaknya oposisi ini sebenarnya sudah berlangsung jauh
 sebelumnya.Dengan
 komposisi ideologi yang beragam, dari sosialis, komunis,
 sosial demokrat, liberal hingga konservatif, kubu oposisi
 kelihatan sulit menemukan kesamaan sikap atas berbagai isu
 yang berkembang. Misalnya, ketika pemerintahan Maduro
 menyerukan dialog nasional, pihak oposisi langsung terbelah
 antara menerima atau menolak. Demikian juga sikap dalam
 setiap pemilu, baik lokal maupun nasional, ataupun sikap
 terhadap intervensi asing atas politik Venezuela.Sedangkan
 dalam hal prosal untuk menyelesaikan krisis, pihak oposisi
 tidak memiliki suatu tawaran yang lebih menjanjikan
 dibandingkan langkah-langkah yang sudah dilakukan
 pemerintah. Sebagian oposisi malah mengajukan usulan agar
 Venezuela kembali bertekuk lutut di hadapan IMF untuk
 mendapatkan pinjaman.Meski
 demikian, dorongan dari internasional, terutama AS dan
 Kanada, seperti menyuntikkan semangat bagi sebagian oposisi
 untuk terus merongrong pemerintahan Maduro. Persoalannya,
 sekuat apapun upaya dari luar, sejauh belum berbentuk agresi
 militer, masih akan terus terbentur dua tembok besar yaitu
 dukungan rakyat dan militer pada Maduro.AS
 berasumsi bahwa sanksi ekonomi akan melemahkan pemerintahan
 Maduro karena rakyat menjadi frustrasi dan tidak percaya
 padanya. Tapi kenyataan menunjukkan sebaliknya. Sebuah
 survey oleh Venepress Desember
 2017 lalu menyebut 56 persen rakyat Venezuela menentang
 sanksi ekonomi yang dilakukan AS, sementara yang setuju
 hanya 32 persen. Begitu juga dengan intervensi militer, 57
 persen menyatakan menentang. Lebih dari 58 persen mendukung
 dialog antara pemerintah dan oposisi untuk menyelesaikan
 krisis.Pemerintahan
 Maduro sendiri berulangkali menyerukan dialog dengan
 oposisi, tapi gayung tak bersambut. Sebagian elemen oposisi
 sempat menyetujui dialog tapi kemudian tidak ada kesepakatan
 yang dijalankan oleh oposisi. Hal ini membuka mata rakyat
 Venezuela sendiri bahwa pemerintah mempunyai niat baik untuk
 mencari solusi, sementara oposisi sendiri yang
 berkeras.Di
 saat yang sama, pemerintah mendapat dukungan yang kuat dari
 angkatan bersenjata Venezuela. Dukungan ini sangat penting
 karena pada tahun 2002 pihak oposisi dengan dibantu oleh AS
 berhasil pengaruhi sebagian petinggi militer untuk
 mengkudeta Hugo Chavez. Kudeta ini hanya bertahan satu hari
 setelah rakyat berduyun-duyun mengepung istana Miraflores
 dan menuntut Chavez dikembalikan. Setelah peristiwa tersebut
 Chavez berhasil merombak total angkatan bersenjatanya dan
 menanamkan doktrin patriotisme serta pro rakyat di kalangan
 militer.Loyalitas
 militer ini penulis saksikan sendiri. Pada hari yang sama
 setelah pelantikan Presiden Maduro, kami diundang
 menyaksikan parade angkatan bersenjata Venezuela di lapangan
 Akademi Militer Venezuela. Ribuan siswa taruna, prajurit dan
 perwira militer berbaris di lapangan raksasa itu. Sebelum
 memulai parade, empat orang jenderal memimpin langsung
 pengangkatan sumpah setia kepada Revolusi Bolivarian dan
 Pemerintahan Maduro di atas prinsip sosialisme dan
 anti-imperialisme. Di tembok-tembok dalam gedung megah ini,
 tempat jenazah mendiang Hugo Chavez disemayamkan, terpahat
 kalimat-kalimat doktrin anti-imperialisme dan pro-rakyat
 yang setiap hari dibaca oleh para taruna calon perwira..
 Dapat dibayangkan sulitnya kekuatan oposisi untuk menembus
 tembok-tembok itu.Memang
 ada segelintir perwira tinggi dari angkatan tua yang coba
 membangun plot dengan kalangan oposisi dan kekuatan
 imperialis, tapi mereka segera ‘dinetralkan’. Kesimpulan Revolusi
 Bolivarian telah berlangsung selama dua dekade. Banyak
 kekurangan yang harus dibenahi dalam proses ini. Presiden
 Maduro sendiri, dalam kesempatan pertemuan dengan delegasi
 internasional (11/01) di Caracas, mengakui adanya kekurangan
 ataupun kesalahan-kesalahan di masa lalu yang harus
 diperbaiki. Tapi dampak positif yang telah dihasilkannya pun
 harus diterima dengan jujur.Misalnya,
 media Barat tidak pernah menyebutkan angka kemiskinan di
 negeri kaya itu yang mencapai 50 persen sebelum Chavez
 merebut kekuasaan melalui pemilu 1998. Dalam waktu 13 tahun
 kemiskinan telah berhasil ditekan ke angka 28 persen. Belum
 dihitung misi-misi sosial di bidang pendidikan, kesehatan,
 perumahan, pemberdayaan di bidang pertanian, kesetaraan
 gender, pembangunan komune-komune yang merupakan basis bagi
 demokrasi partisipatoris, dan lain-lain. Diego Sequera,
 seorang jurnalis Venezuela, mengatakan pada penulis bahwa
 redistribusi kekayaan nasional ini berlangsung dalam skala
 yang paling masif sepanjang sejarah Amerika Latin..Capaian-capaian
 penting ini yang akan sangat disayangkan untuk disurutkan
 kembali ke belakang. Hasil pemilu 2018 yang menunjukkan
 turunnya jumlah suara yang diperoleh Maduro mungkin
 mencerminkan suatu kekecewaan atau adanya rasa frustrasi.
 Tapi rakyat Venezuela sudah paham bahwa mereka tidak mungkin
 mempercayakan aspirasi politiknya pada elit lama. Sebelum
 Chavez resmi menjadi presiden tahun 1999, elit dari dua
 partai tradisional (AD dan COPEI) telah menguasai Venezuela
 sejak 1959, sembari menikmati kekayaan minyak yang luar
 biasa untuk kepentingan mereka sendiri.Menyerahkan
 kekuasaan Maduro kepada elit oposisi yang ada sekarang tidak
 akan menyelesaikan krisis dan penderitaan yang dihadapi
 rakyat Venezuela. Bahkan dengan rencana mereka untuk
 mensubordinasi diri kepada IMF hanya akan menimbulkan
 malapetaka yang lebih besar bagi rakyat. Misi-misi sosial
 yang merupakan kebutuhan mendesak dan mendasar bagi rakyat
 akan dihapus. Capaian-capaian dari pemberdayaan rakyat di
 bidang ekonomi, politik dan budaya akan ditarik mundur,
 kembali pada ‘pemberdayaan’ elit yang sudah sangat
 berkecukupan. Singkat kata, Revolusi Bolivarian akan
 berhenti, dan contoh-contoh alternatif yang diimpikan bagi
 tatanan dunia yang lebih baik akan sirna.Dukungan
 pada Revolusi Bolivarian bukan hanya penting bagi rakyat
 Venezuela, tapi juga bagi rakyat-rakyat dari berbagai
 belahan dunia lainnya. Sembari memberikan dukungan dengan
 segala cara yang mungkin, kita berharap Pemerintahan Maduro
 dapat menemukan solusi-solusi yang jitu untuk mengatasi
 krisis, melancarkan diplomasi untuk membuka blokade
 internasional, serta terus membangun dialog yang konstruktif
 dengan berbagai elemen di Venezuela untuk memajukan
 revolusinya.DOMINGGUS
 OKTAVIANUS, Sekretaris
 Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD)Sharing
 is
 caring!
 
 
     
      
 
     
     
 
 
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846 --
   #yiv6189000846ygrp-mkp {
 border:1px solid #d8d8d8;font-family:Arial;margin:10px
 0;padding:0 10px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp hr {
 border:1px solid #d8d8d8;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp #yiv6189000846hd {
 color:#628c2a;font-size:85%;font-weight:700;line-height:122%;margin:10px
 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp #yiv6189000846ads {
 margin-bottom:10px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp .yiv6189000846ad {
 padding:0 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp .yiv6189000846ad p {
 margin:0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mkp .yiv6189000846ad a {
 color:#0000ff;text-decoration:none;}
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor
 #yiv6189000846ygrp-lc {
 font-family:Arial;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor
 #yiv6189000846ygrp-lc #yiv6189000846hd {
 margin:10px
 0px;font-weight:700;font-size:78%;line-height:122%;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor
 #yiv6189000846ygrp-lc .yiv6189000846ad {
 margin-bottom:10px;padding:0 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846actions {
 font-family:Verdana;font-size:11px;padding:10px 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity {
 
background-color:#e0ecee;float:left;font-family:Verdana;font-size:10px;padding:10px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity span {
 font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity span:first-child {
 text-transform:uppercase;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity span a {
 color:#5085b6;text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity span span {
 color:#ff7900;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846activity span
 .yiv6189000846underline {
 text-decoration:underline;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846attach {
 clear:both;display:table;font-family:Arial;font-size:12px;padding:10px
 0;width:400px;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846attach div a {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846attach img {
 border:none;padding-right:5px;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846attach label {
 display:block;margin-bottom:5px;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846attach label a {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 blockquote {
 margin:0 0 0 4px;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846bold {
 font-family:Arial;font-size:13px;font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846bold a {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 dd.yiv6189000846last p a {
 font-family:Verdana;font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 dd.yiv6189000846last p span {
 margin-right:10px;font-family:Verdana;font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 dd.yiv6189000846last p
 span.yiv6189000846yshortcuts {
 margin-right:0;}
 
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846attach-table div div a {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846attach-table {
 width:400px;}
 
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846file-title a, #yiv6189000846
 div.yiv6189000846file-title a:active, #yiv6189000846
 div.yiv6189000846file-title a:hover, #yiv6189000846
 div.yiv6189000846file-title a:visited {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846photo-title a,
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846photo-title a:active,
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846photo-title a:hover,
 #yiv6189000846 div.yiv6189000846photo-title a:visited {
 text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 div#yiv6189000846ygrp-mlmsg
 #yiv6189000846ygrp-msg p a span.yiv6189000846yshortcuts {
 font-family:Verdana;font-size:10px;font-weight:normal;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846green {
 color:#628c2a;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846MsoNormal {
 margin:0 0 0 0;}
 
 #yiv6189000846 o {
 font-size:0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846photos div {
 float:left;width:72px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846photos div div {
 border:1px solid
 #666666;min-height:62px;overflow:hidden;width:62px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846photos div label {
 
color:#666666;font-size:10px;overflow:hidden;text-align:center;white-space:nowrap;width:64px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846reco-category {
 font-size:77%;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846reco-desc {
 font-size:77%;}
 
 #yiv6189000846 .yiv6189000846replbq {
 margin:4px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-actbar div a:first-child {
 margin-right:2px;padding-right:5px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg {
 font-size:13px;font-family:Arial, helvetica, clean,
 sans-serif;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg table {
 font-size:inherit;font:100%;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg select,
 #yiv6189000846 input, #yiv6189000846 textarea {
 font:99% Arial, Helvetica, clean, sans-serif;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg pre, #yiv6189000846
 code {
 font:115% monospace;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg * {
 line-height:1.22em;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-mlmsg #yiv6189000846logo {
 padding-bottom:10px;}
 
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-msg p a {
 font-family:Verdana;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-msg
 p#yiv6189000846attach-count span {
 color:#1E66AE;font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-reco
 #yiv6189000846reco-head {
 color:#ff7900;font-weight:700;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-reco {
 margin-bottom:20px;padding:0px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor #yiv6189000846ov
 li a {
 font-size:130%;text-decoration:none;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor #yiv6189000846ov
 li {
 font-size:77%;list-style-type:square;padding:6px 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-sponsor #yiv6189000846ov
 ul {
 margin:0;padding:0 0 0 8px;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-text {
 font-family:Georgia;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-text p {
 margin:0 0 1em 0;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-text tt {
 font-size:120%;}
 
 #yiv6189000846 #yiv6189000846ygrp-vital ul li:last-child {
 border-right:none !important;
 }
 #yiv6189000846 
 

Kirim email ke