Kalau dahlan iskan bilang ttg berprestasi itu gak usah digubris saja. Ini sdh 
gak relevan. Moso ahok gak berprestasi hehehe?! Moso’ orang hrs berprestasi 
dulu baru boleh mimpin perusahaan. Selama ini emangnya apa yg terjadi? Semuanya 
kan dari professional artinya dari jalur management. Wong semua jajaran 
managementnya korup, apanya yg bisa diberesin? Wong masalahnya ada di 
management sekarang ini koq solusi yg dicari hrs dari management. Ngaco aja.

 

Yg perlu dikomentari itu kata dahlan iskan adalah perusahaan harus tenang baru 
bisa maju. Ini kan ngaco nya gak ketulungan! Wong selama ini tenang terus koq 
sampai2 korupsi bersemarak spy gak ketahuan…ya tenang amat!!!

 

Suara2 spt ini ini adalah suara2 penolakan atas ahok krn sentiment pribadi yg 
bisa berdasarkan: agama, politik dll. Kalau dahlan iskan ini ya jelas krn gak 
dipakai lagi oleh Jokowi lalu menyeberang ke Prabowo. Skrng Prabowo sdh masuk 
merapat ke Jokowi, dahlan iskan sendirian nyanyi dengan tenang hahahaha.

 

Dahlan, ente gak usah teriak2 tenang deh. Kegaduhan yg ente bikin waktu ambil 
jawa post di Surabaya dulu itu luar biasa loh dramanya. Tenang? Akh yg enggak2 
saja. Itu mah gaduh ndul!!! Orang2 model spt ente ini banyak diindonesia 
didepannya bagus dalamnya kropos apalagi moralnya aduhhhh mak sentiment pribadi 
dibawah2 ke management, tenang, prestasi dll yg jelas2 ngaco dari segi ilmu 
management.

 

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Tuesday, November 19, 2019 10:59 AM
To: GELORA45 <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Dahlan Iskan tanya prestasi Ahok

 

  





Ahok Bakal Jadi Bos BUMN, Dahlan Iskan Tanya Soal Prestasi

 

Reporter: Caesar Akbar

Editor: Dewi Rina Cahyani

 

Minggu, 17 November 2019 18:27 WIB

Tempo.Co, Jakarta - Bekas Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan ikut 
mengomentari rencana pemerintah menunjuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok 
sebagai pejabat perusahaan pelat merah. Dalam tulisan di laman pribadinya, 
disway.id, Dahlan sempat melontarkan sebuah pertanyaan soal isu tersebut.

"Apakah BTP itu orang berprestasi? Sehingga akan ditempatkan di salah satu 
BUMN?" tulis Dahlan, Sabtu, 16 November 2019. Pertanyaan itu menyambung 
pernyataan awal Dahlan dalam tulisannya bahwa orang berprestasi cenderung 
sukses ditempatkan di mana pun. Ia mengatakan kesimpulan itu datang dari 
pengalaman panjangnya 30 tahun menggeluti dunia manajemen.

Menurut Dahlan, rencana penunjukkan Ahok sebagai pejabat di BUMN adalah langkah 
yang sangat baik, bila bekas Gubernur DKI Jakarta memang dianggap sebagai orang 
berprestasi. Terlepas siapa pun Ahok, bagaimana latar pendidikannya, hingga 
perjalanan karirnya.

"Bagaimana kalau ada penilaian BTP itu hanya berprestasi dalam membuat 
kehebohan? Terserah yang menilai dan yang diberi nilai," kata Dahlan. Tapi, 
kalau begitu, menurut dia, maka penempatan Ahok di BUMN adalah sebuah 
perjudian. Ia pun mempertanyakan apakan BUMN adalah perusahaan yang layak 
diperjudikan.

Ihwal pertanyaan itu, Dahlan mengatakan semua itu akan kembali kepada sikap 
sang pemilik perseroan, alias pemerintah. "Mungkin saja sang pemilik menilai 
BTP itu orang yang berprestasi, perusahaan itu ditentukan sepenuhnya oleh 
pemegang saham mayoritasnya."

Masih dalam tulisan yang sama, Dahlan mempertanyakan mengapa isu tersebut sudah 
membuat heboh. Padahal isu tersebut masih di tingkat rencana, dengan fakta 
bahwa Ahok telah dipanggil Menteri BUMN Erick Thohir dan pernyataan bekas 
Bupati Belitung Timur tersebut bahwa ia dipanggil untuk ditempatkan di salah 
satu BUMN.

"Belum ada indikasi di BUMN mana juga belum jelas sebagai apa. Masih banyak 
fakta yang harus saya lihat. Untuk bisa berkomentar lebih panjang," kata 
Dahlan. Kendati demikian, ia mewanti-wanti bahwa ada prinsip yang harus 
dipegang, bahwa perusahaan perlu ketenangan. Ia mengatakan suatu perusahaan 
tidak bisa maju kalau hebohnya lebih besar ketimbang kerjanya.

Sebelumnya, dua sumber Tempo di internal Kementerian BUMN membenarkan soal 
rencana pengangkatan Ahok sebagai komisaris utama Pertamina. Rencananya, Ahok 
resmi menjabat Komisaris Utama Pertamina menggantikan Tanri Abeng pada akhir 
November ini.

Kabar Ahok akan menjadi komisaris utama Pertamina itu merebak setelah bekas 
Gubernur DKI Jakarta itu datang memenuhi undangan Erick Thohir. Dalam pertemuan 
selama satu setengah jam itu, Ahok mengaku banyak berdiskusi dengan Erick 
seputar perusahaan BUMN.

Sebelum meninggalkan Kementerian, Ahok menuturkan dirinya diminta terlibat di 
salah satu perusahaan pelat merah. Ia pun menerima tawaran itu. 

Namun, Ahok mengaku tidak tahu soal jabatan untuknya. "Jabatannya apa dan BUMN 
mana, saya tidak tahu, silakan tanya ke Pak Menteri," ucap Ahok, Rabu, 13 
November 2019.

CAESAR AKBAR | EKO WAHYUDI | VINDRY FLORENTIN

 



Kirim email ke