Banyak orang tidak tahu itu ttg nikel di morowali ini lebih detailnya.

RRT sudah punya tambang nikel yg berkadar tinggi di Australia. Nikel Indonesia 
kadarnya rendah. Smelter morowali itu sebetulnya buat Kelola nikel Australia 
ini. Nikel Indonesia itu dibeli sebetulnya oleh RRT jadi local buyer saja. Batu 
bara yg dipakai di morowali ini kalo gak salah denger tepatnya didatangkan dari 
Australia juga, bukan didatangkan dari kalimantan. Jadi morowali ini sebetulnya 
keputusan bisnis saja. Jadi jangan pikir RRT menghisap Indonesia. Kalau gak ada 
RRT, apakah gak takut Indonesia gak bisa mengelola nikel di Sulawesi tengah 
ini? Nanti2nya rakyatnya morowari bisa gak ada penghasilan loh?!

 

Repot kalau orang gak ngerti dan gak mau ngerti. Proses bisnis dibawa2 ke 
masalah politik, patriotisme, ideologi dll.

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Thursday, May 7, 2020 3:17 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] Smelter

 

  

55 TAHUN AMERIKA DI PAPUA KALAH DENGAN 5 TAHUN CINA DI MOROWALI

Penulis. Abdul Malik

Entah sudah berapa  juta hingga milyar gram Emas yang di hasilkan PT. Preeport 
di Papua selama 55 tahun beroperasi, dan sudah berapa Milyar Dolar US yang di 
hasilkan selama beroperasi, Sampai saat ini belum juga membangun Smelter.

SMELTER ITU SANGAT PENTING

Kehadiran insvestor Cina di Morowali dalam lima tahun ini sudah membangun 
beragam insprastruktut yang mendukung kawasan industri dari prasarana Jalan, 
pembangkit lisyrik Hingga Smelter.

 Untuk Smelter yang selama ini AS dan Eropa tidak mau bangun di indonesia. 
Mereka hanya keruk hasil tambang berupa pasir lalu di angkut ke negara tujuan 
untuk menjadi barang setengah jadi hingga barang jadi.

Smelter yang di bangun investor Cina di Morowali harus kita apresiasi positif 
dan kita dukung keberadaannya. Karena Keberadaan Smelter ini syarat dengan 
Transfer Teknologi, dari Smelter ini kita ketahui Teknologi tinggi yang di 
gunakan dan prodak produksi apa saja yang di hasilkan dari turunan  pasir 
tambang tersebut, misalnya nikel nya brapa persen, cobalt berapa persen dan 
Lithium nya berapa persen, jenis turunan yang di hasilkan mempunyai nilai 
ekonomi tinggi bagi industri masa depan.

Infonya Semelter yang di bangun Cina ini sungguh teknologi tinggi luar biasa, 
yang mampu mengelola pasir tambang dengan kadar nikel di bawah 1,7%. Selain 
padat modal dengan nilai investasi trilyunan rupiah dan ongkos produksinya pun 
tinggi. Eropa dan AS tentu tidak mau bermain di pangsa ini dengan kadar yang 
rendah.

Untuk melelehkan pasir alam menjadi cair, Smelter membutuhkan energi listrik 
yang optimal dan terjamin kelangsungannya, maka insvestor membangun Pembangkit 
Listrik sendiri untuk mensuplay kebutuhan energi. Karena panas yang di butuhkan 
untuk melelehkan pasir atau biji nikel alam membutuhkan 1000 -  4000 derajat 
censius dalam posisi stabil.

Dari proses ini di peroleh hasil turunan berupa Nikel, Cobalt dan Lithium baik 
kuantitas maupun kualitas

Jika smelternya di luar Indonesia kita tidak pernah tahu secara pasti hasilnya 
apa saja dan brapa ton jumlah yang di hasilkan, secara ekonomi  negara tidak 
mempunyai nilai tambah dan ini merugikan dari segi pendapatan.

Smelter ini merupakan sarana transfer toknologi dan ke ahlian dari Tenaga kerja 
Cina ke putra putri Indonesia.

Kita jangan melihat hanya dari sisi tenaga kerja saja, nilai setrategis 
industri ini mempunyai pengaruh besar bagi industri dunia dan di mulai dari 
Morowali yang jaraknya ribuan KM dari Jakarta, kota kecil di Sulawesi Tengah 
akan menjadi pionir penggunaan battre pada kendaraan bermotor dan teknologi 
didunia.

Dan akan.menyerap puluhan ribu tenaga kerja Indonesia.

Kita jangan terjebak pada adu domba pihak oposisi dan pihak lain, bahwa seolah 
olah Tenaga kerja Indonesia tidak mampu dan merendahkan kemampuan bangsa 
sendiri. 

Kita juga harus menghargai sikap masyarakat Cina yang tidak mempermasalahkan 
keberadaan TKI yang jumlahnya lebih dari 80.000 orang baik  di Hongkong maupun 
Cina Daratan. Sebagai warga dunia kita harus saling mengisi kekurangan dan 
kebutuhan antar bangsa. Sampai saat ini belum ada TKI kita yang di pancung atau 
hukum mati di cina karena tindakan pidana. Beda dengan di timteng

Kita harus obyektif bukan soal pro Cina atau  pro AS, anti Cina atau anti AS, 
kita ini warga dunia yang tidak ada lagi ada sekat pembatas. Bukan juga soal 
idiologi ...soal komunis, kapitalis dan muslim.



  • [GELORA45] Smelter kh djie dji...@gmail.com [GELORA45]
    • RE: [GELORA45] Smelter 'nesare' nesa...@yahoo.com [GELORA45]

Kirim email ke