Nah ngomong donk ttg orang baik dan orang jahat dalam pertamina.

Tapi pertamina jgn dibawa2 ke neraca perdagangan lah.

Gak klop atuh akh!

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com <GELORA45@yahoogroups.com> 
Sent: Wednesday, May 15, 2019 9:40 AM
To: GELORA45 <gelora45@yahoogroups.com>
Subject: [GELORA45] Sri Mulyani Waspadai Neraca Dagang yang Tekor ke Ekonomi RI

 

  

Sementara, di sektor migas, yang berusaha membersihkan dan membangun Pertamina 
dikirim ke penjara. 

 

-

 

Rabu, 15 Mei 2019 15:16 WIB

 


Sri Mulyani Waspadai Neraca Dagang yang Tekor ke Ekonomi RI


Sylke Febrina Laucereno - detikFinance

 

Jakarta -  <https://www.detik.com/tag/neraca-perdagangan-indonesia> Neraca 
perdagangan Indonesia pada April 2019 tercatat defisit US$ 2,5 miliar. Dari 
data Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut angka ini berasal dari ekspor pada 
April 2019 sebesar US$ 12,6 miliar dan impor US$ 15,1 miliar.

Menanggapi hal tersebut Menteri Keuangan  
<https://www.detik.com/tag/sri-mulyani-indrawati> Sri Mulyani Indrawati 
menjelaskan defisit neraca perdagangan perlu diwaspadai. Pasalnya, penurunan 
terjadi di impor dan ekspor yang bahkan lebih dalam. 

"Meski impor kontraksi tapi ekspornya juga kontraksi lebih dalam lagi, jadi ini 
faktor ekspor yang mengalami pelemahan, kita harus waspada," kata Sri Mulyani 
di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (15/5/2019).

 

Dia menjelaskan kemudian yang kedua adalah dari sisi impor mulai dari bahan 
baku dan bahan modal juga perlu diantisipasi. Karena ini akan digunakan untuk 
pertumbuhan ekonomi ke depannya.

"Signal ini menggambarkan ekonomi dunia mengalami situasi yang tidak mudah, 
Indonesia ini kalau ingin tetap menjaga ekonomi di atas 5% dari komposisi 
pertumbuhannya itu manufaktur akan mengalami tekanan yang cukup dalam. 
Pertanyaannya apakah sektor lain bisa mem-backup," jelas dia.

BPS menyebutkan kenaikan impor terjadi karena impor migas naik 46,99%, dan non 
migas naik 7,82%. Menurut Sri Mulyani memang dari sisi volume permintaan 
terjadi peningkatan. 

"Ini akan terus meningkat," jelas dia. 





Menurut Sri Mulyani saat ini minyak dan gas produksinya stagnan bahkan lifting 
minyak tidak terasumsi dengan baik sesuai anggaran pendapatan dan belanja 
negara (APBN). 

"B20 introduce Pertamina sudah mulai melakukan, kemarin impor dari pPertamina 
cukup besar, apa yang terjadi saya tunggu dari ESDM untuk melihat dari sisi 
itu," jelas dia. 

Dia menyampaikan jika current account atau trade account Indonesia defisit saat 
ini maka akan berisiko tinggi bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

(kil/ara) 



 



Kirim email ke