Kalau tidak menambah hutang dan tambah tidak ada rejeki/miskin, lebih baek mana 
dibandingkan berutang lebih banyak rejeki?

 

Nesare

 

 

From: GELORA45@yahoogroups.com [mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Saturday, December 16, 2017 7:52 AM
To: undisclosed-recipients:
Subject: [GELORA45] Utang luar negeri naik 4,8 persen

 

  

Monggo-Monggo, banyak berutang banyak rejeki. hehehehehe

 

https://www.antaranews.com/berita/671489/utang-luar-negeri-naik-48-persen

 


Utang luar negeri naik 4,8 persen


Sabtu, 16 Desember 2017 10:19 WIB 

 

Jakarta (ANTARA News) - Utang luar negeri Indonesia meningkat secara tahunan 
sebesar 4,8 persen pada akhir Oktober 2017 menjadi 341,5 miliar dolar AS, 
didorong terus bertumbuhnya utang swasta maupun publik.

Utang luar negeri (ULN) swasta naik 1,3 persen (yoy) pada akhir Oktober 2017 
menjad 168,3 miliar dolar AS. Peningkatan tersebut masih sama dengan laju pada 
September 2017, menurut Statistik Utang Luar Negeri yang dirilis Bank 
Indonesia, di Jakarta, Sabtu.

ULN swasta pada akhir Oktober 2017 terkonsentrasi di sektor keuangan, industri 
pengolahan, listrik, gas, dan air bersih (LGA), serta pertambangan. 

"Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 77 
persen, relatif sama dengan pangsa bulan sebelumnya maupun periode yang sama 
pada 2016," tulis BI dalam statistiknya.

Sementara ULN sektor publik naik 8,4 persen (yoy) menjadi 173,2 miliar dolar 
AS. Peningkatan itu lebih rendah dari September 2017 yang sebesar 8,5 persen 
(yoy).

Sedangkan berdasarkan jangka waktu asal, struktur ULN Indonesia didominasi ULN 
jangka panjang dengan pangsa 86,3 persen dari total ULN dan pada akhir Oktober 
2017 atau naik 3,9 persen (yoy) menjadi 294,8 miliar dolar AS.

Sedangkan, ULN berjangka pendek naik 10,6 persen (yoy) menjadi 46,6 miliar 
dolar AS.

"BI memandang perkembangan ULN pada Oktober 2017 tetap terkendali. Hal ini 
tecermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto 
(PDB) pada akhir Oktober 2017 tercatat stabil di kisaran 34 persen," menurut 
pernyataan Bank Sentral.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Fitri Supratiwi
COPYRIGHT © ANTARA 2017

 



Kirim email ke