Kok aneh. Kalo ada yg sakit menular lalu tetangganya ga mau larang anaknya main 
ke rumah si sakit itu, kok dianggap hebat dan nuntut kalo di rumahnya kelak ada 
yg sakit kudu dibalas juga, jangan larang anak tetangga main kerumah dia. Orang 
mau melindungi anggota keluarganya sendiri kok disalahkan?Nah itu konco 
akrabnya sendiri si Rusia aja larang warganya datang bahkan larang orang China 
masuk negaranya gimana? Apa si Rusia itu bisa dipengaruhi bacotan orang AS? 
Baru kali denger. Sent from my Verizon, Samsung Galaxy smartphone
-------- Original message --------From: "'j.gedearka' j.gedea...@upcmail.nl 
[GELORA45]" <GELORA45@yahoogroups.com> Date: 2/20/20  10:13 AM  (GMT-08:00) To: 
GELORA45@yahoogroups.com, Sahala Silalahi <silalahi2...@yahoo.de>, Oman Romana 
<oromana0...@gmail.com> Subject: [GELORA45] Warga AS Beberkan Kejanggalan 
Terkait COVID-19 di Tiongkok 
 



  


    
      
      
      

-- 
j.gedearka <j.gedea...@upcmail.nl>

https://mediaindonesia.com/read/detail/290953-warga-as-beberkan-kejanggalan-terkait-covid-19-di-tiongkok

Selasa 18 Februari 2020, 23:47 WIB

Warga AS Beberkan Kejanggalan Terkait COVID-19 di Tiongkok

Thomas Harming Suwarta | Internasional
 
Warga AS Beberkan Kejanggalan Terkait COVID-19 di Tiongkok

AFP/Lizabeth Menzies
Morfologi virus korona
 

SEBUAH tulisan viral di media sosial oleh seorang warga Amerika Serikat, Mario 
Cavolo yang sudah tinggal di Tiongkok selama 20 tahun.

Melalui akun linkedin pribadinya, Cavolo mengunggah sebuah artikel berjudul 
"Something's Not Right Here Folks"? | A Look at USA 2009 H1N1 Virus Compared to 
China 2020 Corona Virus."

Tulisan tersebut kini sudah dikomentari ribuan kali dan dibagikan sebanyak 
jutaan kali yang intinya membandingkan kasus flu babi di AS pada 2009 dan kasus 
COVID-19 di Tiongkok tahun ini yang menurut Cavalo ada hal janggal di sana.

Sebagai seorang praktisi komunikasi, Cavalo mengungkapkan bagaimana pemberitaan 
terkait Korona ini sangat meluas dibarengi juga dengan reaksi dunia 
internasional.

"Padahal kalau dibandingkan dengan kasus virus flu babi di Amerika Serikat pada 
2009 yang justru memakan korban sangat banyak, yaitu sekitar 300 ribu orang 
dengan korban yang terinfeksi sebanyak 60 juta orang, apakah reaksi kita 
seperti dunia internasional mengisolasi Tiongkok ? Apakah saat itu orang 
langsung melarang dan menutup semua akses masuk ke Amerika atau menarik semua 
warga asing dari Amerika seperti yang dilakukan terhadap Tiongkok saat ini?" 
ungkap Cavolo.

Baca juga : Kemenlu Terus Komunikasi dengan Jepang Soal WNI Positif COVID-19

Cavalo menjelaskan, kasus flu babi di AS pada 2009 menginfeksi setidaknya 60 
juta orang dengan sedikitnya korban meninggal sebanyak 18.449 kasus di seluruh 
dunia.

Bahkan jika merujuk laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika 
Serikat pada tahun 2012, ada sekitar 300.000 orang meinggal dunia akibat flu 
babi.

"Tetapi sekarang kita melihat bagaimana dunia justru memojokkan Tiongkok, bahwa 
dituduh menyembunyikan data penyakit, melakukan isolasi yang tampak sekali ada 
sentimen kebencian terhadap Tiongkok yang hendak dibangun," katanya.

Bukan hanya itu, dunia internasional, kata dia bisa mengetahui siapa pihak yang 
mengambil keuntungan besar dari kasus Korona ini.

Jika membaca reaksi AS, kata Cavolo, jelas berlebihan dengan adanya larangan 
keluar masuk Tiongkok, menutup penerbangan, dan reaksi lainnya.

"Nah kalau kita balik ke belakang saat ada flu babi di AS. Apakah ada larangan 
bepergian ke AS ? Apakah Tiongkok menutup perbatasan mereka bagi orang AS ? 
Apakah dunia menyarankan agar kita mengasingkan diri dari AS ? Tentu saja 
tidak. Tetapi itu semua tidak berlaku bagi Tiongkok saat ini" lanjut Cavolo.

Bahkan, saat ini AS, ujarnya, sama sekali tidak ikut berperan untuk membantu 
Tiongkok mengatasi epidemi ini. Negara seperti Indonesia, Korea Selatan, 
Jepang, Inggris, Prancis, Pakistan, bahkan Iran dan banyak negara lain sudah 
memberikan bantuan.

Baca juga : WHO Sebut COVID-19 tidak Semematikan SARS dan MERS

"Lalu Amerika di mana? AS justru memojokan Tiongkok seakan menolak bantuan dari 
tim ahli AS dan mengatakan bahwa Tiongkok tidak transparan dan terbuka. Ada 
yang aneh di sini," katanya.

Namun demikian dia mengungkapkan bagaimana pemerintah Tiongko kini tengah 
berusaha keras untuk segera mengatasi permasalahan COVID-19, bahkan Tiongkok 
sangat membuka diri dengan Organisasi Kesehatan Dunia.

"Kita melihat ada upaya serius pemerintah Tiongkok mengatasi kasus ini untuk 
melindungi rakyatnya termasuk bagaimana agar masyarakat di seluruh dunia tidak 
terserang karena bagaimana pun virus adalah wabah yang menjadi musuh semua 
orang. Apa yang dilakukan Tiongkok hari ini tentu saja bukan hanya untuk orang 
Tiongkok, tetapi juga kepentingan dunia internasional. Ini harus kita 
apresiasi," katanya.

Dari kasus korona ini, lanjut dia tampak ada upaya untuk mengucilkan Tiongkok 
secara berlebihan.

"Sekali lagi kasus yang sama di AS dulu tidak seheboh saat ini dialami 
Tiongkok. Kalau kita berpikir rasional maka tentu kita akan berpikir bahwa ada 
yang janggal di sini. Dan memnurut saya saatnya dunia internasional 
bergandengan tangan untuk mengatasi ini secara bersama. Karena kita yakin kasus 
ini akan segera berlalu," pungkas Cavolo. (OL-7)



    
     

    
    


Kirim email ke