Am Sat, 17 Jun 2017 17:48:02 +0000 (UTC)
schrieb "Chalik Hamid chalik.ha...@yahoo.co.id 
<mailto:chalik.ha...@yahoo.co.id>  [nasional-list]"
<nasional-l...@yahoogroups.com <mailto:nasional-l...@yahoogroups.com> >:

> Pada Sabtu, 17 Juni 2017 14:14, "nesa...@yahoo.com [GELORA45] 
> <mailto:nesa...@yahoo.com%20[GELORA45]> "> 
<GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com> > menulis: 

Nesare:
  
> Ketiga orang ini saling bersahutan mendendangkan pentingnya
> hutang.Lucunya hutang ini dimaki2.Kenapa bisa begini? Karena yg
> dilihat hanyalah sisi hutang nya saja karena dipakai utk bashing
> Jokowi.   

Lusi:

Ciriwanti bung rupanya bersikap congkak dalam membaca pandangan
seseorang ya. Saya tidak "mendendangkan pentingnya hutang" spt yg bung
tafsirkan, tapi membaca laporan angka pembandingan peningkatan hutang
dng perioda yang sebanding antara pemerintahan Jokowi dan SBY yg
dikemukakan oleh Maikel Jefriando - detikFinance pada Rabu 14 Jun 2017,
11:59 WIB. Jadi tidak spt bung katakan "utk bashing Jokowi".



Nesare: saya bersikap congkak? 

Ini komentar bung dalam thread ini: “Kan investor menetapkan angka bunga 
pinjaman memang sudah dirancang supaya si  peminjam "mampu" utang lebih besar 
dengan jalan utang lagi. Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang 
menyangsikan kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan 
para pemuda perkasa dan si jabang-jabang bayi sekarang ini.”

Bung kan mau bilang Jokowi manggut2 sama investor. Artinya kalau investor kasih 
berapa saja, Jokowi harus terima. Bung jelas mau bilang Jokowi goblok sekali 
terima hutang terus! Tulisan bung sarkasme.

Masa bukan begitu? Kalau bukan silahkan dijelaskan apa makna dari komentar bung 
itu? Memuji Jokowi – saya tidak yakin dengan tulisan2 bung selama ini bung 
memuji jokowi?


Nesare:

> Kalau dilihat sisi lain dari hutangnya yaitu bagaimana leverage hutang
> itu digunakan, matanya akan terbuka utk melihat produktifitas dari
> hutang itu.
> Sayangnya karena sibuk mau bashing Jokowi, jadi buta mengklaim: hutang
> itu setan, hutang itu jahat, hutang itu jelek. Rabu 14 Jun 2017,
> 11:59 WIB
> Coba mulailah berdiskusi hutang itu buat apa? Gimana alokasi hutang
> itu? Apakah hutang itu produktif? 

Lusi: 

Saya tidak hanya melihat hutangnya, tapi untuk apa dan siapa yang
diuntungkan oleh "produktivitas" hutang itu. Tidak hanya itu. Tapi juga
siapa yang menanggung akibat kelanjutannya setelah pemerintahan Jokowi
ini selesai peranannya di kemudian hari. Itulah yang terkandung dlm
kalimat saya: Itu kan urusan atau tanggungan para pemuda perkasa
masa kini dan si jabang-jabang bayi di kemudian hari.

Pengalaman sejarah Indonesia melalui hutang tidak ada yang menguntungkan
kesejahteraan negeri dan meningkatkan kehidupan rakyat biasa. Sementara
itu yang sudah jelas dimata orang hanya lapisan penguasa dan
"pengembang"nya sajalah yang menjadi makmur kehidupannya sebagai hasil
penghisapan dari "produktivitas" hutang itu.



Nesare: oh ini penjelasannya? Bagus saya setuju kalau hutang itu akan menjadi 
tanggungan rakyat Indonesia. Itu jelas. Hutang harus dibayar. Kalau 
ngemplang/moratorium, Indonesia bisa dikucilkan dari dunia. Cetak duit lebih 
riskan. Jadi gimana bayar hutang yg sudah ada ini? Jokowi pinjam duit lagi. Gak 
ada masalah pinjaman ini karena kreditor masih percaya. Duitnya digunakan utk 
cari duit lagi. Gebrakan Jokowi: bangun infrastruktur, urus2 korupsi, beres2 
management BUMN, cari duit dari laut dll. Gimana ide bung dalam menangani 
hutang yg sudah ada ini? Ngemplang/gak mau bayar, kerja/berusaha sendiri dan 
bayar hutang terus, atau gimana?

Kasarnya: gimana bung bisa kasih saran supaya Indonesia bisa keluar dari jerat 
hutang ini?


Nesare:

> Dalam ilmu bisnis ada ilmunya namanya: debt management.Banyak
> perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu mengelola
> hutangnya.Walaupun perusahaannya profitable/menguntungkan, kalau
> tidak mampu mengelola hutangnya bisa bangkrut perusahaan itu.Apalagi
> kalau ekonomi lagi lesuh sehingga penjualan turun dan atau persaingan
> tinggi yg makan tingkat keuntungan/margin/profit, ya beban hutang
> akan bikin perusahaan kelimpungan.Ada contoh perusahaan gede
> Cemex/cement mexico yg profitable. Profitable itu dalam arti
> operational.Tetapi profit dari operational ini tidak cukup untuk
> bayar hutang, makanya ujung2nya perusahaannya rugi.Kalau hutangnya
> jatuh tempo, mereka sibuk rescheduling dan negosiasi kalau perlu
> ambil bridging loan utk menutupi kebutuhan sehari2.  Sama saja dengan
> negara, kalau tidak bisa mengelola hutangnya akan setengah mati
> ekonominya.
> Jadi masalah hutang itu adalah masalah management, tepatnya disebut:
> debt management.Jadi masalah hutang bukan masalah ideologi!Jadi
> masalahMaikel Jefriando - detikFinance hutang bukan masalah hutangnya
> naik! Nesare 

Lusi:

Ada bekas negara jajahan yang bebas hutang?
Nesare: bebas hutang maksudnya 0? Ya enggak ada. Jangankan negara jajahan, 
semua negara didunia ini semuanya ada hutang termasuk negara yang kaya seperti 
singapura, USA, jepang, jerman, inggris, kanada, RRT, brunei dll.

Jelas sekali kan penekanan bung adalah negara jajahan. Ini biasnya disini. Bung 
tidak mengerti masalah/artinya government debt itu. Jangankan government debt, 
private debt saja bung tidak mengerti. Saya sudah cukup menulis dasarr2nya 
artinya debt itu. Debt itu adalah leverage. Debt itu bukan setan atau hantu 
yang harus ditakuti. Berbeda sekali dengan jalan pikiran bung dan si ajeg dan 
jonathan yg jelas2 bashing Jokowi.

Buktikan kalau bung bukan bashing Jokowi dan anti hutang dengan tulisan. Jangan 
pake’ retorik bahwa saya congkak dan tidak mengerti tulisan bung.

Lusi:
Dari pada umuk-umukan bung diatas saya kok merasa lebih tambah
pengetahuan ekonomi politik yang sekiranya berguna bagi Nasion
Indonesia dengan membaca tulisan Lenin sbb.:

<< Supaya monopol menjadi monopoli sepenuhnya, konkurensi harus
dilancarkan tidak hanya dari pasar dalamnegeri (dari pasar negara
bersangkutan), tetapi juga pasar dari luar, harus juga dipaksakan dari
luar. Apakah »dalam era kapital-finans« ada suatu kemungkinan secara
ekonomi untuk memaksakan konkurensi ke suatu negara asing? Tentu ada:
Alat ini adalah ketergantungan finansial dan pemborongan sumber bahan
mentah dan selanjutnya juga semua perusahaan dari para pesaingnya.

Trust Amerika adalah perwujudan tertinggi kegiatan perekonomian
imperialisme atau kapitalisme monopoli. Untuk melenyapkan pesaingnya
trust tidak membatasi kegiatannya hanya dengan usaha perekonomian
saja, tetapi selalu melakukan tindakan politik dan bahkan cara-cara
kriminal. (…) Trust meruntuhkan kredit konkurennya dengan bantuan
bank-bank (tuan-tuan trust sekaligus penguasa bank-bank: jual beli
saham), trust mencegah penyediaan material konkuren mereka (tuan-tuan
trust sekaligus menjadi tuan-tuan keretaapi: jual-beli saham), dalam
waktu tertentu trust menurunkan harga kredit dibawah harga ongkos
produksi dan untuk itu mengeluarkan jutaan biaya demi membangkrutkan
para konkurennya dan memborong perusahaan dan sumber bahan mentahnya
(tambang, tanah dsb). Ini adalah analisa hakekat perekonomian kekuasaan
trust dan ekspansinya. Ini adalah hakekat jurus ekspansi: memborong
perusahaan, pabrik dan sumber bahan mentah.>>

(Diterjemahkan dari: W.I.Lenin: Werke, Band 23. Dietz Verlag, Berlin
1968, halaman 34–38)

Dengan membaca uraian ini orang menjadi maklum mengapa di Indonesia
berkeliaran banyak sekali kaum komprador yang giat sekali cari-cari
investor dengan menawar-nawarkan kekayaan alam dan tenaga kerja
sangat-sangat murah.



Nesare: ide lenin ini mau bung pake’ buat mengatasi hutang Indonesia? Caranya 
gimana tulisan lenin ini bisa bung jabarkan? Mari kita simak Bersama dan 
diskusikan Bersama.

Yg saya lihat bukan ini tujuan bung: bantu Indonesia utk bayar hutang. bung 
hanya mengkritik dan mentertawakan saja. salah tidak saya kalau mengatakan bung 
juga termasuk bashing Jokowi?

Keinginan bung itu kan hanya dari sudut pandang politik ekonominya. Ini jelas 
penting. Saya mengerti. Yang saya yakin bung tidak mengerti adalah: 
realitasnya. Realitas bahwa Indonesia sudah punya hutang dan segitu banyak 
problem. Gimana bung bisa bantuk kasih ide?

Jangan disuruh NKRI jadi negara komunislah. Ini terlalu jauh. Jadi negara 
sosialis saja sudah setengah mati dengan fakta dilapangan bahwa 3 kekuatan di 
Indonesia itu adalah: NAS, A dan KOM. Kalau bung maunya KOM nya yg berdiri, 
bung akan berhadapan dengan NAS dan A nya. Ngomong2 bung ngerti tidak hal ini?

Focus saya bagaimana Indonesia bisa keluar dari hutang ini. menurut pendapat 
saja, Jokowi sudah benar. Harus pinjam duit lagi. Gunakan hutang itu sebagai 
leverage utk menghasilkan sesuatu. Ini produkfitas yang harus dimonitor. Saya 
menaruh harapan besar dengan Jokowi krn sebelum2nya belum ada presiden 
Indonesia yang punya niat baik ini. begitu juga saya menaruh harapan kepada 
Ahok dalam menjalankan clean government buat Indonesia. Tantangan selalu ada. 
Ini yg saya lihat. Walaupun saya tidak setuju dengan hukuman mati seperti yg 
pernah didiskusikan tempo hari. Saya harus dan terpaksa utk mengorbankan 
pendapat anti hukuman mati ini demi melihat bangsa Indonesia dapat lebih 
menapak lebih cepat dalam mewujudkan sila kesejahteraan dalam Pancasila. Gitu 
saja dulu.

Nesare

 



From: GELORA45@yahoogroups.com <mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
[mailto:GELORA45@yahoogroups.com] 
Sent: Thursday, June 15, 2017 11:53 AM To: GELORA45@yahoogroups.com 
<mailto:GELORA45@yahoogroups.com>  
Subject: Re: [GELORA45] Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara
5 Tahun SBY    

--- ajegilelu@... wrote :
Rapopo, yang penting para pendukung bisa bangga dengan hiburan
berita-berita sampah kayak gini.

> http://nasional.kompas.com/read/2017/06/15/18324311/jokowi.batalkan.puasa.di.dalam.mobil
> 
> --- jonathangoeij@... wrote:  Omong kosong! lha wong utk bunganya
> saja bikin utang baru. Kapan RI tak Perlu Terbitkan Utang untuk Bayar
> Bunga Utang? 

--- ajegilelu@... wrote :Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> Seberapa pun besar utang + bunga ya rapopo selama semua
> itudiselesaikan sebelum jabatan 5 tahun berakhir. Belajarlah
> disiplinuntuk menyelesaikan apa yang dimulai.
> Jangan gagah perkasa makan nangka getahnya buat orang lain.
> 

> Thu, 15 Jun 2017 00:31:23 +0200--- lusi_d@... wrote:  
Kan investor menetapkan angka bunga pinjaman memang sudah dirancang
supaya si peminjam "mampu" utang lebih besar dengan jalan utang lagi.
Jokowi ngerti banget urusan ini. Kalau ada yang menyangsikan
kemampuannya tanya saja ke Sri Mul itu. Rapopo. Itu kan urusan para
pemuda perkasa masa kini dan si jabang-jabang bayi di kemudian hari.

> > Am Wed, 14 Jun 2017 18:30:46 +0000 (UTC)
> > schrieb Jonathan Goeij: 
> 
> > Melihat grafik dibawah, 2,5 th utang Jokowi setara 5 th utang SBY,
> > apakah artinya 5 th utang Jokowi akan setara dgn utang keseluruhan
> > presiden2 sebelumnya?--- ...Rabu 14 Jun 2017, 11:59 WIB
> > Utang Pemerintah Dalam 2,5 Tahun Jokowi Setara 5 Tahun SBY
> > 
> > Maikel Jefriando - detikFinance
> > 
> > Jakarta - Sampai dengan akhir April 2017, utang pemerintah Indonesia
> > sudah mencapai Rp 3.667,41 triliun. Nominal angka yang tidak
> > sedikit.
> > Utang sebenarnya bukan barang baru, artinya tidak hanya terjadi pada
> > masa pemerintahan Joko Widodo (Jokowi). Utang sudah ada sejak masa
> > pemerintahan sebelum-sebelumnya, meski tak banyak orang yang
> > menyadari. 
> > Demikian dikutip detikFinance, Rabu (14/7/2017) berdasarkan data
> > dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
> > Bagaimana perbandingan tambahan utang era Jokowi dengan pemerintahan
> > Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? 
> Dalam kurang lebih 2,5 tahun pemerintahan Jokowi, jumlah utang 
> > pemerintah Indonesia bertambah Rp 1.062 triliun. Rinciannya yaitu
> > pada 2015 bertambah Rp 556,3 triliun dan 2016 bertambah Rp 320,3
> > triliun, lalu pada 2017 dimungkinkan utang bertambah Rp 379,5
> > triliun menjadi Rp 3.864,9 triliun.
> > Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang aman, yaitu
> > pada kisaran 27-28%.
> > Tambahan utang pada 2015 memang sangat besar. Penyebabnya adalah
> > target pajak yang dipasang terlalu tinggi dibandingkan 2014,
> > sementara satu sisi ekonomi melambat. Belanja yang sudah dikucurkan
> > sangat besar harus ditutup dengan penerbitan utang.
> > Pada periode 2016, hal yang sama hampir saja terulang. Untung saja
> > pada pertengahan tahun, pemerintah memangkas belanja pemerintah
> > pusat dan transfer ke daerah. Sehingga utang tidak bertambah
> > terlalu banyak.
> > 
> > | Baca juga: 2,5 Tahun Jokowi Utang Pemerintah RI Tambah Rp 1.062 T,
> > Kenapa? |
> > Sementara itu, pemerintahan SBY juga melakukan penarikan utang
> > sepanjang 10 tahun lamanya. Walapun tambahan setiap tahunnya tidak
> > terlalu besar.
> > Bila melihat data lima tahun terakhir pemerintahan SBY, yaitu 2010
> > hingga 2014, maka tambahan utangnya hampir sama dengan yang sudah
> > ditarik oleh pemerintahan sekarang.
> > Totalnya adalah 1.019 triliun. Rinciannya adalah pada 2010 sebesar
> > Rp 91 triliun, pada 2011 sebesar Rp 127,29, pada 2012 sebesar Rp
> > 169,7 triliun, pada 2013 tambah Rp 379,8 T dan 2014 tambah lagi
> > sebesar Rp 233,3 triliun.
> > Rasio utang terhadap PDB masih bergerak pada level yang lebih
> > rendah, yaitu pada kisaran 22-24%.
> > Kondisi fiskal pada pemerintahan SBY dibebani oleh subsidi Bahan
> > Bakar Minyak (BBM) dan listrik. Ketika pemerintah menahan harga agar
> > tidak naik, maka risikonya adalah subsidi BBM membengkak. Kondisi
> > tersebut harus ditutupi oleh penarikan utang. 



Kirim email ke