Langit agak mendung di balik jendelaku siang ini. Sejak pagi pandanganku 
terhalang oleh turunnya hujan. Belakangan ini cuaca memang tidak tertebak. 
Pikirku bahwa musim hujan sudah berlalu. Buktinya, sudah hampir sebulan hawa 
panas oleh matahari terik lebih mendominasi. Tapi kenyataannya cuaca memang 
tidak terpola lagi. Sudah beberapa hari ini hujan bisa turun tiba-tiba, seakan 
kompak, panas juga bisa datang tiba-tiba.
 
Seperti saat aku memandang ke luar jendelaku saat ini. Hujan baru saja berhenti.
 
Rupanya yang tampak di pemandanganku adalah seorang gadis belia berumur sekitar 
11. Namanya Puji. Rambutnya panjang sebahu terurai tidak keruan. Pakaiannya 
baju terusan yang lazim dipakai anak seusianya dengan motif – tidak jelas 
bagiku – seperti batik.
 
Aku bisa melihat Puji sering lalu lalang di sekitar jendelaku. Itu rutin. Ciri 
khasnya Puji, dia selalu menggendong karung lusuh.
 
Karung itu memang ada tujuannya. Puji adalah gadis kecil pemulung. Karung itu 
senjatanya. Di situ dia menampung hasil pungutannya. Kelihatannya dia spesialis 
pemulung gelas bekas air kemasan.
 
Hari ini Puji kelihatan gembira. Karungnya gemuk. Rupanya 4 hari belakangan 
yang merupakan libur berurutan adalah hari bonus bagi Puji. 
 
Asal anda tahu, daerah operasi Puji adalah kawasan wisata pantai. Rupanya 
kecil-kecil begitu ia punya insting marketing yang cukup mumpuni. Kawasan 
wisata pantai dipilihnya karena di sini sudah jelas rame pengunjung pada akhir 
pekan atau hari-hari libur, dan bisa dipastikan mereka pasti banyak minum air 
apalagi kalau cuaca panas terik. Nah, untuk alasan kepraktisan, orang memang 
lebih banyak membawa air minum kemasan. Itu dia landasan berpikir Puji.
 
-----
 
Suatu hari Puji aku sapa ketika lewat di sekitar jendelaku. 
 
“Ji, dapat banyak hari ini?”
 
“Wah, dapat banyak, Om! Soalnya lagi ada acara konser”, jawabnya bersemangat.
 
 
“Kalo gitu, kamu banyak uang, dong” gangguku.
 
“Syukur, Om. Hari ini bisa masuk lima belas ribu. Tapi ini juga langsung abis 
tiga belas ribu.” Jawabnya. Kelihatan dia sedikit kecewa tapi masih tetap 
semangat.
 
“Lho, kok bisa begitu?”
 
“Bayar utang obat, Om! Seminggu lalu adek kena demam, Puji disuruh ummi ngutang 
obat ke warung dekat rumah. Waktu itu ummi lagi nggak punya, soalnya ummi juga 
sakit nggak bisa nyuci ke rumah-rumah, trus dari abi belum ada kiriman uang 
dari Polewali. Kata abi, nyari kertas bekas sekarang agak susah soalnya masih 
sering turun hujan.”
 
Mungkin Puji sudah kebal hal-hal begitu. Mungkin itu makanan hariannya. Mungkin 
Puji kecil usia 11 kuat sekali. Tapi terus terang, aku tidak sekuat itu 
mendengar ceritanya…
 
Dalam hati aku kaget, kagum, terlebih lagi, gelisah! Masak Puji yang sekecil 
itu sudah harus nanggung utang. Utang untuk beli obat lagi.
 
…………..
…………..
…………..
 
“Ji, kamu sedih, dong? Duitnya tinggal dua ribu, kan?”
 
“Lho, kok sedih, Om? Puji kan masih dapat sisa dua ribu itu….Berarti, seperti 
diajarkan abi, Puji masih dikasih Allah rejeki. Kata abi, rejeki itu harus 
disyukuri biar kecil-kecil. Puji masih bagusan, Om. Kata abi, dulu waktu abi 
kecil sering-sering tidak makan. Puji masih beruntung, setiap hari masih bisa 
makan. Kalau ummi ada yang ngasih beras agak banyak, kadang Puji masih bisa 
nambah lagi setengah piring. Wah, pokoknya kalau bisa nambah itu, Puji rasanya 
syukur sekali kepada Allah, Om”
 
-----
 
Aku bingung. Di hari langit agak mendung begini, biasanya yang bikin kaget 
adalah suara petir. Tapi aku terbuka seperti telajang, kata-kata Puji bikin 
kaget lebih dahsyat daripada petir. Kata-kata Puji ini jelas sekali berkelas. 
Walaupun aku tahu, Puji bahkan tidak pernah terpikir bagaimana rasanya 
‘berkelas sekolah’ itu.
 
Pemandangan di balik jendelaku ini hanya seorang gadis kecil usia 11. Tapi, 
entah ini nyata atau ilusi, gadis kecil usia 11, Puji, seperti guru besar yang 
mengajarkan aku hal yang besar juga.
 
Belum pernah aku bersumpah, tapi kali ini, aku bersumpah, pengalamanku menyapa 
Puji dari balik jendelaku hari ini, adalah pengalaman terindah! Itu saja.

This is new from Dari Balik Jendela. Another blog by ir1uno. Find out more.

 
Cara termurah hubungi saya, gunakan skype. Skype ID: ir1uno
Dengan Skype anda bisa menelepon gratis via Internet. Skype – Seluruh dunia 
berbicara dengan gratis  
Bagi pebisnis, silahkan kunjungi:www.unointernasional.com. Baca artikel lengkap 
saya:www.irwan-uno.blogspot.com


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ

Kirim email ke