Salam kenal buat anda..
Maaf mengganggu diskusinya dengan Om Icky. Kalau boleh mungkin Ibu Sofia bisa 
cerita bagaimana bisa sampai di Austria dan sudah berapa lama? Pengalaman2 Ibu 
Sofia di negeri orang mungkin bisa dijadikan pelajaran buat generasi muda 
Gorontalo untuk mau belajar dan berusaha membuka wawasannya sehingga bisa 
memberikan kontribusi buat pembangunan daerah kita. Ok, kami tunggu ceritanya.. 
thx before..
 
Salam, 
Iqbal Makmur,
Warga Kabila, Bonbol

--- On Thu, 2/19/09, sofiakarim_99 <sofiakarim...@yahoo.com> wrote:

From: sofiakarim_99 <sofiakarim...@yahoo.com>
Subject: Re: [GM2020] Butuh Tanggapan
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Date: Thursday, February 19, 2009, 7:35 PM






asw.

sebelumnya maaf karena saya baru merespon, karena saya tidak mau gegabah
menanggapi email anda. Yang pertama perlu saya konfirmasi Bung Taufik,
"Ayu" sama sekali tidak tahu menahu bahwa ternyata "Rizal" pernah
[statusnya adalah duda] berumah tangga. Selama hampir satu tahun dekat
dan berpacaran, Rizal sama sekali tidak pernah bicara jujur, bahkan
menyembunyikan keberadaan anak-anaknya. Selama itu pula, ia hanya
mengaku single dan belum pernah menikah. Sayangnya, Ayu kadung hamil dan
Rizal justru mangkir dari tanggung jawab. Saya toh bisa saja salahkan
100% Ayu yang [katakanlah] mengganggu biduk rumah tangga orang lain,
namun pada kenyataannya tidak begitu Bung. Teman-teman Ayu di Jakarta
tidak sedikit yang dikenalkan pada Rizal, dan kesan mereka baik. Rizal
sendiri sangat "pintar" menjaga sikap dan menutupi sisi lain
kehidupannya.

Kedua, saya tahu Ayu inside both outside. Bahkan sudah beberapa kali
pula saya bertemu dengan orang tuanya untuk turut menguatkan. Jadi
sangat bisa saya jamin, tidak ada yang ditutupi oleh Ayu dari saya.
Selama lebih dari 2 bulan ini ia dan keluarga sungsang-sumbel mencari
keberadaan Rizal dan saya tahu persis tahu itu Bung, bukan untuk apa-apa
selain mencari keadilan dan kebenaran. Selain itu bung, untuk menilai
Rizal saya sempat melakukan manual-search di situs pertemanan, dan di
sana ada sosok dia. Dengan updating activities seperti menambah teman,
mengirim wall-to-wall ke beberapa teman itu mengindikasikan bahwa [maaf]
Rizal memang laki-laki yang sangat bejad [maaf jika kata ini terlalu
kasar], karena ia sedemikian bisa berhaha-hihi, "menikmati" hari tanpa
ada beban pikiran apapun, sedangkan nun jauh di sana, ada seorang
perempuan muda yang baru mengecap dunia yang telah dia "habisi" seperti
itu.

Ketiga, saya yakin kisah seperti ini sudah pasti memancing subjektifitas
seseorang. Karena dalam kamus hidup saya objektifitas itu kan sekedar
subjektifitas yang disepakati. Namun jika hal itu menyangkut "deal-deal
tersembunyi" seperti yang Bung Taufik sampaikan antara si pihak
perempuan-laki- laki sama sekali tidak ada, yang ada adalah si laki-laki
mangkir dari tanggung jawab bahkan bisa jadi "mengkreasikan" cerita
fitnah bagi perempuan. Mengapa? Update terakhir yang saya ketahui dan
saya kroscek dari pihak Ayah si perempuan. Minggu lalu [15 Feb] mereka
mendatangi kediaman salah satu kerabat Rizal, yang notabene adalah tante
kandung dari si Rizal ini. Yang ternyata masih tinggal satu kecamatan
dengan Ayu. Betapa dunia ini terlampau sempit. Awalnya memang tidak
mudah mencari alamat pihak kerabat ini, namun Allah toh tidak berdiam
diri, segala kemudahan didatangkanNya. Hal yang paling menyakitkan
adalah ketika pihak kerabat Rizal ini demikian memojokkan Ayu dan bahkan
[seolah-olah] menuduh Ayu menjebak Rizal. Catatan yang paling penting
dan patut digarisbawahi adalah: Rizal has nothing, pekerjaan tetap pun
tidak ada. Kalau sih dia ini pangeran Cendana, atau pejabat atau
pengusaha [minimal pengusaha voucher HP deh, tapi pada kenyataannya dia
bukan siapa-siapa] . Ia justru dipecat dari kantor tempat ia bekerja oleh
paman-nya sendiri, praktis setelah paman-nya yang notabene adalah Caleg
DPR di Gorontalo ini mendengar kabar ini. Kontradiksi dari keterangan
yang ayah Ayu peroleh dari paman si Rizal dengan Tante-nya yang demikian
justru mengindikasikan bagaimana kualitas hidup seseorang. Jika satu
pihak mengatakan baik, karena kualitas hidupnya memang baik, pastilah
baik.. tidak perlu ada kontradiksi yang justru menurut saya jadi sangat
memalukan.

Alih-alih tantenya ini bisa bersikap lebih bijak dan tidak reaktif dan
bisa melihat serta mendengarkan dengan seksama serta memilah respon yang
baik, namun sayangnya ia kemakan omongannya sendiri. Apalagi setelah ia
seolah-olah "menantang" pihak Ayu untuk membawa ini ke jalur hukum. Aneh
sekali. mengapa?? Pertama, ketika di awal-awal ia sedemikian "membela"
Rizal dan memojokkan Ayu [catatan: yang baru berusia 22 tahun, dan 12
tahun jauh lebih muda dari Rizal, belum berpengalaman, baru mengecap
dunia kemarin sore istilahnya] menjebak Rizal, bahkan ia pun berujar
hal-hal lain yang justru tidak elegan dan menginjak-menginjak hakikat
dan martabat manusia seperti itu, pada epilog pembicaraan justru ia
"menyodorkan" keponakannya itu untuk dibawa ke jalur hukum. How
come..??!

Dari hasil pembicaraan itu sangat jelas terlihat bagaimana entitas
sebuah keluarga dan cara kekeluargaan dalam sebuah keluarga besar itu
dipraktekkan. Pihak Ayu dan keluarga haqul yaqin bahwa mereka sedang
tidak berhadapan dengan orang-orang yang tidak tahu hukum. Mereka
pastinya adalah "orang-orang besar" =x yang sangat pintar dan tahu
bagaimana menghadapi dan bertanggungjawab atas persoalan seperti ini.

Salam,

Sofia

--- In gorontalomaju2020@ yahoogroups. com, Taufik Polapa <icky...@... >
wrote:
>
> Dear Mba Sofia Karim yb,
>
> Saya cukup tertarik dengan tulisan Mba Sofi Buka Mata,hati dan
telinga. dimana cerita tersebut merupakan realitas yang terjadi saat ini
baik itu di kalangan menengah ke bawah maupun para kalangan Jet Set dan
birokrat setempat. tdk mengenal suku dan Agama hal itu tetap saja akan
terjadi selama ada kesempatan dan kemauan.
>
> Dari sharing cerita Mba sofie tersebut yang di salahkan adalah
dua-duanya, kenapa ? karena yang cewek sudah tahu cowoknya dah ber RT
masih tetap mau menjalani Hubungan yang penuh dengan resiko, dari Pihak
cowok. harsnya jika sudah berbuat berani bertanggung jawab. dalam hal
ini butuh sikap yang berjiwa besar utk bs menghadapi bersama masalah
tersebut. di mana ke 2 pihak harus bs berbesar hati menghadapi segala
resiko yang akan di hadapi. kecuali ada Deal2 tersembunyi yang tentu
saja mba sofie tdk tahu dan bisa jadi tdk semua rahasia cewek tersebut
akan di cerita secara detail ke mba sofie. jadi mungkin kita hanya bs
melihat dari luar saja dan solusi apapun yang kita berikan kepada
pasangan tersebut tetap tergantung kepada mereka.
>
> moga bermanfaat.
>
> wassalam
>
> tp
>
>
>
>
> --- On Mon, 2/16/09, sofiakarim_99 sofiakarim_99@ ... wrote:
> From: sofiakarim_99 sofiakarim_99@ ...
> Subject: [GM2020] Butuh Tanggapan
> To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
> Date: Monday, February 16, 2009, 12:20 AM
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>
> Asw.
> Boleh saya mohon tanggapan kawan-kawan dari postingan saya tertanggal
15 Feb. kemarin? Berjudul Buka Mata, Hati, Telinga.
>
> untuk Bung Taufik (menanggapi yang BISA-BISA itu) kalau sudah
terlanjur wara-wiri, harus BISA bertanggungjawab atau BISA kabur..??
hehehe.. *bahaya itu . Sekarang manusia ini macam kucing, tempel
sana-sini, tapi kabur... bur..bur... parahnya lagi Bung, mereka ndak
hanya "cuci tangan" tapi juga "cuci muka", sampe "cuci otak". Cuci otak
dia punya keluarga biar melindungi dia agar bisa kabur..bur.. bur..
Masya Allah. . miris sekali kita bayangkan itu. Bisa jadi hanya
kelakar-kelakar belaka, tapi mari sejenak kita bayangkan kalau itu
menimpa saudara, adik/kaka perempuan kita, sampai anak perempuan kita.
Masya Allah..
>
> Sofia mohon tanggapannya. Silahkan dibaca dulu sejenak postingannya.
>
> Salam,
>
>
> Sofia
>

















      

Kirim email ke