BAIK UTK DISIMAK ORANG2  MUDA DI  GORONTALO.Wass.OH
 
-----Original Message-----
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of Ridwan Nyak
Baik
Sent: Tuesday, April 15, 2008 2:41 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"
 
Pada masa perlawanan mahasiswa era 70-an dari Bandung berkumandang
jargon: "Jangan terpesona ke Jakarta di mana pertandingan dilangsungkan,
tapi lihatlah ke Bandung tempat para pemain disiapkan." 
Jargon tersebut relevan dalam perspektif kekinian untuk menghadapi 2009,
dengan format: "Hai para pemain 2009 jangan terlena dengan tebar senyum
dan pencitraan, tapi evaluasi Pilkada Jabar medium rakyat yang telah
habis sabar dan bosan terhadap polah kebohongan para partisan."
Tabik;
RNB

-----Original Message-----
From: Forum-Pembaca- <mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>
[EMAIL PROTECTED] [mailto:Forum-Pembaca-
<mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com> [EMAIL PROTECTED]
On Behalf Of Kusmayanto Kadiman
Sent: Tuesday, April 15, 2008 11:43 AM
To: Forum-Pembaca- <mailto:Forum-Pembaca-Kompas%40yahoogroups.com>
[EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [Forum Pembaca KOMPAS] "It's the Voters, Stupid!"

Terima kasih Pak BS,

Wah ... mirip dengan Brand Barrack Obama ya... New, Different &
Attractive !

Pelajaran berharga untuk Pemilu 2009 !

jabat erat,
KK

On Tue, 2008-04-15 at 04:40 +0000, Agus Hamonangan wrote:
> Oleh Budiarto Shambazy
> 
> http://www.kompas.
<http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249
&channel=2&mn=154&idx=154>
com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249&channel=2&mn=154&i
dx=154 <http://www.kompas.
<http://www.kompas.com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249
&channel=2&mn=154&idx=154>
com/kompascetak/read.php?cnt=.xml.2008.04.15.01000249&channel=2&mn=154&i
dx=154> 
> 
> Kemenangan cagub/cawagub Jawa Barat, Ahmad Heryawan-Dede Yusuf
> (PKS-PAN), menjadi sign post yang yang menunjukkan demografi politik
> sedang berubah. Perilaku pemilih di Jabar bisa terulang kembali tahun
> 2009.
> 
> Secara historis Jabar sering lebih berperanan ketimbang Ibu Kota,
> Jakarta. Itu sebabnya, dalam mural sejarah bangsa ini posisi politik
> Jabar termasuk unik.
> 
> Bung Karno dan PNI memulai karier politik di Bandung. Kota Kembang
> salah satu pusat studie club�"selain Batavia dan
Surabaya�"yang
> merupakan basis perjuangan generasi muda di awal abad ke-20.
> 
> Rengasdengklok di Jabar adalah kota kecil yang jadi tempat
> persembunyian para penculik yang menyandera Bung Karno-Bung Hatta
> sehari sebelum Proklamasi. Lalu, siapa yang tak kenal Muhammad Toha,
> pahlawan peristiwa ââ'¬ÂBandung Lautan Apiââ'¬Â 24 Maret 1946?
> 
> Perundingan pertama RI-Belanda berlangsung di Linggarjati, juga kota
> kecil di Jabar, November 1946. Historia Jabar disebut oleh puisi
> Chairil Anwar, Antara Karawang-Bekasi, yang antara lain berbunyi,
> ââ'¬ÂKami yang kini terbaring antara Karawang-Bekasi, tidak bisa
teriak
> ââ'¬â"¢Merdekaââ'¬â"¢ dan angkat senjata lagiââ'¬Â.
> 
> Keberagaman politik Jabar tampak dari kepemimpinan di Kodam Siliwangi.
> Di kodam strategis ini orang Batak (AH Nasution), orang Jawa (HR
> Dharsono), atau orang Manado (AE Kawilarang) yang diterima sebagai
> panglima.
> 
> Jabar tak mengenal kutub politik kanan atau kiri karena tanah yang
> subur itu sejak dulu mengenal moderasi. Kadang kala Jabar mengoreksi
> Jakarta, tetapi tanpa pembangkangan.
> 
> Sekali lagi, hasil pilgub Jabar merupakan petunjuk penting untuk
> mereka-reka perilaku pemilih pada pemilu/pilpres tahun depan. Ada
> empat makna yang patut ditelaah.
> 
> Makna pertama, kemenangan ââ'¬ÂHadeââ'¬Â (Heryawan-Dede) merupakan
> kehendak
> mayoritas yang menolak incumbent (pemangku jabatan) yang dianggap
> kurang berhasil. Ini fakta yang membuktikan pemilih makin hari makin
> rasional.
> 
> Siapa yang menyangka mereka berprinsip ââ'¬Âkecil itu indahââ'¬Â?
Dua
> partai
> ââ'¬Âkecilââ'¬Â, PKS dan PAN, ternyata dianggap lebih baik
daripada â
> â'¬Âkartel
> partaiââ'¬Â yang dipimpin dua partai raksasa, Golkar dan PDI-P.
> 
> Belajar dari pilgub di DKI tempo hari, PKS tentu menjadi daya tarik
> utama bagi para pemilih. Mungkin saja salah satu kiatnya karena
> kepemimpinan PKS yang bersifat kolegial demi menghindari kultus
> individual.
> 
> Tak mustahil sukses PKS itu didukung pula oleh sikap yang membuka diri
> bagi warga non-Muslim. Seperti pernah diutarakan di rubrik ini, teman
> saya dari etnis China yang bukan Islam kini dibujuk untuk menjadi
> caleg PKS.
> 
> Makna kedua, pemilih rupanya kurang peduli lagi dengan figur, ikon,
> atau tokoh dengan berbagai predikat politik dan kultural yang
> terkenal. Ingat, Heryawan bukanlah ââ'¬Âpesohor politisiââ'¬Â dan
Dede
> lebih
> top sebagai pesohor daripada politisi.
> 
> Lagi pula Heryawan dan Dede masih berstatus anggota parlemen yang
> bukan bertugas di Jabar. Heryawan adalah anggota DPRD DKI dan Dede
> anggota DPR.
> 
> Artinya, mereka mungkin saja berprinsip nothing to lose ketika
> memutuskan ikut pilgub Jabar. Toh, andaikan gagal terpilih, mereka,
> ibaratnya, ââ'¬ÂTetap jatuh di kasur empukââ'¬Â.
> 
> Berbeda kontras dengan cagub Danny Setiawan (Golkar-Demokrat) dan
> cawagub Nuââ'¬â"¢man Hakim (PDI-P, PPP, PKB, PDS, dan PKPB) yang
berstatus
> incumbent. Danny adalah Gubernur Jabar, sedangkan Nuââ'¬â"¢man wakil
> gubernurnya.
> 
> Dan, cagub Agum Gumelar (PDI-P, PKB, PDS, PPP, PBB, PKPB) adalah tokoh
> berpengalaman yang beberapa tahun terakhir coba mencalonkan diri jadi
> gubernur DKI, Ketua KONI Pusat, bahkan wapres. Jangan lupa, ia pun
> bolak-balik pernah menjadi menteri.
> 
> Nah, pemilih memilih duet ââ'¬Âdua sipilââ'¬Â ketimbang duet â
> â'¬Âsipil-militerââ'¬Â.
> Padahal, Agum jenderal purnawirawan yang cukup berakar di Jabar dan
> cawagub Iwan Sulandjana (Golkar/Partai Demokrat) bahkan pernah menjadi
> Panglima Kodam dan Kepala Staf Kodam Siliwangi.
> 
> Makna ketiga, Hade dipilih mayoritas rakyat karena berusia muda, yakni
> sama-sama 41 tahun. Agum dan Danny sama- sama berusia 62 tahun, Iwan
> 57 tahun, dan Nuââ'¬â"¢man 55 tahun.
> 
> Anda bisa membayangkan sebuah provinsi besar di republik ini dipimpin
> oleh dua anak muda. Ini merupakan prestasi fenomenal yang baru terjadi
> setidaknya sejak era Orde Baru!
> 
> Makna keempat, lebih dari 35 persen pemilih apatis karena tak
> menggunakan hak pilihnya karena golput. Gejala ini sebenarnya telah
> terlihat dari hasil akhir pilgub DKI yang juga mencatat jumlah golput
> lebih dari sepertiga total pemilih.
> 
> Rakyat memilih golput untuk ââ'¬Âmenghukumââ'¬Â partai dan
politisi.
> Masalahnya, apakah partai dan politisi siap membayar hukuman itu
> dengan menetapkan program-program sosial untuk menarik minat rakyat
> menggunakan suaranya kembali?
> 
> Jadi, empat makna yang hasil pilgub Jabar: rakyat menolak incumbent
> yang dianggap gagal dan tak peduli dengan ketokohan. Rakyat lebih suka
> yang muda dan memilih golput karena kecewa. So, whatââ'¬â"¢s next?
> 
> Jabar merupakan lumbung suara yang amat bisa menentukan hasil akhir
> setiap pemilu. Gengsi politik Jabar tak kalah tinggi dibandingkan
> dengan Jateng atau Jatim yang sebentar lagi juga melangsungkan pilgub.
> 
> Pelajaran terpenting adalah ingatlah semboyan yang kini ngetop di AS,
> ââ'¬ÂItââ'¬â"¢s the voters, stupid!ââ'¬Â
> 
> 
> 
> 
> 


[Non-text portions of this message have been removed]
 

Kirim email ke