ISTERI KERJA KERAS,SUAMI SENANG MENGANGGUR Hi hi hi ....kalau saya ,ceritanya sedikit lain dari cerita Andy Noya dibawah ini. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan mudah, gaji cukup, pekerjaan memberi gengsi bisa berkomunikasi dengan CEO-CEO perusahaan2 energi raksasa,terbang melayang ke ibukota2 negara2 adidaya, eh, kok minta pensiun muda lalu bermalas-malasan main2 a.l.di GM2020, motret sana motret sini. Tanya, kok kenapa? Sebaaab....sebab.... hi hi hi ...sy punya naluri tajam,dulu telah memilih istri yang bisa kerja keras cari duit dan mau ngasi duit sama sy!
Sebagai imbalan, cukup sy mau disuruh beli sayur,cabe dan ikan dipasar,mau jadi supirnya, mau disuruh-suruh angkat tas kalau mau ngantor,....aduuuh senangnya nggak usah makai otak dan dengan demikian terhindar dari stres. Alhamdullilah,sy sangat berterima kasih kepada Allah SWT dan kedua ortu yg membawa sy kedunia dan diberi kebahagiaan sebagai seorang penikmat dan penganggur. Salam&sori,OH -----Original Message----- From: BHR-SS [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, September 02, 2008 11:40 PM To: undisclosed-recipients: Subject: Fwd: MENGAPA ANDI F. NOYA [KICK ANDY] KELUAR DARI METRO TV? (CATATAN REFLEKSI) >> LENTERA JIWA >> source: <http://www.kickandy.com/> >> >> Banyak yang bertanya mengapa saya mengundurkan diri sebagai >> pemimpin >> redaksi Metro TV. Memang sulit bagi saya untuk meyakinkan setiap >> orang yang >> bertanya bahwa saya keluar bukan karena pecah kongsi dengan >> Surya Paloh, >> bukan karena sedang marah atau bukan dalam situasi yang tidak >> menyenangkan. >> Mungkin terasa aneh pada posisi yang tinggi, dengan power yang >> luar biasa >> sebagai pimpinan sebuah stasiun televisi berita, tiba- >> tiba saya >> mengundurkan diri. >> >> Dalam perjalanan hidup dan karir, dua kali saya mengambil >> keputusan sulit. >> Pertama, ketika saya tamat STM. Saya tidak mengambil peluang >> beasiswa ke >> IKIP Padang. Saya lebih memilih untuk melanjutkan ke >> Sekolah Tinggi >> Publisistik di Jakarta walau harus menanggung sendiri beban uang >> kuliah. >> Kedua, ya itu tadi, ketika saya memutuskan untuk mengundurkan >> diri dari >> Metro TV. >> >> Dalam satu seminar, Rhenald Khasali, penulis buku Change yang saya >> kagumi, >> sembari bergurau di depan ratusan hadirin mencoba menganalisa >> mengapa saya >> keluar dari Metro TV. Andy ibarat ikan di dalam kolam. >> Ikannya terus >> membesar sehingga kolamnya menjadi kekecilan. Ikan tersebut >> terpaksa harus >> mencari kolam yang lebih besar. >> >> Saya tidak tahu apakah pandangan Rhenald benar. Tapi, jujur >> saja, sejak >> lama saya memang sudah ingin mengundurkan diri dari Metro TV. >> Persisnya >> ketika saya membaca sebuah buku kecil berjudul Who Move My >> Cheese. Bagi >> Anda yang belum baca, buku ini bercerita tentang dua kurcaci. >> Mereka hidup >> dalam sebuah labirin yang sarat dengan keju. Kurcaci yang >> satu selalu >> berpikiran suatu hari kelak keju di tempat mereka tinggal >> akan habis. >> Karena itu, dia selalu menjaga stamina dan kesadarannya agar jika >> keju di >> situ habis, dia dalam kondisi siap mencari keju di tempat lain. >> Sebaliknya, >> kurcaci yang kedua, begitu yakin sampai kiamat pun persediaan >> keju tidak >> akan pernah habis. >> >> Singkat cerita, suatu hari keju habis. Kurcaci pertama mengajak >> sahabatnya >> untuk meninggalkan tempat itu guna mencari keju di tempat >> lain. Sang >> sahabat menolak. Dia yakin keju itu hanya dipindahkan oleh >> seseorang dan >> nanti suatu hari pasti akan dikembalikan. Karena itu tidak perlu >> mencari >> keju di tempat lain. Dia sudah merasa nyaman. Maka dia memutuskan >> menunggu >> terus di tempat itu sampai suatu hari keju yang hilang akan >> kembali. Apa >> yang terjadi, kurcaci itu menunggu dan menunggu sampai >> kemudian mati >> kelaparan. Sedangkan kurcaci yang selalu siap >> tadi >> sudah menemukan labirin lain yang penuh keju. Bahkan jauh >> lebih banyak >> dibandingkan di tempat lama. >> >> Pesan moral buku sederhana itu jelas: jangan sekali-kali kita >> merasa nyaman >> di suatu tempat sehingga lupa mengembangkan diri guna menghadapi >> perubahan >> dan tantangan yang lebih besar. Mereka yang tidak mau berubah, >> dan merasa >> sudah nyaman di suatu posisi, biasanya akan mati digilas waktu. >> >> Setelah membaca buku itu, entah mengapa ada dorongan luar >> biasa yang >> menghentak-hentak di dalam dada. Ada gairah yang luar biasa yang >> mendorong >> saya untuk keluar dari Metro TV. Keluar dari labirin yang >> selama ini >> membuat saya sangat nyaman karena setiap hari keju itu sudah >> tersedia di >> depan mata. Saya juga ingin mengikuti lentera jiwa saya. >> Memilih arah >> sesuai panggilan hati. Saya ingin berdiri sendiri. >> >> Maka ketika mendengar sebuah lagu berjudul Lentera Hati yang >> dinyanyikan >> Nugie, hati saya melonjak-lonjak. Selain syair dan pesan >> yang ingin >> disampaikan Nugie dalam lagunya itu sesuai dengan kata hati >> saya, sudah >> sejak lama saya ingin membagi kerisauan saya kepada banyak >> orang. Dalam >> perjalanan hidup saya, banyak saya jumpai orang-orang yang >> merasa tidak >> bahagia dengan pekerjaan mereka. Bahkan seorang kenalan saya, >> yang sudah >> menduduki posisi puncak di suatu perusahaan asuransi asing, >> mengaku tidak >> bahagia dengan pekerjaannya. Uang dan jabatan ternyata tidak >> membuatnya >> bahagia. Dia merasa lentera jiwanya ada di ajang pertunjukkan >> musik. Tetapi >> dia takut untuk melompat. Takut untuk memulai dari bawah. Dia >> merasa tidak >> siap jika kehidupan ekonominya yang sudah mapan berantakan. >> Maka dia >> menjalani sisa hidupnya dalam dilema itu. Dia tidak bahagia. >> >> Ketika diminta untuk menjadi pembicara di kampus-kampus, >> saya juga >> menemukan banyak mahasiswa yang tidak happy dengan jurusan >> yang mereka >> tekuni sekarang. Ada yang mengaku waktu itu belum tahu ingin >> menjadi apa, >> ada yang jujur bilang ikut-ikutan pacar (yang belakangan >> ternyata putus >> juga) atau ada yang karena solider pada teman. Tetapi yang >> paling banyak >> mengaku jurusan yang mereka tekuni sekarang -- dan membuat >> mereka tidak >> bahagia -- adalah karena mengikuti keinginan orangtua. >> >> Dalam episode Lentera Jiwa (tayang Jumat 29 dan Minggu 31 >> Agustus 2008), >> kita dapat melihat orang-orang yang berani mengambil keputusan >> besar dalam >> hidup mereka. Ada Bara Patirajawane, anak diplomat dan lulusan >> Hubungan >> Internasional, yang pada satu titik mengambil keputusan >> drastis untuk >> berbelok arah dan menekuni dunia masak memasak. Dia memilih >> menjadi koki. >> Pekerjaan yang sangat dia sukai dan menghantarkannya sebagai >> salah satu >> pemandu acara masak-memasak di televisi dan kini memiliki restoran >> sendiri. >> Saya sangat bahagia dengan apa yang >> saya >> kerjakan saat ini, ujarnya. Padahal, orangtuanya menghendaki Bara >> mengikuti >> jejak sang ayah sebagai dpilomat. >> >> Juga ada Wahyu Aditya yang sangat bahagia dengan pilihan >> hatinya untuk >> menggeluti bidang animasi. Bidang yang menghantarkannya mendapat >> beasiswa >> dari British Council. Kini Adit bahkan membuka sekolah animasi. >> Padahal, >> ayah dan ibunya lebih menghendaki anak tercinta mereka mengikuti >> jejak sang >> ayah sebagai dokter. Simak juga bagaimana Gde Prama memutuskan >> meninggalkan >> posisi puncak sebuah perusahaan jamu dan jabatan komisaris di >> beberapa >> perusahaan. Konsultan manajemen dan penulis buku ini memilih >> tinggal di >> Bali dan bekerja untuk dirinya sendiri sebagai public speaker. >> >> Pertanyaan yang paling hakiki adalah apa yang kita cari dalam >> kehidupan >> yang singkat ini? Semua orang ingin bahagia. Tetapi banyak yang >> tidak tahu >> bagaimana cara mencapainya. >> >> Karena itu, beruntunglah mereka yang saat ini bekerja di >> bidang yang >> dicintainya. Bidang yang membuat mereka begitu bersemangat, begitu >> gembira >> dalam menikmati hidup. Bagi saya, bekerja itu seperti rekreasi. >> Gembira >> terus. Nggak ada capeknya, ujar Yon Koeswoyo, salah satu >> personal Koes >> Plus, saat bertemu saya di kantor majalah Rolling Stone. Dalam >> usianya >> menjelang 68 tahun, Yon tampak penuh enerji. Dinamis. Tak heran >> jika malam >> itu, saat pementasan Earthfest2008, Yon mampu melantunkan >> sepuluh lagu >> tanpa henti. Sungguh luar biasa. Semua karena saya mencintai >> pekerjaan >> saya. Musik adalah dunia saya. Cinta saya. Hidup saya, katanya. >> >> Berbahagialah mereka yang menikmati pekerjaannya. Berbahagialah >> mereka yang >> sudah mencapai taraf bekerja adalah berekreasi. Sebab >> mereka sudah >> menemukan lentera jiwa mereka. >> >> >> --- End of Forwarded Message --- >> > >